Siapkan SDM Handal, 2 Instansi Ini Dirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kerja ke Jepang
Senin, 11 Juli 2022 - 15:44 WIB
“Tapi, sekarang diisi Vietnam, jumlahnya sampai 370 ribu orang dalam 10 tahun ini. Kenapa nggak kami isi 1 juta orang Indonesia. Setelah bertemu beliau (Hendra Garnida), dan dia punya lembaga pendidikan, kami matching,” kata Albertus.
Di satu sisi, lanjutnya, selain memiliki institusi pendidikan dan keuangan-perbankan, Hendra Garnida dan Yayasan Bakti Bandung, juga punya keinginan agar siswa didiknya ini punya tempat bekerja. Kebetulan, kata Hendra Garnida, Mendikbudristek Nadiem Makarim mencanangkan program ‘Merdeka Belajar’.
“Siswa nggak cuma diharapkan belajar saja, tapi juga setiap bulan kami bawa investor pengusaha. Kami juga sehari-hari bertemu investor yang ingin berinvestasi untuk diversifikasi portfolio bisnis mereka. Salah satunya ke Indonesia. Jadilah gayung bersambut. Kami tak ingin anak-anak (magang) kita sekadar robot mereka. Anak-anak ini nanti akan jadi tombak mereka berinvestasi di Indonesia. Mimpinya ke sana,” sambung Albertus.
Senada dengan Albertus, pihak Yayasan Bakti Asih Bandung bersama Hendra Garnida, pun tak hanya sekadar bermain bisnis saja dalam project kerja sama ini namun bagaimana ingin mencerdaskan bangsa Indonesia.
“Bukan hanya itu, berikutnya bekerja ke mana? Ya, kiblatnya ke Jepang. Terlebih, kalau bicara soal pendidikan, apa lagi global, value addict bertambah. Apa lagi dengan program pemerintah soal dukungan vokasi dan keterampilan, jangan sampai kalah bersaing dengan orang-orang di luar (Negara),” imbuh Hendra.
Di satu sisi, lanjutnya, selain memiliki institusi pendidikan dan keuangan-perbankan, Hendra Garnida dan Yayasan Bakti Bandung, juga punya keinginan agar siswa didiknya ini punya tempat bekerja. Kebetulan, kata Hendra Garnida, Mendikbudristek Nadiem Makarim mencanangkan program ‘Merdeka Belajar’.
“Siswa nggak cuma diharapkan belajar saja, tapi juga setiap bulan kami bawa investor pengusaha. Kami juga sehari-hari bertemu investor yang ingin berinvestasi untuk diversifikasi portfolio bisnis mereka. Salah satunya ke Indonesia. Jadilah gayung bersambut. Kami tak ingin anak-anak (magang) kita sekadar robot mereka. Anak-anak ini nanti akan jadi tombak mereka berinvestasi di Indonesia. Mimpinya ke sana,” sambung Albertus.
Senada dengan Albertus, pihak Yayasan Bakti Asih Bandung bersama Hendra Garnida, pun tak hanya sekadar bermain bisnis saja dalam project kerja sama ini namun bagaimana ingin mencerdaskan bangsa Indonesia.
“Bukan hanya itu, berikutnya bekerja ke mana? Ya, kiblatnya ke Jepang. Terlebih, kalau bicara soal pendidikan, apa lagi global, value addict bertambah. Apa lagi dengan program pemerintah soal dukungan vokasi dan keterampilan, jangan sampai kalah bersaing dengan orang-orang di luar (Negara),” imbuh Hendra.
(mpw)
tulis komentar anda