PTM Kembali 50 %, Dosen Psikologi UB Beri Tips untuk Orang Tua dan Guru
Jum'at, 18 Februari 2022 - 20:29 WIB
“Ini perlu orang tua memahami perasaan misal bilang, oh lagi semangat ya ke sekolah tapi sayang kita sekarang belajar di rumah dulu ya,” imbuh alumni Universitas Indonesia ini.
Ari menyarankan, orang tua perlu membuat aturan bahwa meski anak belajar di rumah maka perilakunya sama dengan ketika belajar di sekolah. Salah satunya tetap bangun pagi.
“Harus konsisten meski di rumah harus tetap bangun pagi. Jangan sampai tidak teratur, ritmenya sama konsisten, meski di rumah ya tetap pagi sehingga ritmenya terjaga,” katanya.
Orang tua, lanjut Ari, juga perlu membuat catatan kapan sang anak belajar di sekolah. Sekaligus jika orang tua adalah pekerja, maka juga perlu membuat catatan jadwal. Sehingga orang tua bisa mengantisipasi lebih awal jika anak belajar di rumah sementara orang tua harus bekerja.
Baca juga: 7 Makanan Ini Dapat Meningkatkan IQ Anak Anda
“Kalau anak terjadwal belajar di rumah, sementara orang tua bekerja ini akan repot maka perlu ada catatan jadwal sehingga bisa diantisipasi lebih awal,” sambungnya.
Keempat, tips dari Ari, sekolah harus menciptakan situasi yang nyaman. Ari menyarankan sekolah menciptakan situasi yang nyaman di saat kebijakan PTM bisa berubah tiap waktu.
“Sebab selama ini jika di rumah guru mengajarnya lebih satu arah. Guru sudah pernah mengajar full di sekolah dan sekarang tidak penuh lagi tentu mereka harus menyamakan lagi. Guru harus berikan hal yang sama meski ada siswa yang belajar di rumah. Tentu guru harus mampu mengatur ini,” tuturnya.
Selain itu, untuk usia SMP dan SMA yang mulai terbiasa dengan kerja kelompok harus kembali juga belajar dari rumah. Ari menilai, hal ini akan menjadi tantangan untuk guru untuk mengatur lagi.
“Sebab guru sudah mulai konsisten ritmenya sekarang berubah lagi. Tentu kuncinya adaptasi sebab kesulitan tidak hanya dialami guru tapi siswa dan orang tua,” pungkasnya.
Ari menyarankan, orang tua perlu membuat aturan bahwa meski anak belajar di rumah maka perilakunya sama dengan ketika belajar di sekolah. Salah satunya tetap bangun pagi.
“Harus konsisten meski di rumah harus tetap bangun pagi. Jangan sampai tidak teratur, ritmenya sama konsisten, meski di rumah ya tetap pagi sehingga ritmenya terjaga,” katanya.
Orang tua, lanjut Ari, juga perlu membuat catatan kapan sang anak belajar di sekolah. Sekaligus jika orang tua adalah pekerja, maka juga perlu membuat catatan jadwal. Sehingga orang tua bisa mengantisipasi lebih awal jika anak belajar di rumah sementara orang tua harus bekerja.
Baca juga: 7 Makanan Ini Dapat Meningkatkan IQ Anak Anda
“Kalau anak terjadwal belajar di rumah, sementara orang tua bekerja ini akan repot maka perlu ada catatan jadwal sehingga bisa diantisipasi lebih awal,” sambungnya.
Keempat, tips dari Ari, sekolah harus menciptakan situasi yang nyaman. Ari menyarankan sekolah menciptakan situasi yang nyaman di saat kebijakan PTM bisa berubah tiap waktu.
“Sebab selama ini jika di rumah guru mengajarnya lebih satu arah. Guru sudah pernah mengajar full di sekolah dan sekarang tidak penuh lagi tentu mereka harus menyamakan lagi. Guru harus berikan hal yang sama meski ada siswa yang belajar di rumah. Tentu guru harus mampu mengatur ini,” tuturnya.
Selain itu, untuk usia SMP dan SMA yang mulai terbiasa dengan kerja kelompok harus kembali juga belajar dari rumah. Ari menilai, hal ini akan menjadi tantangan untuk guru untuk mengatur lagi.
“Sebab guru sudah mulai konsisten ritmenya sekarang berubah lagi. Tentu kuncinya adaptasi sebab kesulitan tidak hanya dialami guru tapi siswa dan orang tua,” pungkasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda