Ini Sejarah Berdirinya Universitas Terbuka, Kampus dengan Mahasiswa Terbanyak
Selasa, 27 September 2022 - 11:03 WIB
Saat itu banyak guru yang dididik secara darurat sehingga belum memenuhi standar kemampuan yang disyaratkan untuk mengajar di sekolah-sekolah SMP dan SMA. Hingga pada 1981, Ditjen Pendidikan Tinggi membuka program pendidikan jarak jauh PGPSLP D-2 bagi guru sekolah SMP yang telah berijazah D1 dan PGSLP di 12 Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Indonesia.
Pada 1982, Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi juga menyelenggarakan pendidikan jarak jauh Akta Mengajar V untuk
meningkatkan kemampuan mengajar dosen perguruan tinggi. Pendidikan ini juga tidak menginduk pada salah satu perguruan tinggi, tetapi merupakan proyek Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi.
Sejarah berdirinya UT juga dilandasi masalah ledakan lulusan SMA pada akhir Pelita IV yang besarnya mencapai 1,5 juta lulusan. Sementara daya tampung kampus saat itu hanya sekitar 400 ribu sehingga ada sekitar 700 ribu lulusan SMA yang tidak bisa lanjut kuliah.
Oleh karena itu pun perlu perluasan daya tampung perguruan tinggi sampai 1,5 juta mahasiswa dengan asumsi semua lulusan SMA ingin berkuliah. Masalahnya adalah, penambahan daya tampung memerlukan ruangan, tambahan pengajar, dan juga dana yang tidak sedikit.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah memutuskan membuka sebuah universitas negeri yang sifatnya terbuka dengan sistem belajar jarak jauh. Pembukaan ini atas dasar, tidak memerlukan dosen dengan jumlah banyak, tidak memerlukan ruangan, dan biaya pendidikan relatif lebih murah.
Pada akhir 1981, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan mendirikan sebuah universitas yang nonkonvensional dengan sistem terbuka yang diberi nama Universitas Terbuka Indonesia (Indonesian Open University-lOU) yang kemudian berubah namanya menjadi Universitas Terbuka (UT).
Baca juga: Tak Anggap Kuliah sebagai Beban, Alvin Jadi Wisudawan Terbaik ITS dengan IPK 3,96
Pelaksanaan perintisan pendirian UT ini dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari para ahli pendidikan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Setijadi yang waktu itu menjadi Pembantu Dekan II Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta).
Pada bulan Oktober 1981 Draft Rencana Pembukaan UT selesai disusun. (Vahidi, 1982). Draft tersebut kemudian direvisi Juni 1982. Dalam rancangan itu, pada bulan Juni 1984 UT harus berdiri.
Pada 1982, Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi juga menyelenggarakan pendidikan jarak jauh Akta Mengajar V untuk
meningkatkan kemampuan mengajar dosen perguruan tinggi. Pendidikan ini juga tidak menginduk pada salah satu perguruan tinggi, tetapi merupakan proyek Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi.
Sejarah berdirinya UT juga dilandasi masalah ledakan lulusan SMA pada akhir Pelita IV yang besarnya mencapai 1,5 juta lulusan. Sementara daya tampung kampus saat itu hanya sekitar 400 ribu sehingga ada sekitar 700 ribu lulusan SMA yang tidak bisa lanjut kuliah.
Oleh karena itu pun perlu perluasan daya tampung perguruan tinggi sampai 1,5 juta mahasiswa dengan asumsi semua lulusan SMA ingin berkuliah. Masalahnya adalah, penambahan daya tampung memerlukan ruangan, tambahan pengajar, dan juga dana yang tidak sedikit.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah memutuskan membuka sebuah universitas negeri yang sifatnya terbuka dengan sistem belajar jarak jauh. Pembukaan ini atas dasar, tidak memerlukan dosen dengan jumlah banyak, tidak memerlukan ruangan, dan biaya pendidikan relatif lebih murah.
Pada akhir 1981, pemerintah dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan memutuskan mendirikan sebuah universitas yang nonkonvensional dengan sistem terbuka yang diberi nama Universitas Terbuka Indonesia (Indonesian Open University-lOU) yang kemudian berubah namanya menjadi Universitas Terbuka (UT).
Baca juga: Tak Anggap Kuliah sebagai Beban, Alvin Jadi Wisudawan Terbaik ITS dengan IPK 3,96
Pelaksanaan perintisan pendirian UT ini dilakukan oleh sebuah tim yang terdiri dari para ahli pendidikan yang dipimpin oleh Prof. Dr. Setijadi yang waktu itu menjadi Pembantu Dekan II Fakultas Pascasarjana IKIP Jakarta (kini Universitas Negeri Jakarta).
Pada bulan Oktober 1981 Draft Rencana Pembukaan UT selesai disusun. (Vahidi, 1982). Draft tersebut kemudian direvisi Juni 1982. Dalam rancangan itu, pada bulan Juni 1984 UT harus berdiri.
tulis komentar anda