Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Unkris Terjunkan Mahasiswa ke Dunia Kerja
Senin, 10 Januari 2022 - 23:45 WIB
Namun kehadiran jajaran pimpinan Unkris kali ini, selain mempererat silaturahmi juga memberikan kepastian kerja sama lebih lanjut sehingga program yang ada dapat berkesinambungan. Asep Wahono menyebut banyak potensi yang dimiliki Desa Suntenjaya yang dapat dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan warga.
Melalui kearifan lokal, Unkris diharapkan dapat hadir membantu masyarakat untuk mengoptimalkan potensi baik dari sektor pertanian, sektor peternakan, dan sektor lainnya.
Beberapa potensi yang dimiliki Desa Suntenjaya, pertama Desa Suntenjaya merupakan salah satu desa di kecamatan Lembang yang menjadi pemasok produk pertanian seperti kentang, kol, timun, dan tanaman bunga.
Kedua, dari sektor peternakan, lanjut Asep Wahono, Desa Suntenjaya dikenal sebagai daerah penghasil susu sapi. Dengan sapi perah berjumlah lebih dari 2000 ekor, Suntenjaya menghasilan susu murni rata-rata dalam sehari mencapai 15 ribu liter. “Selain itu ada domba dan kambing yang perlu dioptimalkan pengelolaannya. Juga ikan nila,” tambah Asep Wahono.
Diakui Asep Wahono, hingga kini, Desa Suntenjaya yang memiliki slogan MAJU yakni Mandiri, Agamis, Jenius, dan Unggul belum melibatkan investor dalam pengelolaan alam dan potensi desa. Semua masih dilakukan secara swadaya dengan melibatkan elemen masyarakat melalui gotong royong.
“Kami ingin kearifan lokal masyarakat Desa Suntenjaya tetap terjaga. Situasi seperti ini tentu tidak mungkin bisa dipertahankan jika melibatkan investor, sebab tentu investor bakal mengelola desa sesuai kepentingan bisnis mereka,” tukasnya.
Sebagai Desa Wisata, jelas Asep Wahono, Desa Suntenjaya mendapatkan dana hibah antara lain untuk pembangunan masjid dan pengelolaan limbah. “Kami membutuhkan bantuan Unkris agar dana hibah tersebut lebih optimal pemanfaatannya,” kata Asep Wahono.
Dekan Fakultas Ekonomi Unkris Dr. Suharto SE,MS menjelaskan, kerja sama yang dilakukan alumni Krisnapala menjadi pintu dibukanya kerja sama lebih lanjut antara Desa Suntenjaya dengan Unkris. Kerja sama triple helix yang melibatkan perguruan tinggi, desa dan Litbangda melalui Program Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
Hal ini penting dan strategis agar program yang dimiliki desa dapat berkesenambungan dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. “Apalagi kegiatan ini kedepan akan melibatkan dosen- dosen, mahasiswa dan masyarakat setempat,” tutur Suharto.
Rektor Unkris Dr. Ir. Ayub Muktiono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk lebih mengoptimalkan potensi Desa Suntenjaya, memang perlu melibatkan pengusaha selain masyarakat, akademisi dan pemerintah desa melalui konsep penta helix. “Tetapi pengusaha tetap harus memiliki komitmen untuk menjaga kearifan lokal masyarakat setempat, sehingga kehadirannya tidak merusak ekosistem yang ada,” jelas Rektor.
Melalui kearifan lokal, Unkris diharapkan dapat hadir membantu masyarakat untuk mengoptimalkan potensi baik dari sektor pertanian, sektor peternakan, dan sektor lainnya.
Beberapa potensi yang dimiliki Desa Suntenjaya, pertama Desa Suntenjaya merupakan salah satu desa di kecamatan Lembang yang menjadi pemasok produk pertanian seperti kentang, kol, timun, dan tanaman bunga.
Kedua, dari sektor peternakan, lanjut Asep Wahono, Desa Suntenjaya dikenal sebagai daerah penghasil susu sapi. Dengan sapi perah berjumlah lebih dari 2000 ekor, Suntenjaya menghasilan susu murni rata-rata dalam sehari mencapai 15 ribu liter. “Selain itu ada domba dan kambing yang perlu dioptimalkan pengelolaannya. Juga ikan nila,” tambah Asep Wahono.
Diakui Asep Wahono, hingga kini, Desa Suntenjaya yang memiliki slogan MAJU yakni Mandiri, Agamis, Jenius, dan Unggul belum melibatkan investor dalam pengelolaan alam dan potensi desa. Semua masih dilakukan secara swadaya dengan melibatkan elemen masyarakat melalui gotong royong.
“Kami ingin kearifan lokal masyarakat Desa Suntenjaya tetap terjaga. Situasi seperti ini tentu tidak mungkin bisa dipertahankan jika melibatkan investor, sebab tentu investor bakal mengelola desa sesuai kepentingan bisnis mereka,” tukasnya.
Sebagai Desa Wisata, jelas Asep Wahono, Desa Suntenjaya mendapatkan dana hibah antara lain untuk pembangunan masjid dan pengelolaan limbah. “Kami membutuhkan bantuan Unkris agar dana hibah tersebut lebih optimal pemanfaatannya,” kata Asep Wahono.
Dekan Fakultas Ekonomi Unkris Dr. Suharto SE,MS menjelaskan, kerja sama yang dilakukan alumni Krisnapala menjadi pintu dibukanya kerja sama lebih lanjut antara Desa Suntenjaya dengan Unkris. Kerja sama triple helix yang melibatkan perguruan tinggi, desa dan Litbangda melalui Program Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat.
Hal ini penting dan strategis agar program yang dimiliki desa dapat berkesenambungan dan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat. “Apalagi kegiatan ini kedepan akan melibatkan dosen- dosen, mahasiswa dan masyarakat setempat,” tutur Suharto.
Rektor Unkris Dr. Ir. Ayub Muktiono, dalam sambutannya menyampaikan bahwa untuk lebih mengoptimalkan potensi Desa Suntenjaya, memang perlu melibatkan pengusaha selain masyarakat, akademisi dan pemerintah desa melalui konsep penta helix. “Tetapi pengusaha tetap harus memiliki komitmen untuk menjaga kearifan lokal masyarakat setempat, sehingga kehadirannya tidak merusak ekosistem yang ada,” jelas Rektor.
Lihat Juga :
tulis komentar anda