Belajar dari Rumah, Kini Tersedia Ratusan Materi Pengayaan Gratis
Jum'at, 05 Juni 2020 - 03:11 WIB
Ia pun mengingatkan bahwa solidaritas dan gotong royong yang ditunjukkan dalam kluster pendidikan aman bencana ini menguatkan semangat dan optimisme untuk menghadapi pandemi.
“Semoga kita dapat terus meningkatkan kerja sama dan menjaga kekompakan dalam menghadapi segala tantangan pendidikan di masa pandemi COVID-19 ini,” ujar Ainun.
Lebih dari 200 materi pengayaan itu dikumpulkan oleh UNICEF bersama anggota klaster pendidikan yang tergabung dalam Seknas SPAB. Para anggota itu antara lain Save The Children, Plan International Indonesia, Wahana Visi Indonesia, Kerlip, Predikt, LPBI NU, Muhammadiyyah Disaster Management Center, Asia Foundation, Kompak, Inovasi/TASS, Tanoto Foundation, KYPA, Caritas Indonesia, Zenius, Ruang Guru, Google Indonesia, Microsoft Indonesia, SekolahMu dan lainnya.
Materi-materi pengayaan belajar dari rumah dapat diakses publik melalui laman bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id. Seluruh materi tersebut dapat diperbanyak dan dipergunakan untuk kepentingan pembelajaran, khususnya mendukung program belajar dari rumah.
Berdasarkan data Seknas SPAB per 27 Mei 2020, sebanyak 646 ribu satuan pendidikan terdampak wabah COVID-19. Sementara, jumlah siswa terdampak mencapai 68,8 juta siswa yang dilaporkan melaksanakan kegiatan belajar dari rumah. Dari hasil survei singkat Seknas SPAB pada April 2020, sebanyak 30,8 persen responden mengalami kendala belajar dari rumah dikarenakan koneksi jaringan internet.
Chief of Education UNICEF Indonesia, Hiroyuki Hattori, menyatakan pihaknya akan selalu mendukung Kemendikbud dalam pemenuhan hak pendidikan anak, terutama dalam situasi darurat pandemi Corona. Termasuk juga memastikan keberlanjutan belajar anak berjalan dengan baik.
“Kami mendukung dengan pengembangan panduan serta materi pengayaan, khususnya bagi anak-anak di daerah marginal yang tidak memiliki akses internet,” ujar Hiroyuki.
Chief of Teachers' Initiatives Zenius Education, Amanda P. Witdarmono, mengatakan lembaganya memiliki misi untuk mendorong rasa kecintaan pada belajar dimana saja dan kapan saja. Tugas itu semakin terasa nyata dalam masa pandemi COVID-19 ini, terutama dalam kerja sama lintas sektor untuk mewujudkan kegiatan belajar dari rumah yang efektif. (Baca juga: Pemerintah Diminta Kaji Matang Rencana Pembukaan Sekolah)
“Kami siap untuk terus mendukung Kemendikbud dan seluruh stakeholder pendidikan, baik guru, orang tua maupun siswa, untuk tetap bisa merealisasi pembelajaran meski dalam situasi yang tidak ideal,” tutur Amanda.
“Semoga kita dapat terus meningkatkan kerja sama dan menjaga kekompakan dalam menghadapi segala tantangan pendidikan di masa pandemi COVID-19 ini,” ujar Ainun.
Lebih dari 200 materi pengayaan itu dikumpulkan oleh UNICEF bersama anggota klaster pendidikan yang tergabung dalam Seknas SPAB. Para anggota itu antara lain Save The Children, Plan International Indonesia, Wahana Visi Indonesia, Kerlip, Predikt, LPBI NU, Muhammadiyyah Disaster Management Center, Asia Foundation, Kompak, Inovasi/TASS, Tanoto Foundation, KYPA, Caritas Indonesia, Zenius, Ruang Guru, Google Indonesia, Microsoft Indonesia, SekolahMu dan lainnya.
Materi-materi pengayaan belajar dari rumah dapat diakses publik melalui laman bersamahadapikorona.kemdikbud.go.id. Seluruh materi tersebut dapat diperbanyak dan dipergunakan untuk kepentingan pembelajaran, khususnya mendukung program belajar dari rumah.
Berdasarkan data Seknas SPAB per 27 Mei 2020, sebanyak 646 ribu satuan pendidikan terdampak wabah COVID-19. Sementara, jumlah siswa terdampak mencapai 68,8 juta siswa yang dilaporkan melaksanakan kegiatan belajar dari rumah. Dari hasil survei singkat Seknas SPAB pada April 2020, sebanyak 30,8 persen responden mengalami kendala belajar dari rumah dikarenakan koneksi jaringan internet.
Chief of Education UNICEF Indonesia, Hiroyuki Hattori, menyatakan pihaknya akan selalu mendukung Kemendikbud dalam pemenuhan hak pendidikan anak, terutama dalam situasi darurat pandemi Corona. Termasuk juga memastikan keberlanjutan belajar anak berjalan dengan baik.
“Kami mendukung dengan pengembangan panduan serta materi pengayaan, khususnya bagi anak-anak di daerah marginal yang tidak memiliki akses internet,” ujar Hiroyuki.
Chief of Teachers' Initiatives Zenius Education, Amanda P. Witdarmono, mengatakan lembaganya memiliki misi untuk mendorong rasa kecintaan pada belajar dimana saja dan kapan saja. Tugas itu semakin terasa nyata dalam masa pandemi COVID-19 ini, terutama dalam kerja sama lintas sektor untuk mewujudkan kegiatan belajar dari rumah yang efektif. (Baca juga: Pemerintah Diminta Kaji Matang Rencana Pembukaan Sekolah)
“Kami siap untuk terus mendukung Kemendikbud dan seluruh stakeholder pendidikan, baik guru, orang tua maupun siswa, untuk tetap bisa merealisasi pembelajaran meski dalam situasi yang tidak ideal,” tutur Amanda.
(kri)
tulis komentar anda