25 Mahasiswa Indonesia Berkesempatan Studi di Universitas Terbaik di AS
Senin, 15 Agustus 2022 - 07:58 WIB
“Tahun lalu program IISMA di UC Davis mengirimkan sekitar 17 mahasiswa. Tahun ini mengalami peningkatan menjadi 25 mahasiswa yang terdiri dari 20 perguruan tinggi yang berbeda. Adanya peningkatan jumlah partisipasi tersebut menunjukkan keberhasilan progam IISMA, yang diharapkan dapat meningkatkan keterwakilan universitas lainnya di Indonesia untuk menambah wawasan dan skill mereka melalui mata kuliah yang telah disiapkan dengan baik oleh UC Davis”, lanjutnya.
Susan Catron, Dekan Fakultas Pendidikan Profesi dan Lanjutan UC Davis yang juga hadir dalam acara kick off, mengemukakan bahwa tahun ini merupakan tahun kedua kampus tersebut menjadi university host bagi program IISMA yang digagas Pemerintah Indonesia. “Sebagai kampus negeri nomor satu dalam kategori keragaman, inklusivitas dan keterbukaan internasional di AS, UC Davis siap untuk memberikan dan memfasilitasi pembelajaran yang terbaik bagi putra-putri terbaik Indonesia yang mengikuti program IISMA,” imbuhnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Michael Lazzara, Deputi Wakil Rektor Urusan Global UC Davis yang juga berkesempatan hadir, mengungkapkan UC Davis sebagai salah satu universitas unggulan di AS, berkomitmen mendukung seluruh peserta IISMA, antara lain dengan menyiapkan pembelajaran 20 SKS sesuai komitmen yang telah disepakati dengan Kemendikbudristek.
“Sehingga implementasi studi melalui skema IISMA tidak hanya akan memberikan pengalaman studi internasional bagi para mahasiswa tetapi juga menfaat akademis melalui pendekatan multidisipliner yang nantinya akan dapat dikonversikan sesuai kurikulum di perguruan tinggi masing-masing di Indonesia”, jelas Michael.
Bahkan sebagai universitas yang unggul di bidang riset bio-kimia dan pertanian, serta memiliki kepakaran khusus di sektor litbang kopi dunia, UC Davis dapat dimanfaatkan untuk mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan makanan dan minuman yang berkualifikasi tinggi termasuk bagaimana meningkatkan kualitas kopi dengan mempelajari aspek pengembangan agrikultur, psiko-sosial dan psiko-ekonominya sehingga dapat mendukung peningakatan pasar kopi di suatu negara.
“Para peserta IISMA didorong mengambil mata kuliah bio-kimia dan kopi ini yang menjadi salah satu keunggulan UC Davis untuk memberikan bekal ilmu praktis saat mereka kembali Indonesia nanti”, jelas Michael.Seluruh peserta IISMA akan menempuh kuliah selama satu semester hingga akhir tahun.
Konsul Pensosbud, Mahmudin Nur Al-Gozaly, berharap kuliah di UC Davis dapat membuka cakrawala mengenai pembelajaran berbagai multidisiplin ilmu, di samping meningkatkan pengetahuan dan kapasitas, serta penguatan cross cultural understanding di antara mereka.
“Sebagai wakil Indonesia, maka keberadaan mereka kuliah di UC Davis diharapkan dapat menunjukkan berbagai prestasi positif sekaligus menjadi kesempatan mempromosikan profil keberagaman budaya Indonesia, yang sejalan dengan UC Davis sebagai kampus yang unggul dalam keragaman dan keterbukaannya.” kata Mahmudin.
Disamping diskusi mengenai akademis, dalam sesi tatap muka, KJRI San Francisco juga memanfaatkan untuk memberikan informasi tentang konteks prioritas tugas pelindungan WNI, menyikapi berbagai perkembangan saat ini di California, termasuk ajakan untuk ikut menguatkan komunikasi antara para mahasiswa dan KJRI San Francisco agar selama berada di California mereka dapat belajar dengan lancar, kesehatan tetap terjaga dan terhindar dari berbagai potensi masalah yang mungkin terjadi.
Susan Catron, Dekan Fakultas Pendidikan Profesi dan Lanjutan UC Davis yang juga hadir dalam acara kick off, mengemukakan bahwa tahun ini merupakan tahun kedua kampus tersebut menjadi university host bagi program IISMA yang digagas Pemerintah Indonesia. “Sebagai kampus negeri nomor satu dalam kategori keragaman, inklusivitas dan keterbukaan internasional di AS, UC Davis siap untuk memberikan dan memfasilitasi pembelajaran yang terbaik bagi putra-putri terbaik Indonesia yang mengikuti program IISMA,” imbuhnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Michael Lazzara, Deputi Wakil Rektor Urusan Global UC Davis yang juga berkesempatan hadir, mengungkapkan UC Davis sebagai salah satu universitas unggulan di AS, berkomitmen mendukung seluruh peserta IISMA, antara lain dengan menyiapkan pembelajaran 20 SKS sesuai komitmen yang telah disepakati dengan Kemendikbudristek.
“Sehingga implementasi studi melalui skema IISMA tidak hanya akan memberikan pengalaman studi internasional bagi para mahasiswa tetapi juga menfaat akademis melalui pendekatan multidisipliner yang nantinya akan dapat dikonversikan sesuai kurikulum di perguruan tinggi masing-masing di Indonesia”, jelas Michael.
Bahkan sebagai universitas yang unggul di bidang riset bio-kimia dan pertanian, serta memiliki kepakaran khusus di sektor litbang kopi dunia, UC Davis dapat dimanfaatkan untuk mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pengembangan makanan dan minuman yang berkualifikasi tinggi termasuk bagaimana meningkatkan kualitas kopi dengan mempelajari aspek pengembangan agrikultur, psiko-sosial dan psiko-ekonominya sehingga dapat mendukung peningakatan pasar kopi di suatu negara.
“Para peserta IISMA didorong mengambil mata kuliah bio-kimia dan kopi ini yang menjadi salah satu keunggulan UC Davis untuk memberikan bekal ilmu praktis saat mereka kembali Indonesia nanti”, jelas Michael.Seluruh peserta IISMA akan menempuh kuliah selama satu semester hingga akhir tahun.
Konsul Pensosbud, Mahmudin Nur Al-Gozaly, berharap kuliah di UC Davis dapat membuka cakrawala mengenai pembelajaran berbagai multidisiplin ilmu, di samping meningkatkan pengetahuan dan kapasitas, serta penguatan cross cultural understanding di antara mereka.
“Sebagai wakil Indonesia, maka keberadaan mereka kuliah di UC Davis diharapkan dapat menunjukkan berbagai prestasi positif sekaligus menjadi kesempatan mempromosikan profil keberagaman budaya Indonesia, yang sejalan dengan UC Davis sebagai kampus yang unggul dalam keragaman dan keterbukaannya.” kata Mahmudin.
Disamping diskusi mengenai akademis, dalam sesi tatap muka, KJRI San Francisco juga memanfaatkan untuk memberikan informasi tentang konteks prioritas tugas pelindungan WNI, menyikapi berbagai perkembangan saat ini di California, termasuk ajakan untuk ikut menguatkan komunikasi antara para mahasiswa dan KJRI San Francisco agar selama berada di California mereka dapat belajar dengan lancar, kesehatan tetap terjaga dan terhindar dari berbagai potensi masalah yang mungkin terjadi.
(nnz)
tulis komentar anda