Inovasi Keren, Mahasiswa IAIN Kendari Olah Limbah Sabut Kelapa Jadi Pupuk Organik Cair
Jum'at, 09 September 2022 - 08:46 WIB
JAKARTA - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kendari, Pramana Alfandy dan rekan-rekannya berhasil menemukan inovasi pengolahan limbah sabut kelapa menjadi pupuk organik cair.
Ide mengolah limbah ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap limbah sabut kelapa di lokasi kegiatan KKN Desa Laywo Jaya, Konawe, Kepulauan Sulawesi Tenggara.
Limbah sabut ini jumlahnya sangat berlimpah dan berserakan di mana-mana. Limbah ini berasal dari pengolahan kelapa menjadi komoditi kopra dan minyak goreng yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat.
"Melihat kondisi ini kami mencoba mencari literatur jurnal tentang sabut kelapa dan kami menemukan bahwa sabut memilii kandungan hara dan mineral seperti kalium, magnesium, natrium dan posfor yang dapat menjadi alternatif pembuatan pupuk organik,” papar Pramana, mahasiswa Prodi Tadris IPA, seperti dilansir dari laman resmi Pendis Kemenag, Jumat (9/9/2022).
Berdasarkan literatur yang mereka dapatkan, Pramana bersama rekannya melakukan uji coba pengolahan limbah sabut kelapa selama 14 hari. Bahan yang digunakan antara lain sekitar 5 kilogram limbah sabut kelapa yang dicampur dengan Effective microorganism (EM4) dan bahan tambahan air dan gula merah untuk mempercepat proses fermentasi.
Setelah proses fermentasi ini selesai, pupuk ini diujicobakan ke tanaman jagung. Selanjutnya dilakukan pengamatan selama kurang lebih dua minggu dan hasilnya tanaman tersebut tumbuh subur dan berdaun banyak.
"Kami masih akan melakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui apakah pupuk ini juga berpengaruh untuk proses pembuahan,” terang mahasiswa yang pernah meraih peringkat ke-5 lomba Karya Inovasi Nano Teknologi di OASE PTKN.
Ide mengolah limbah ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap limbah sabut kelapa di lokasi kegiatan KKN Desa Laywo Jaya, Konawe, Kepulauan Sulawesi Tenggara.
Limbah sabut ini jumlahnya sangat berlimpah dan berserakan di mana-mana. Limbah ini berasal dari pengolahan kelapa menjadi komoditi kopra dan minyak goreng yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat.
"Melihat kondisi ini kami mencoba mencari literatur jurnal tentang sabut kelapa dan kami menemukan bahwa sabut memilii kandungan hara dan mineral seperti kalium, magnesium, natrium dan posfor yang dapat menjadi alternatif pembuatan pupuk organik,” papar Pramana, mahasiswa Prodi Tadris IPA, seperti dilansir dari laman resmi Pendis Kemenag, Jumat (9/9/2022).
Berdasarkan literatur yang mereka dapatkan, Pramana bersama rekannya melakukan uji coba pengolahan limbah sabut kelapa selama 14 hari. Bahan yang digunakan antara lain sekitar 5 kilogram limbah sabut kelapa yang dicampur dengan Effective microorganism (EM4) dan bahan tambahan air dan gula merah untuk mempercepat proses fermentasi.
Setelah proses fermentasi ini selesai, pupuk ini diujicobakan ke tanaman jagung. Selanjutnya dilakukan pengamatan selama kurang lebih dua minggu dan hasilnya tanaman tersebut tumbuh subur dan berdaun banyak.
"Kami masih akan melakukan pengamatan lebih lanjut untuk mengetahui apakah pupuk ini juga berpengaruh untuk proses pembuahan,” terang mahasiswa yang pernah meraih peringkat ke-5 lomba Karya Inovasi Nano Teknologi di OASE PTKN.
Lihat Juga :
tulis komentar anda