Penyelarasan Skema Seleksi Masuk PTN Tingkatkan Kualitas Penerimaan Mahasiswa Baru
Minggu, 18 September 2022 - 01:10 WIB
JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya mewujudkan peningkatan kualitas pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan. Melalui transformasi skema masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Kemendikbudristek berupaya memperbaiki kualitas input sekaligus menyelaraskan terobosan kebijakan pembelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam mengatakan, tujuan dari kebijakan ini utamanya adalah menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan melalui kebijakan Merdeka Belajar dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi yang dilakukan di pendidikan tinggi dengan Kampus Merdeka.
Berdasarkan data tahun 2020/2021, terdapat lebih dari 3,2 juta siswa lulus dari jenjang SMA/SMK/sederajat. Mahasiswa baru yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi secara nasional adalah lebih dari 2,1 juta mahasiswa. Dari jumlah tersebut, sekitar 762 ribu mahasiswa diterima di PTN, baik akademik maupun vokasi. Merujuk angka tersebut, skema seleksi masuk PTN harus memberikan kesempatan yang luas bagi calon mahasiswa untuk dapat menempuh pendidikan tinggi sesuai minat dan bakatnya.
Dengan demikian, calon mahasiswa lebih bebas dalam menentukan program studi pilihannya tanpa merasa dibatasi. Sebab, skema masuk PTN berkorelasi kuat dengan kualitas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Nizam mengatakan, siapa pun dengan kurikulum apa pun bisa mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri sesuai dengan skema seleksi yang baru. "Justru salah satu latar belakang di balik perubahan transformasi ini tentu juga untuk bisa mengakomodasi pergerakan kurikulum, di samping mentransformasi pembelajaran di SMA," jelas Nizam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Mewujudkan Transformasi Skema Masuk Pendidikan Tinggi Negeri Berkeadilan, dikutip Minggu (18/9/2022).
Calon peserta seleksi diharapkan bisa lebih fokus pada pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan bernalar, kemampuan literasi dan numerasi yang lebih mendalam, serta kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan secara lintas keilmuan.
Menurut Nizam, Kurikulum 2013 mengaitkan nilai-nilai authentic learning yang implementasinya ada di dalam tes seleksi yang baru. Dia mendorong para peserta untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam proses penyelesaian masalah, peningkatan kemampuan bernalar, baik secara matematis maupun bahasa. "Adik-adik, berpikir secara kritis itu yang penting, tetap belajar semangat, sukses," ujarnya seraya menekankan bahwa tes skolastik relevan untuk kesuksesan studi dan karier di masa depan.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam mengatakan, tujuan dari kebijakan ini utamanya adalah menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan melalui kebijakan Merdeka Belajar dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi yang dilakukan di pendidikan tinggi dengan Kampus Merdeka.
Berdasarkan data tahun 2020/2021, terdapat lebih dari 3,2 juta siswa lulus dari jenjang SMA/SMK/sederajat. Mahasiswa baru yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi secara nasional adalah lebih dari 2,1 juta mahasiswa. Dari jumlah tersebut, sekitar 762 ribu mahasiswa diterima di PTN, baik akademik maupun vokasi. Merujuk angka tersebut, skema seleksi masuk PTN harus memberikan kesempatan yang luas bagi calon mahasiswa untuk dapat menempuh pendidikan tinggi sesuai minat dan bakatnya.
Dengan demikian, calon mahasiswa lebih bebas dalam menentukan program studi pilihannya tanpa merasa dibatasi. Sebab, skema masuk PTN berkorelasi kuat dengan kualitas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Nizam mengatakan, siapa pun dengan kurikulum apa pun bisa mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri sesuai dengan skema seleksi yang baru. "Justru salah satu latar belakang di balik perubahan transformasi ini tentu juga untuk bisa mengakomodasi pergerakan kurikulum, di samping mentransformasi pembelajaran di SMA," jelas Nizam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Mewujudkan Transformasi Skema Masuk Pendidikan Tinggi Negeri Berkeadilan, dikutip Minggu (18/9/2022).
Calon peserta seleksi diharapkan bisa lebih fokus pada pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan bernalar, kemampuan literasi dan numerasi yang lebih mendalam, serta kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan secara lintas keilmuan.
Menurut Nizam, Kurikulum 2013 mengaitkan nilai-nilai authentic learning yang implementasinya ada di dalam tes seleksi yang baru. Dia mendorong para peserta untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam proses penyelesaian masalah, peningkatan kemampuan bernalar, baik secara matematis maupun bahasa. "Adik-adik, berpikir secara kritis itu yang penting, tetap belajar semangat, sukses," ujarnya seraya menekankan bahwa tes skolastik relevan untuk kesuksesan studi dan karier di masa depan.
tulis komentar anda