Bermodal Hobi Masak, Mahasiswi ITB Ini Juarai Kompetisi Internasional
Rabu, 06 Oktober 2021 - 21:51 WIB
JAKARTA - Bermodal ide yang didapat selama pandemi, membuat Naffisa Adyan Fekranie mencoba keberuntungan mengikuti Asean Energy Youth Award 2021 (AEYA 2021) kategori poster. Pada ajang ini Nafissa meraih First Runner Up Kategori Poster/Infographic AEYA 2021.
Mahasiswi Oseanografi 2019 ini juga pernah menjadi Asean Youth Organization Ambassador 2021 sehingga semakin memantapkan niatnya untuk berajang di kompetisi tingkat ASEAN .
AEYA 2021 adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Asean Center Energy bekerja sama dengan Southeast Asian Ministers of Education Organisation (SEAMEO) serta didukung oleh Korean Ministry of Trade, Industry, and Energy and Korea Energy Agency.
AEYA pertama kali diadakan di tahun 2020 dan di tahun ini AEYA sudah menginjak tahun ke-2 penyelenggaraannya. Terdapat tiga kategori dalam perlombaan ini di antaranya essai, video, dan poster/infographic.
Pada 2021, AEYA mengangkat tema “Innovation and Creativity Towards Sustainable and Resilient Energy System in ASEAN”. Menyikapi hal ini, Naffisa sontak terpikirkan ide tentang minyak jelantah yang sering terbuang sia-sia padahal dapat mendatangkan manfaat yang besar.
Menurut risetnya, dalam komunitas skala kecil di Indonesia (±1500 rumah) dapat menghasilkan 520 kg minyak jelantah tiap harinya. Oleh karena itu, Naffisa mengusung ide “Uttilizing Eggshell Waste in Advancing Continues Biodiesel Production for Small Communities in ASEAN”. Atau singkatnya, penggunaan kembali minyak jelantah dengan cangkang telur sebagai katalisnya untuk komunitas kecil di ASEAN guna memajukkan produksi biodiesel berkelanjutan.
“Memang hal ini dapat tergolong sesuatu yang rumit, tetapi jika sudah mulai diterapkan di komunitas kecil harapannya bisa berdampak luas dan bisa dilakukan dalam skala regional bahkan nasional,” ujar Naffisa melansir laman resmi ITB di itb.ac.id, Rabu (6/10/2021).
Berawal dari kegemarannya dalam memasak saat pandemi, di mana minyak goreng yang ia gunakan akan dibuang setelah 2-3 kali memasak. Hal ini tentunya sering dilakukan oleh kebanyakan orang terutama di lingkungan sekitarnya.
Naffisa menganggapnya sebagai sesuatu yang salah dan harus segera dihentikan karena dengan tindakan kecil seperti membuang minyak goreng pasti akan berdampak besar seperti polusi tanah. Dengan ide sederhana tapi berdampak inilah yang mampu mengantarkan Naffisa menjadi First Runner Up Kategori Poster/Infographic AEYA 2021.
“Kalau ada ide sebaiknya tulis dan jika ada kesempatan tuangkan dalam lomba. Karena semua orang punya kesempatan buat menang tinggal yang bedain hanya niat dan usahanya buat cari info,” ucap Naffisa sebagai kalimat motivasinya.
Lihat Juga: Top, Mahasiswa President University Juarai Kompetisi Dunia BeachHack Tanjung Lesung 2024
Mahasiswi Oseanografi 2019 ini juga pernah menjadi Asean Youth Organization Ambassador 2021 sehingga semakin memantapkan niatnya untuk berajang di kompetisi tingkat ASEAN .
AEYA 2021 adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh Asean Center Energy bekerja sama dengan Southeast Asian Ministers of Education Organisation (SEAMEO) serta didukung oleh Korean Ministry of Trade, Industry, and Energy and Korea Energy Agency.
AEYA pertama kali diadakan di tahun 2020 dan di tahun ini AEYA sudah menginjak tahun ke-2 penyelenggaraannya. Terdapat tiga kategori dalam perlombaan ini di antaranya essai, video, dan poster/infographic.
Pada 2021, AEYA mengangkat tema “Innovation and Creativity Towards Sustainable and Resilient Energy System in ASEAN”. Menyikapi hal ini, Naffisa sontak terpikirkan ide tentang minyak jelantah yang sering terbuang sia-sia padahal dapat mendatangkan manfaat yang besar.
Baca Juga
Menurut risetnya, dalam komunitas skala kecil di Indonesia (±1500 rumah) dapat menghasilkan 520 kg minyak jelantah tiap harinya. Oleh karena itu, Naffisa mengusung ide “Uttilizing Eggshell Waste in Advancing Continues Biodiesel Production for Small Communities in ASEAN”. Atau singkatnya, penggunaan kembali minyak jelantah dengan cangkang telur sebagai katalisnya untuk komunitas kecil di ASEAN guna memajukkan produksi biodiesel berkelanjutan.
“Memang hal ini dapat tergolong sesuatu yang rumit, tetapi jika sudah mulai diterapkan di komunitas kecil harapannya bisa berdampak luas dan bisa dilakukan dalam skala regional bahkan nasional,” ujar Naffisa melansir laman resmi ITB di itb.ac.id, Rabu (6/10/2021).
Berawal dari kegemarannya dalam memasak saat pandemi, di mana minyak goreng yang ia gunakan akan dibuang setelah 2-3 kali memasak. Hal ini tentunya sering dilakukan oleh kebanyakan orang terutama di lingkungan sekitarnya.
Naffisa menganggapnya sebagai sesuatu yang salah dan harus segera dihentikan karena dengan tindakan kecil seperti membuang minyak goreng pasti akan berdampak besar seperti polusi tanah. Dengan ide sederhana tapi berdampak inilah yang mampu mengantarkan Naffisa menjadi First Runner Up Kategori Poster/Infographic AEYA 2021.
“Kalau ada ide sebaiknya tulis dan jika ada kesempatan tuangkan dalam lomba. Karena semua orang punya kesempatan buat menang tinggal yang bedain hanya niat dan usahanya buat cari info,” ucap Naffisa sebagai kalimat motivasinya.
Lihat Juga: Top, Mahasiswa President University Juarai Kompetisi Dunia BeachHack Tanjung Lesung 2024
(mpw)
tulis komentar anda