Kisah Perjuangan 2 Mahasiswa UMM Raih Beasiswa IISMA Kemendikbudristek
Rabu, 05 Januari 2022 - 12:54 WIB
JAKARTA - Sembari menikmati udara pagi dari benua biru, dua mahasiswa awardee program Indonesian International Student Mobility Awards ( IISMA ) oleh Kemendikbudristek menemani UMMFolks pada Jumat (31/12) lalu. Keduanya berbagi cerita tentang program yang sedang mereka jalani.
Mereka adalah Widad Saniyya dan Afiya Dianar Najla, dua dari sebelas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) yang berhasil lolos pada program pertukaran pelajar tersebut.
Tidak pernah terbayangkan oleh dua mahasiswa ini bahwa mereka akan mengenyam pendidikan semester tujuh di kampus luar negeri yang bermitra dengan pemerintah Indonesia. Diakui oleh Afiya, ia tidak pernah mengira dirinya bisa lolos IISMA karena singkatnya waktu pendaftaran dan banyaknya berkas yang harus dipersiapkan.
“Lolosnya yang tidak pernah nyangka, karena waktu itu proses pendaftarannya sangat singkat. Ditambah saya kan belum ada sertifikat bahasa, jadi itu yang paling bikin bingung,” jelas mahasiswa Psikologi ini.
Selaras dengan Afiya, Widad juga mengatakan bahwa ia tidak menyangka bisa berhasil menjadi awardee program ini. Bahkan mahasiswa Ilmu Hukum ini tidak pernah berpikir untuk mendaftarkan diri pada program IISMA.
“Sama seperti Afiya ya, aku juga gak pernah mengira kalau akan lolos karena aku baru pulang dari Italia untuk program Erasmus. Inginnya ya menegrjaka skripsi terus wisuda dan lulus,” imbuh mahasiswi asal Tangerang Selatan tersebut.
Selain cerita proses sertifikasi bahasa, dua mahasiswa ini juga mengobrol banyak terkait perjuangan menulis esai untuk melamar program pertukaran pelajar ini. Menurut mereka, menulis esai bukanlah perkara mudah karena penulis harus mengenali diri dan tahu tujuan sebenarnya mengapa mengikuti program tersebut.
Mereka adalah Widad Saniyya dan Afiya Dianar Najla, dua dari sebelas mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ) yang berhasil lolos pada program pertukaran pelajar tersebut.
Tidak pernah terbayangkan oleh dua mahasiswa ini bahwa mereka akan mengenyam pendidikan semester tujuh di kampus luar negeri yang bermitra dengan pemerintah Indonesia. Diakui oleh Afiya, ia tidak pernah mengira dirinya bisa lolos IISMA karena singkatnya waktu pendaftaran dan banyaknya berkas yang harus dipersiapkan.
“Lolosnya yang tidak pernah nyangka, karena waktu itu proses pendaftarannya sangat singkat. Ditambah saya kan belum ada sertifikat bahasa, jadi itu yang paling bikin bingung,” jelas mahasiswa Psikologi ini.
Selaras dengan Afiya, Widad juga mengatakan bahwa ia tidak menyangka bisa berhasil menjadi awardee program ini. Bahkan mahasiswa Ilmu Hukum ini tidak pernah berpikir untuk mendaftarkan diri pada program IISMA.
Baca Juga
“Sama seperti Afiya ya, aku juga gak pernah mengira kalau akan lolos karena aku baru pulang dari Italia untuk program Erasmus. Inginnya ya menegrjaka skripsi terus wisuda dan lulus,” imbuh mahasiswi asal Tangerang Selatan tersebut.
Selain cerita proses sertifikasi bahasa, dua mahasiswa ini juga mengobrol banyak terkait perjuangan menulis esai untuk melamar program pertukaran pelajar ini. Menurut mereka, menulis esai bukanlah perkara mudah karena penulis harus mengenali diri dan tahu tujuan sebenarnya mengapa mengikuti program tersebut.
tulis komentar anda