Salman Al Farisi Jadi Wisudawan Tertua Pascasarjana UGM, Ini Sosoknya
Kamis, 21 Juli 2022 - 15:36 WIB
Sebagai diplomat karier dan praktisi di bidang hubungan luar negeri, ilmu yang diperolehnya dari Program Studi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan UGM melengkapi rujukan yang sangat berharga bagi langkah-langkah perumusan dan pelaksanaan kebijakan. Sebaliknya, sebagai pelaku di dunia diplomasi, ia mendapat berbagai pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai praktik kebijakan yang dapat memperkaya khazanah keilmuan.
“Pengalaman tugas memimpin sebuah organisasi antar negara saat ini menjadikan model kepemimpinan lintas budaya, cross-cultural leadership sebagai topik kajian menarik, baik aspek keilmuan maupun praktisnya," terangnya.
Sebagai praktisi, Salman mengaku pilihan menempuh pendidikan pada Prodi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan UGM dinilainya tepat. Program studi ini fokus pada kajian isu-isu kepemimpinan dan kebijakan dalam konteks perubahan global yang semakin kompleks yang berdampak besar pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, seperti politik, ekonomi, sosial, dan media.
Oleh karenanya, kajian inovasi kebijakan dan kepemimpinan modern yang menjadi muatan utama pada prodi ini menjadi sangat penting dalam membantu para pemangku kepentingan menghadapi tantangan tersebut. Prodi ini dinilainya lebih adaptif terhadap paparan inovasi dalam lingkungan disruptif.
Baca juga: Kisah Refi, Anak Petani yang Kuliah Gratis di UGM dari Jalur SNMPTN
“Kajian lintas disiplin ilmu pada prodi ini juga menjadi tempat yang nyaman untuk berinteraksinya pemikiran dan pengalaman dari berbagai kalangan, baik dari kalangan pejabat pemerintah, akademisi, anggota TNI, dan pengusaha. Menjadi taman sari membangun semangat Indonesia incorporated yang telah lama diidam-idamkan," ucapnya.
Sebagai lulusan UGM yang masih aktif berkarya di dunia diplomasi, Salman bertekad terus menjunjung tinggi almamaternya melalui pengabdian di dunia praktisi dan keilmuan. Agar tetap migunani di usianya yang tidak muda lagi, dia pun membuka diri untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya di dunia pendidikan maupun lembaga-lembaga kajian dan sosial kemasyarakatan.
“Saya membuka diri untuk proses pembelajaran di perguruan tinggi dengan berbagi muatan praktis pada beberapa mata kuliah yang terkait dengan dunia kerja sama internasional. Ini sebagai wujud amaliyah pengetahuan dan pengalaman saya, sekaligus sebagai pertanggungjawaban kepada keluarga yang selama ini mendukungnya dalam menempuh karier sebagai pejabat publik dan menuntut ilmu di perguruan tinggi," pungkasnya.
“Pengalaman tugas memimpin sebuah organisasi antar negara saat ini menjadikan model kepemimpinan lintas budaya, cross-cultural leadership sebagai topik kajian menarik, baik aspek keilmuan maupun praktisnya," terangnya.
Sebagai praktisi, Salman mengaku pilihan menempuh pendidikan pada Prodi Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan UGM dinilainya tepat. Program studi ini fokus pada kajian isu-isu kepemimpinan dan kebijakan dalam konteks perubahan global yang semakin kompleks yang berdampak besar pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, seperti politik, ekonomi, sosial, dan media.
Oleh karenanya, kajian inovasi kebijakan dan kepemimpinan modern yang menjadi muatan utama pada prodi ini menjadi sangat penting dalam membantu para pemangku kepentingan menghadapi tantangan tersebut. Prodi ini dinilainya lebih adaptif terhadap paparan inovasi dalam lingkungan disruptif.
Baca juga: Kisah Refi, Anak Petani yang Kuliah Gratis di UGM dari Jalur SNMPTN
“Kajian lintas disiplin ilmu pada prodi ini juga menjadi tempat yang nyaman untuk berinteraksinya pemikiran dan pengalaman dari berbagai kalangan, baik dari kalangan pejabat pemerintah, akademisi, anggota TNI, dan pengusaha. Menjadi taman sari membangun semangat Indonesia incorporated yang telah lama diidam-idamkan," ucapnya.
Sebagai lulusan UGM yang masih aktif berkarya di dunia diplomasi, Salman bertekad terus menjunjung tinggi almamaternya melalui pengabdian di dunia praktisi dan keilmuan. Agar tetap migunani di usianya yang tidak muda lagi, dia pun membuka diri untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya di dunia pendidikan maupun lembaga-lembaga kajian dan sosial kemasyarakatan.
“Saya membuka diri untuk proses pembelajaran di perguruan tinggi dengan berbagi muatan praktis pada beberapa mata kuliah yang terkait dengan dunia kerja sama internasional. Ini sebagai wujud amaliyah pengetahuan dan pengalaman saya, sekaligus sebagai pertanggungjawaban kepada keluarga yang selama ini mendukungnya dalam menempuh karier sebagai pejabat publik dan menuntut ilmu di perguruan tinggi," pungkasnya.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda