Wujudkan Generasi Emas, Sandiaga Dorong Guru Jadi Teacherpreneurhip
Rabu, 24 Juni 2020 - 21:50 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Salahudin Uno mendorong, agar anak diajarkan untuk berwirausaha atau entrepreneur sejak usia dini dalam mewujudkan generasi emas yang mandiri dan berjiwa sosial serta solutif.
Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan guru atau pendidik yang juga berjiwa entrepreneur atau yang Sandi sebut teacherpreneurship. (Baca juga: Guru Penggerak, Terobosan untuk Memajukan Pendidikan Indonesia)
"Untuk melahirkan seorang entrepreneur diperlukan juga sosok entrepreneur, yaitu para guru, para pendidik yang memastikan proses belajar-mengajar di anak-anak usia dini itu sudah memasukan konsep teacherpreneurship," kata Sandiaga di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
(Baca juga: Guru Penggerak, Membuka Ruang Inovasi melalui Fleksibilitas Pembelajaran)
Pengagas Rumah Siap Kerja ini memaparkan bahwa konsep teacherpreneurship ini adalah konsep di mana para guru mampu memberikan materi-materi terbaik dan berkualitas. Namun, juga memiliki waktu luang untuk bisa menginkubasi ide dari anak-anak didik.
"Kita harus mendorong jiwa kepemimpinan dalam setiap materi yang diberikan bahwa anak-anak kita ini akan menjadi generasi yang membawa Indonesia ke arah lebih baik lagi. Kita harus pastikan lapangan kerja yang berkualitas diisi oleh putra dan putri bangsa, bukan untuk tenaga kerja asing," ucap mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengatakan, sebenarnya para guru sudah menjadi techerpreneurs dengan mengubah mindset peserta didik agar mereka memiliki jiwa kepemimpinan, kreativitas, dan wirausaha.
"Jadi kita harus dorong leadership dalam materi yang kita berikan bahwa anak-anak kita ini akan menjadi leaders, mereka harus menjadi bagian daripada masa depan kita ini," ujarnya.
Meski mendorong guru menjadi Teacherpreneurship, namun Sandi mengingatkan agar para guru dalam mengajar peserta didik memasukan nilai-nilai kearifan lokal atau adat budaya milik bangsa. "Para guru harus menulis kurikulum berdasarkan cultural agility atau kearifan lokal, meneliti filosofi pendidikan bangsa kita gotong royong, saling peduli," katanya.
Dia mencontohkan, saat ini Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19 ini, peserta didik harus diajarkan berempati kepada sesama.
"Jangan sampai ada tetatanga kita yang tidak tersentuh bantuan. Nah, ini mendidik anak-anak kita dan mendidik guru guru lain juga sebagai techerpreneurs dan ini adalah acara kita untuk mereformasi kebijakan pendidikan yang formal," tukasnya.
Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan guru atau pendidik yang juga berjiwa entrepreneur atau yang Sandi sebut teacherpreneurship. (Baca juga: Guru Penggerak, Terobosan untuk Memajukan Pendidikan Indonesia)
"Untuk melahirkan seorang entrepreneur diperlukan juga sosok entrepreneur, yaitu para guru, para pendidik yang memastikan proses belajar-mengajar di anak-anak usia dini itu sudah memasukan konsep teacherpreneurship," kata Sandiaga di Jakarta, Rabu (24/6/2020).
(Baca juga: Guru Penggerak, Membuka Ruang Inovasi melalui Fleksibilitas Pembelajaran)
Pengagas Rumah Siap Kerja ini memaparkan bahwa konsep teacherpreneurship ini adalah konsep di mana para guru mampu memberikan materi-materi terbaik dan berkualitas. Namun, juga memiliki waktu luang untuk bisa menginkubasi ide dari anak-anak didik.
"Kita harus mendorong jiwa kepemimpinan dalam setiap materi yang diberikan bahwa anak-anak kita ini akan menjadi generasi yang membawa Indonesia ke arah lebih baik lagi. Kita harus pastikan lapangan kerja yang berkualitas diisi oleh putra dan putri bangsa, bukan untuk tenaga kerja asing," ucap mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini mengatakan, sebenarnya para guru sudah menjadi techerpreneurs dengan mengubah mindset peserta didik agar mereka memiliki jiwa kepemimpinan, kreativitas, dan wirausaha.
"Jadi kita harus dorong leadership dalam materi yang kita berikan bahwa anak-anak kita ini akan menjadi leaders, mereka harus menjadi bagian daripada masa depan kita ini," ujarnya.
Meski mendorong guru menjadi Teacherpreneurship, namun Sandi mengingatkan agar para guru dalam mengajar peserta didik memasukan nilai-nilai kearifan lokal atau adat budaya milik bangsa. "Para guru harus menulis kurikulum berdasarkan cultural agility atau kearifan lokal, meneliti filosofi pendidikan bangsa kita gotong royong, saling peduli," katanya.
Dia mencontohkan, saat ini Indonesia tengah menghadapi pandemi Covid-19 ini, peserta didik harus diajarkan berempati kepada sesama.
"Jangan sampai ada tetatanga kita yang tidak tersentuh bantuan. Nah, ini mendidik anak-anak kita dan mendidik guru guru lain juga sebagai techerpreneurs dan ini adalah acara kita untuk mereformasi kebijakan pendidikan yang formal," tukasnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda