SIL UI Gelar Simposium Internasional JESSD, Bahas Tantangan Pembangunan Berkelanjutan
Senin, 29 Agustus 2022 - 19:15 WIB
JAKARTA - Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) mengadakan Simposium Internasional ke-3 JESSD (The 3rd JESSD International Symposium) pada 27-28 Agustus 2022. Simposium tahun ini mengusung tema “Tantangan dalam Pembangunan Berkelanjutan di Negara Berkembang”.
Simposium menampilkan sejumlah pembicara ternama dari kalangan akademisi. Pembangunan berencana merupakan salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang kini sudah terasa di tengah kehidupan masyarakat, seperti suhu ekstrem, badai, hingga banjir besar.
Baca juga: 4 Kampus Terbaik di Indonesia yang Masuk 1000 Besar Dunia Versi Webometrics
Direktur SIL UI Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo mengatakan, semua bahaya tersebut jika ditelusuri kembali ke penyebab awalnya sangat berkaitan dengan bagaimana manusia berinteraksi dan mengelola lingkungan di sekitar mereka.
“Hal ini secara signifikan meningkatkan frekuensi dan risiko bencana yang terjadi baik di tingkat domestik maupun internasional. Jika tidak diatur, tidak dikendalikan, atau tidak berkurang secara signifikan, dapat meningkatkan risiko yang dapat membahayakan mata pencaharian tiap orang di planet ini,” katanya, melalui siaran pers, Senin (29/8/2022).
Tri Edhi Budhi Soesilo juga memaparkan, dunia membutuhkan perubahan ke arah yang lebih baik dengan segera. Dia meyakini, The 3rd JESSD International Symposium merupakan salah satu langkah yang tepat untuk berkontribusi dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. “Pasalnya, kita perlu menggunakan pendekatan berbasis bukti serta mendidik diri kita sendiri terkait dengan berbagai masalah lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan rasa terima kasih pada semua pihak yang terlibat dalam The 3rd JESSD International Symposium. Dia berharap simposium tersebut dapat menjadi wadah untuk saling bertukar informasi, ide, dan data dalam mewujudkan tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dalam skala kecil hingga global.
Baca juga: Perkuat Tata Kelola Lembaga Pendidikan Ma'arif NU dengan Basis Teknologi
“Saya berharap yang terbaik untuk simposium ini dan berharap untuk terlibat dalam diskusi yang mendalam serta bertukar ide dengan Anda. Bersama-sama, kita dapat menantikan masa depan cerah yang dipenuhi dengan penelitian, pengetahuan, dan teknologi yang inovatif,” pungkasnya.
Pada hari pertama, Pembicara kunci terdiri dari RR Ratih Dyah Kusumastuti dari Departemen Management FEB Universitas Indonesia, Hui Nee Au Yong dari Universiti Tunku Abdul Rahmanm dan Mari Mulyani dari Oxford University. Ketiga pembicara menyampaikan gagasan bagaimana negara berkembang mengatasi masalah krisis lingkungan, terutama sampah dan kebijakan politik lingkungan.
Pada hari kedua pembicara kunci terdiri dari Dian Novarina dari ARRIL Group yang membahas Lesson Learned perusahaan dalam mewujudkan keberlanjutan Lingkungan, Jessica Hanafi dari LCI Indonesia yang membahas tentang penggunaan metode LCA dalam permasalahan air dan Haruki Agustina dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang membahas strategi kebijakan dalam penanganan sampah di Indonesia.
Sebagai informasi, The 3rd JESSD International Symposium telah menerima sejumlah artikel dari berbagai negara, seperti Malaysia, Korea Selatan, Ukraina, Thailand, Uzbekistan, Vietnam, Nigeria, Bangladesh, Rusia, Brazil, Polandia, Tiongkok, Jerman, Tunisia, dan Indonesia. Secara konsisten JESSD International Symposium sendiri telah menjadi hub antar para peneliti dan ilmuwan yang sejak 2020 sudah menerbitkan lebih dari 300 artikel terindeks Scopus.
Simposium menampilkan sejumlah pembicara ternama dari kalangan akademisi. Pembangunan berencana merupakan salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan lingkungan yang kini sudah terasa di tengah kehidupan masyarakat, seperti suhu ekstrem, badai, hingga banjir besar.
Baca juga: 4 Kampus Terbaik di Indonesia yang Masuk 1000 Besar Dunia Versi Webometrics
Direktur SIL UI Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo mengatakan, semua bahaya tersebut jika ditelusuri kembali ke penyebab awalnya sangat berkaitan dengan bagaimana manusia berinteraksi dan mengelola lingkungan di sekitar mereka.
“Hal ini secara signifikan meningkatkan frekuensi dan risiko bencana yang terjadi baik di tingkat domestik maupun internasional. Jika tidak diatur, tidak dikendalikan, atau tidak berkurang secara signifikan, dapat meningkatkan risiko yang dapat membahayakan mata pencaharian tiap orang di planet ini,” katanya, melalui siaran pers, Senin (29/8/2022).
Tri Edhi Budhi Soesilo juga memaparkan, dunia membutuhkan perubahan ke arah yang lebih baik dengan segera. Dia meyakini, The 3rd JESSD International Symposium merupakan salah satu langkah yang tepat untuk berkontribusi dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. “Pasalnya, kita perlu menggunakan pendekatan berbasis bukti serta mendidik diri kita sendiri terkait dengan berbagai masalah lingkungan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menyampaikan rasa terima kasih pada semua pihak yang terlibat dalam The 3rd JESSD International Symposium. Dia berharap simposium tersebut dapat menjadi wadah untuk saling bertukar informasi, ide, dan data dalam mewujudkan tujuan Pembangunan Berkelanjutan, dalam skala kecil hingga global.
Baca juga: Perkuat Tata Kelola Lembaga Pendidikan Ma'arif NU dengan Basis Teknologi
“Saya berharap yang terbaik untuk simposium ini dan berharap untuk terlibat dalam diskusi yang mendalam serta bertukar ide dengan Anda. Bersama-sama, kita dapat menantikan masa depan cerah yang dipenuhi dengan penelitian, pengetahuan, dan teknologi yang inovatif,” pungkasnya.
Pada hari pertama, Pembicara kunci terdiri dari RR Ratih Dyah Kusumastuti dari Departemen Management FEB Universitas Indonesia, Hui Nee Au Yong dari Universiti Tunku Abdul Rahmanm dan Mari Mulyani dari Oxford University. Ketiga pembicara menyampaikan gagasan bagaimana negara berkembang mengatasi masalah krisis lingkungan, terutama sampah dan kebijakan politik lingkungan.
Pada hari kedua pembicara kunci terdiri dari Dian Novarina dari ARRIL Group yang membahas Lesson Learned perusahaan dalam mewujudkan keberlanjutan Lingkungan, Jessica Hanafi dari LCI Indonesia yang membahas tentang penggunaan metode LCA dalam permasalahan air dan Haruki Agustina dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang membahas strategi kebijakan dalam penanganan sampah di Indonesia.
Sebagai informasi, The 3rd JESSD International Symposium telah menerima sejumlah artikel dari berbagai negara, seperti Malaysia, Korea Selatan, Ukraina, Thailand, Uzbekistan, Vietnam, Nigeria, Bangladesh, Rusia, Brazil, Polandia, Tiongkok, Jerman, Tunisia, dan Indonesia. Secara konsisten JESSD International Symposium sendiri telah menjadi hub antar para peneliti dan ilmuwan yang sejak 2020 sudah menerbitkan lebih dari 300 artikel terindeks Scopus.
(nnz)
tulis komentar anda