Gandeng Unesa, Kemenkominfo Gelar Kelas Podcast Disabilitas
Senin, 03 Oktober 2022 - 09:16 WIB
JAKARTA - Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi (GNLD) melaksanakan edukasi literasi digital khusus untuk kelompok masyarakat penyandang disabilitas melalui kegiatan Kelas Podcast Disabilitas. Kegiatan ini diselenggarakan secara offline di Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus Ketintang dan Kampus Lidah Wetan, Kota Surabaya.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kemenkominfo dengan Paberik Soeara Rakjat, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kece Media Unesa, Divisi Difabel Unesa serta didukung oleh platform podcast Spotify dan Anchor yang diikuti oleh 280 orang peserta yang merupakan penyandang disabilitas netra, rungu, wicara, dan daksa.
Baca juga: Sering Juara Tari, Wisudawan Terbaik UMM Ini Juga Sukses Capai Nilai Sempurna
Kegiatan ini merupakan usaha penguatan literasi digital bagi penyandang disabilitas demi terciptanya masyarakat Indonesia yang inklusif. Kegiatan ini memastikan agar seluruh elemen masyarakat mendapatkan hak dan akses yang sama untuk berkontribusi di ruang digital dalam mewujudkan ruang digital yang inklusif.
Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa Dr. Wiwik Sri Utami menyampaikan, podcast dapat dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas agar lebih produktif. “Saat ini semua serba digital, media sosial sudah menjadi bagian dari kita semua. Podcast merupakan salah satu media baru yang bisa kita manfaatkan untuk lebih produktif dan membuat konten yang bermanfaat,” katanya, melalui siaran pers, Senin (3/10/2022).
Lebih lanjut, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Unesa Dr. Sujarwanto menyampaikan harapannya agar makin banyak kolaborasi untuk bergerak bersama mengadakan kegiatan yang ramah disabilitas. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk mendukung Indonesia lebih inklusif, melek digital dan makin cakap digital. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa memberikan perspektif baru,” katanya.
Materi pertama dibawakan Podcaster, Penyiar dan Trainer Komunitas Sahabat Difabel Semarang Dodi Susetiadi yang menyampaikan materi dasar public speaking untuk membangkitkan kepercayaan diri para peserta. Ia menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang membuat orang tidak percaya diri.
Baca juga: Lengkap, Ini Persyaratan, Cara Daftar, dan Jadwal Seleksi PPPK Guru 2022
Yaitu pengalaman masa lalu, lingkungan sekitar, dan overthinking dengan memikirkan hal-hal yang belum terjadi. “Yang namanya percaya diri itu harus dicoba dan dilakukan. Tunjukkan kreasi kita dan kemampuan kita agar sekitar kita tahu bahwa penyandang disabilitas pasti ada kelebihan,” tegasnya.
Rasa percaya diri, bersama dengan pengalaman serta teknik vokal, merupakan modal penting dalam membuat konten podcast. Pada kesempatan yang sama, Pradipta Nugrahanto, CEO Paberik Soeara Rakjat, menjelaskan materi tentang pentingnya latihan teknik suara atau vokal agar kita terbiasa dengan suara kita sendiri dan melenturkan otot muka kita. “Agar tidak kaku ketika berhadapan dengan mic, kita harus akrab dengan micnya. Bagaimana caranya? Ya dengan pemanasan, latihan huruf vocal pengucapan A,I,U,E,O ataupun dengan tongue twister,” tambahnya.
Materi produksi podcast disampaikan Podcaster Tunanetra dan Trainer Disabilitas. Ia mengatakan bahwa dengan podcast, orang bisa lebih mudah mendengarkan cerita penyandang disabilitas karena bisa diputar di mana saja, kapan saja bahkan bisa didengarkan secara terus menerus. “Teman-teman netra dan disabilitas sering banget menyimpan kisah ceritanya sendiri, nah kenapa nggak dibagikan? Kenapa nggak dibuatkan episode podcast aja?,” ujarnya.
Kegiatan ini merupakan kolaborasi Kemenkominfo dengan Paberik Soeara Rakjat, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kece Media Unesa, Divisi Difabel Unesa serta didukung oleh platform podcast Spotify dan Anchor yang diikuti oleh 280 orang peserta yang merupakan penyandang disabilitas netra, rungu, wicara, dan daksa.
Baca juga: Sering Juara Tari, Wisudawan Terbaik UMM Ini Juga Sukses Capai Nilai Sempurna
Kegiatan ini merupakan usaha penguatan literasi digital bagi penyandang disabilitas demi terciptanya masyarakat Indonesia yang inklusif. Kegiatan ini memastikan agar seluruh elemen masyarakat mendapatkan hak dan akses yang sama untuk berkontribusi di ruang digital dalam mewujudkan ruang digital yang inklusif.
Wakil Dekan 1 Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa Dr. Wiwik Sri Utami menyampaikan, podcast dapat dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas agar lebih produktif. “Saat ini semua serba digital, media sosial sudah menjadi bagian dari kita semua. Podcast merupakan salah satu media baru yang bisa kita manfaatkan untuk lebih produktif dan membuat konten yang bermanfaat,” katanya, melalui siaran pers, Senin (3/10/2022).
Lebih lanjut, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja Sama Unesa Dr. Sujarwanto menyampaikan harapannya agar makin banyak kolaborasi untuk bergerak bersama mengadakan kegiatan yang ramah disabilitas. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk mendukung Indonesia lebih inklusif, melek digital dan makin cakap digital. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa memberikan perspektif baru,” katanya.
Materi pertama dibawakan Podcaster, Penyiar dan Trainer Komunitas Sahabat Difabel Semarang Dodi Susetiadi yang menyampaikan materi dasar public speaking untuk membangkitkan kepercayaan diri para peserta. Ia menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang membuat orang tidak percaya diri.
Baca juga: Lengkap, Ini Persyaratan, Cara Daftar, dan Jadwal Seleksi PPPK Guru 2022
Yaitu pengalaman masa lalu, lingkungan sekitar, dan overthinking dengan memikirkan hal-hal yang belum terjadi. “Yang namanya percaya diri itu harus dicoba dan dilakukan. Tunjukkan kreasi kita dan kemampuan kita agar sekitar kita tahu bahwa penyandang disabilitas pasti ada kelebihan,” tegasnya.
Rasa percaya diri, bersama dengan pengalaman serta teknik vokal, merupakan modal penting dalam membuat konten podcast. Pada kesempatan yang sama, Pradipta Nugrahanto, CEO Paberik Soeara Rakjat, menjelaskan materi tentang pentingnya latihan teknik suara atau vokal agar kita terbiasa dengan suara kita sendiri dan melenturkan otot muka kita. “Agar tidak kaku ketika berhadapan dengan mic, kita harus akrab dengan micnya. Bagaimana caranya? Ya dengan pemanasan, latihan huruf vocal pengucapan A,I,U,E,O ataupun dengan tongue twister,” tambahnya.
Materi produksi podcast disampaikan Podcaster Tunanetra dan Trainer Disabilitas. Ia mengatakan bahwa dengan podcast, orang bisa lebih mudah mendengarkan cerita penyandang disabilitas karena bisa diputar di mana saja, kapan saja bahkan bisa didengarkan secara terus menerus. “Teman-teman netra dan disabilitas sering banget menyimpan kisah ceritanya sendiri, nah kenapa nggak dibagikan? Kenapa nggak dibuatkan episode podcast aja?,” ujarnya.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda