Inovasi ITS, Nanopartikel Tembaga Jadi Filter Antivirus di Rumah Sakit
Jum'at, 22 Juli 2022 - 18:01 WIB
Keunggulan lain dari alat ini adalah penggunaan remote operation dan smart detection yang dapat mengevaluasi kualitas udara, manampilkan kandungan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2,5 mikron (PM2,5), kelembaban, suhu, peringatan penggantian filter serta indikator kualitas udara. Air purifier medical grade ini. memanfaatkan blower axial untuk menghisap udara di dalam ruangan dan memurnikannya melalui delapan tahap filtrasi.
Untuk filtrasi pertama, udara akan melewati pre-filtration yang berfungsi menyaring debu atau partikel, lalu udara akan diproses melalui cold catalyst, dan karbon aktif berbentuk honey comb untuk pembasmian bakteri. Dalam proses ini juga terdapat proses penghilangan formaldehyde yang biasanya terkandung dalam udara.
Memasuki filter selanjutnya, terdapat proses penyaringan dengan Nano-Copper fiber. Nano-Copper bekerja sebagai filtrasi dengan bentuk larutan copper yang dicampur dengan partikel Ag (sebagai zat penstabil) yang selanjutnya disisipkan dalam nanofiber.
Lalu lapisan filter selanjutnya menggunakan HEPA 13 medical grade yang mempunyai fungsi sama yaitu menyaring bakteri lebih lanjut. Untuk dua filter terakhir, udara akan melewati UV sterilization dan anion release.
Baca juga: SPMB Mandiri UIN Jakarta Diikuti Belasan Ribu Peserta, Kapan Pengumuman Kelulusannya?
Udara bebas mikroba yang keluar akan diproses oleh ionizer, sehingga udara menjadi lebih sehat dan murni. “Berbeda dengan AERIS, yang Nano-Copper-nya disisipkan pada filter HEPA, pada Coppertech filter Nano-Copper terpisah,” papar dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ini.
Dia melanjutkan, jika penggunaan nanopartikel tembaga (Copper) digunakan karena murah dan efektif menghambat penyebaran virus lebih cepat. Ukurannya yang kecil dapat lebih cepat menghancurkan virus dan bakteri yang ada di udara.
Diberikannya dua unit Coppertech dari tim Abmas ITS ini, nantinya akan diletakkan di Unit Gigi dan Mulut di RSUD Ibnu Sina serta di ruangan yang sering digunakan untuk aktivitas seperti ruang rapat dengan banyak orang. “Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat membantu mencegah dan menanggulangi risiko penularan Covid-19 di kawasan rumah sakit,” tambahnya.
Di akhir ia berharap, ke depannya penelitian yang juga digarap dengan mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi ini dapat dilanjutkan, dan hilirisasi ini dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. “Program ini diharapkan menjadi langkah awal dari pengaplikasian teknologi nano-filter antivirus dari ITS yang secara masif di berbagai sektor,” pungkas Azzah.
Untuk filtrasi pertama, udara akan melewati pre-filtration yang berfungsi menyaring debu atau partikel, lalu udara akan diproses melalui cold catalyst, dan karbon aktif berbentuk honey comb untuk pembasmian bakteri. Dalam proses ini juga terdapat proses penghilangan formaldehyde yang biasanya terkandung dalam udara.
Memasuki filter selanjutnya, terdapat proses penyaringan dengan Nano-Copper fiber. Nano-Copper bekerja sebagai filtrasi dengan bentuk larutan copper yang dicampur dengan partikel Ag (sebagai zat penstabil) yang selanjutnya disisipkan dalam nanofiber.
Lalu lapisan filter selanjutnya menggunakan HEPA 13 medical grade yang mempunyai fungsi sama yaitu menyaring bakteri lebih lanjut. Untuk dua filter terakhir, udara akan melewati UV sterilization dan anion release.
Baca juga: SPMB Mandiri UIN Jakarta Diikuti Belasan Ribu Peserta, Kapan Pengumuman Kelulusannya?
Udara bebas mikroba yang keluar akan diproses oleh ionizer, sehingga udara menjadi lebih sehat dan murni. “Berbeda dengan AERIS, yang Nano-Copper-nya disisipkan pada filter HEPA, pada Coppertech filter Nano-Copper terpisah,” papar dosen Departemen Teknik Material dan Metalurgi ini.
Dia melanjutkan, jika penggunaan nanopartikel tembaga (Copper) digunakan karena murah dan efektif menghambat penyebaran virus lebih cepat. Ukurannya yang kecil dapat lebih cepat menghancurkan virus dan bakteri yang ada di udara.
Diberikannya dua unit Coppertech dari tim Abmas ITS ini, nantinya akan diletakkan di Unit Gigi dan Mulut di RSUD Ibnu Sina serta di ruangan yang sering digunakan untuk aktivitas seperti ruang rapat dengan banyak orang. “Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat membantu mencegah dan menanggulangi risiko penularan Covid-19 di kawasan rumah sakit,” tambahnya.
Di akhir ia berharap, ke depannya penelitian yang juga digarap dengan mahasiswa Departemen Teknik Material dan Metalurgi ini dapat dilanjutkan, dan hilirisasi ini dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. “Program ini diharapkan menjadi langkah awal dari pengaplikasian teknologi nano-filter antivirus dari ITS yang secara masif di berbagai sektor,” pungkas Azzah.
(nnz)
tulis komentar anda