Ilmuwan ITS Masuk Nominasi European Inventor Award 2022, Apa Inovasinya?

Jum'at, 20 Mei 2022 - 15:38 WIB
Ilmuwan dan staf pengajar ITS Fahmi Mubarok. Foto/Ist
JAKARTA - Ilmuwan dan staf pengajar Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) Surabaya, Fahmi Mubarok bersama ahli kimia dan insinyur Spanyol Nuria Espallargas bersama-sama dinominasikan meraih Penghargaan Inovasi/Innovation Prize European Patent Office (EPO). Prestasi ini tercipta berkat penemuan mereka yakni lapisan pelindung semprot yang inovatif.

Temuan mereka memungkinkan bahan keramik yang tidak memiliki titik leleh dipanaskan hingga suhu tinggi untuk disemprotkan ke komponen teknis atau industri. Temuan pelapis keramik semprot yang inovatif ini dirancang untuk memperpanjang masa pakai komponen yang digunakan di berbagai industri dengan cara memberi perlindungan lebih baik pada komponen-komponen tersebut dari keausan dan paparan bahan kimia.

Industri mobil diharapkan menjadi yang pertama memanfaatkan penemuan baru ini dan diaplikasikan pada rem mobil, truk atau kereta api dan manufaktur kaca. Proyek mendatang yang direncanakan oleh European Space Agency/Badan Antariksa Eropa akan menguji seberapa baik lapisan tersebut menahan abrasi dari pasir di bulan dan Planet Mars.



"Temuan jenius karya Fahmi Mubarok dan Nuria Espallargas berhasil memecahkan masalah yang diyakini mustahil oleh para ahli di bidangnya. Mereka secara signifikan meningkatkan usia penggunaan dan daya tahan produk industri, sebuah aspek yang penting dalam ekonomi material," tutur Presiden EPO António Campinos, saat mengumumkan finalis European Inventor Award 2022, melalui siaran pers, Jumat (20/5/2022).

Baca: Prodi Keperawatan UEU Ciptakan Inovasi Model Homecare di Indonesia

Mubarok dan Espallargas secara bersama-sama dinobatkan sebagai salah satu dari empat finalis dalam kategori “SME” atau “UKM”, yang mencari para penemu luar biasa di perusahaan kecil dengan kurang dari 250 karyawan dan omzet tahunan kurang dari EUR 50 juta. Pemenang Penghargaan Penemu Eropa EPO edisi 2022 akan diumumkan dalam upacara virtual pada 21 Juni.

Penyemprotan Termal Keramik Dianggap Mustahil

Ide di balik penemuan ini berakar pada studi doktoral, Nuria Espallargas dalam ilmu material dan teknik metalurgi. Nuria tertarik pada fakta bahwa beberapa jenis pelapis keramik , yang digunakan di industri karena kekuatannya, ketahanan suhu ,dan bobotnya yang ringan, diterapkan dalam ruang hampa namun tidak dengan penyemprotan termal di mana bahan dipanaskan hingga suhu lebih dari 2500° C dan diaplikasikan dengan pistol semprot.

Penyemprotan termal jauh lebih murah daripada menggunakan ruang hampa, dan lebih mampu menjangkau obyek yang lebih luas untuk dilapisi. Sebelumnya, praktik ini dianggap mustahil karena keramik lebih cenderung menguap daripada meleleh ketika dipanaskan dengan suhu tinggi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More