Inovasi Keren, Bantal Anti Bakteri-Tungau Kreasi Mahasiswa UGM
Selasa, 06 September 2022 - 09:11 WIB
Padahal, tungau maupun bakteri bisa menyebabkan persoalan serius bagi kesehatan, terutama orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah bisa menimbulkan reaksi alergi seperti dermatitis, asma, rhinitis, batuk, mata kering dan berbagai masalah kesehatan lainnya.
Guna mencegah penyebaran dan pertumbuhan bakteri mereka memanfaatkan daun sirih (Piper betle L.) yang diketahui mengandung senyawa yang berperan sebagai antibakteri yaitu saponin, tanin, flavonoid, dan fenol.
Dalam daun sirih juga terdapat minyak atsiri yaitu clavikol yang berperan mematikan agen Sarcoptes scabiei dalam menghentikan aktivitas tungau agar permukaan luka tidak memburuk. Penggunaan daun sirih ini dengan diekstrak dan direaksikan dengan limbah enceng gondok.
Lebih lanjut, Marsyela memaparkan proses produksi Bangau, produksi diawali dengan penganyaman eceng gondok kering menjadi berbentuk lilitan kecil maupun sedang. Berikutnya, anyaman bantal direbus dengan ekstrak daun sirih agar ekstrak dapat tercampur merata pada anyaman.
Setelah itu, dilakukan pengeringan dan penyemprotan kembali ekstrak daun sirih secara merata. Lalu, anyaman dimasukkan ke dalam plastik selama 12 jam agar ekstrak daun sirih dapat meresap ke dalam anyaman.
Selanjutnya dilakukan pengolahan sabut kelapa sebagai bahan isian bantal. Pengolahan untuk mengubah sabut kelapa yang kasar menjadi tekstur yang hampir menyerupai woll atau benang. Tahap pengolahan sabut kelapa dilakukan melalui beberapa tahapan seperti pemutihan, penghalusan, dan pengeringan.
Tahapan terakhir berupa finishing dengan memasukan serat woll dari sabut kelapa dan limbah biji kapuk randu untuk menambah volume bantal sebelum dilakukan penjahitan. Adapun produk BANGAU dibuat berbentuk segi empat berukuran 35x35 cm berwarna coklat dengan nuansa alami dan tradisional.
Alda Anisah menambahkan dalam memasarkan produk, mereka menggunakan website dan media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan Facebook untuk memperkenalkan BANGAU kepada konsumen. Diawal periode usaha berjalan, konsumen bisa mendapatkan produk dengan melakukan pemesanan melalui WhatsApp dan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada.
Selanjutnya, penjualan produk secara offline secara bertahap akan dilakukan dengan membuka home industry dengan produk BANGAU yang telah siap dipasarkan kepada konsumen.
Mereka melakukan penjualan produk BANGAU berupa bantal yang juga disertai dengan cairan spray antibakteri berukuran 30 ml. Satu paket produk dibanderol seharga Rp115 ribu.
Guna mencegah penyebaran dan pertumbuhan bakteri mereka memanfaatkan daun sirih (Piper betle L.) yang diketahui mengandung senyawa yang berperan sebagai antibakteri yaitu saponin, tanin, flavonoid, dan fenol.
Dalam daun sirih juga terdapat minyak atsiri yaitu clavikol yang berperan mematikan agen Sarcoptes scabiei dalam menghentikan aktivitas tungau agar permukaan luka tidak memburuk. Penggunaan daun sirih ini dengan diekstrak dan direaksikan dengan limbah enceng gondok.
Lebih lanjut, Marsyela memaparkan proses produksi Bangau, produksi diawali dengan penganyaman eceng gondok kering menjadi berbentuk lilitan kecil maupun sedang. Berikutnya, anyaman bantal direbus dengan ekstrak daun sirih agar ekstrak dapat tercampur merata pada anyaman.
Setelah itu, dilakukan pengeringan dan penyemprotan kembali ekstrak daun sirih secara merata. Lalu, anyaman dimasukkan ke dalam plastik selama 12 jam agar ekstrak daun sirih dapat meresap ke dalam anyaman.
Selanjutnya dilakukan pengolahan sabut kelapa sebagai bahan isian bantal. Pengolahan untuk mengubah sabut kelapa yang kasar menjadi tekstur yang hampir menyerupai woll atau benang. Tahap pengolahan sabut kelapa dilakukan melalui beberapa tahapan seperti pemutihan, penghalusan, dan pengeringan.
Tahapan terakhir berupa finishing dengan memasukan serat woll dari sabut kelapa dan limbah biji kapuk randu untuk menambah volume bantal sebelum dilakukan penjahitan. Adapun produk BANGAU dibuat berbentuk segi empat berukuran 35x35 cm berwarna coklat dengan nuansa alami dan tradisional.
Alda Anisah menambahkan dalam memasarkan produk, mereka menggunakan website dan media sosial seperti Instagram, Tiktok, dan Facebook untuk memperkenalkan BANGAU kepada konsumen. Diawal periode usaha berjalan, konsumen bisa mendapatkan produk dengan melakukan pemesanan melalui WhatsApp dan marketplace seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada.
Selanjutnya, penjualan produk secara offline secara bertahap akan dilakukan dengan membuka home industry dengan produk BANGAU yang telah siap dipasarkan kepada konsumen.
Mereka melakukan penjualan produk BANGAU berupa bantal yang juga disertai dengan cairan spray antibakteri berukuran 30 ml. Satu paket produk dibanderol seharga Rp115 ribu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda