Pendidikan Antikorupsi Jadi Mata Pelajaran SMA/SMK Sederajat di Jabar
Rabu, 09 Maret 2022 - 14:11 WIB
Masagi, kata Dedi, merupakan filosofi masyarakat Jabar yang berarti manusia utuh, baik dari segi rasa, karsa, raga, maupun cipta atau manusia yang surti, harti, bukti, dan bakti.
Empat kata tersebut menurutnya membentuk titik yang terhubung satu sama lain dan membentuk bujur sangkar dengan sisi yang sama dan sebangun atau istilah lainnya adalah masagi, utuh, holistik.
Dedi menekankan, gambaran manusia utuh atau masagi yang menurut budaya masyarakat Jabar adalah manusia yang bagja atau bahagia.
"Kabagjaan yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang di semua satuan pendidikan khususnya yang ada di wilayah Provinsi Jawa Barat yang akan melahirkan profil pelajar Jawa Barat yang memiliki karakter berpikir positif atau kepositifan, kekerabatan dalam relasi sosial, ketercapaian, kekuatan kompetensi, kebermaknaan, keterlibatan dalam setiap aktivitas dan ketahanan mental dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan," paparnya.
Sebagai panduan bagi peserta didik, lanjut Dedi, pihaknya telah membuat modul yang nantinya akan masuk dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) 2022. Modul Inseri ini berisi pendidikan antikorupsi dan merupakan bagian untuk pembiasaan karakter kearifan lokal bagi peserta didik.
"Modul ini akan digunakan di seluruh sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB di Jabar. Kita juga sudah ada juga Peraturan Gubernur Nomor 60 tahun 2019 tentang Pendidikan Antikorupsi pada Satuan Pendidikan," sebutnya.
Menurutnya, pola pengajaran pendidikan antikorupsi harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan. Sehingga, anak muda Indonesia nantinya menjadi generasi yang bersih dari korupsi.
"Momentun G20 ini bisa menjadi gong dalam implementasi pemberantasan korupsi, agar dunia mengetahui keseriusan Indonesia memberantas praktik korupsi," kata Dedi.
Empat kata tersebut menurutnya membentuk titik yang terhubung satu sama lain dan membentuk bujur sangkar dengan sisi yang sama dan sebangun atau istilah lainnya adalah masagi, utuh, holistik.
Dedi menekankan, gambaran manusia utuh atau masagi yang menurut budaya masyarakat Jabar adalah manusia yang bagja atau bahagia.
"Kabagjaan yang diharapkan dapat tumbuh dan berkembang di semua satuan pendidikan khususnya yang ada di wilayah Provinsi Jawa Barat yang akan melahirkan profil pelajar Jawa Barat yang memiliki karakter berpikir positif atau kepositifan, kekerabatan dalam relasi sosial, ketercapaian, kekuatan kompetensi, kebermaknaan, keterlibatan dalam setiap aktivitas dan ketahanan mental dalam menghadapi segala rintangan dan tantangan," paparnya.
Sebagai panduan bagi peserta didik, lanjut Dedi, pihaknya telah membuat modul yang nantinya akan masuk dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) 2022. Modul Inseri ini berisi pendidikan antikorupsi dan merupakan bagian untuk pembiasaan karakter kearifan lokal bagi peserta didik.
"Modul ini akan digunakan di seluruh sekolah jenjang SMA/SMK dan SLB di Jabar. Kita juga sudah ada juga Peraturan Gubernur Nomor 60 tahun 2019 tentang Pendidikan Antikorupsi pada Satuan Pendidikan," sebutnya.
Menurutnya, pola pengajaran pendidikan antikorupsi harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan. Sehingga, anak muda Indonesia nantinya menjadi generasi yang bersih dari korupsi.
"Momentun G20 ini bisa menjadi gong dalam implementasi pemberantasan korupsi, agar dunia mengetahui keseriusan Indonesia memberantas praktik korupsi," kata Dedi.
(mpw)
tulis komentar anda