Cuaca Ekstrem, IPB University Lakukan Ini untuk Keamanan Mahasiswa
Senin, 17 Oktober 2022 - 09:41 WIB
JAKARTA - Dalam mengantisipasi berlangsungnya cuaca ekstrem , IPB University akan menetapkan paket kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar. Ada dua kebijakan yang akan diambil untuk keamanan dan kenyamanan mahasiswa kuliah.
Rencana kebijakan yang akan diambil antara lain. Pertama, penyesuaian metode pembelajaran di saat cuaca tidak kondusif. IPB akan terus memantau prakiraan cuaca dari BMKG untuk menentukan metode pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran akan lebih fleksibel. “Bagi kami keselamatan adalah nomor satu” ujar Prof Arif Satria, melalui siaran pers, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Empat Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Bonus Demografi
Kedua, IPB akan melakukan Arborikultur untuk pemeriksaan kesehatan pohon-pohon di lingkungan kampus. Ini adalah teknik untuk diagnosis pohon-pohon yang berpotensi tumbang.
Peranan arboris (“dokter pohon”) melalui aplikasi teknik arborikultur dalam pemeriksaan kesehatan dan perawatan individu pohon harus terus ditingkatkan dan dijadikan profesi untuk mendukung pengelolaan ruang terbuka hijau.
Baca juga: UI Hadirkan Sensasi Unik Lari Maraton Malam Hari di Kampus Depok
Profesi ini memang membutuhkan pengetahuan dan teknik mutakhir sebagai alat bantu diagnosis (misalnya teknologi sonic tomography, drilling resistance, dan lainnya) agar pohon atau pepohonan yang mereka kelola tetap sehat dan tidak mudah tumbang.
Ketersediaan tenaga arboris atau “dokter pohon” profesional masih sangat kurang. Oleh karena itu Klaster Riset Arborikultur IPB bekerja sama dengan PII-BKTHUT dan didukung oleh MArI dan KLHK telah menyelenggarakan pelatihan “Teknik Pemeriksaan Pohon di Lanskap Kota” yang juga dikaitkan dengan peroleh PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) bagi para insinyur profesional BKTHUT .
Rencana kebijakan yang akan diambil antara lain. Pertama, penyesuaian metode pembelajaran di saat cuaca tidak kondusif. IPB akan terus memantau prakiraan cuaca dari BMKG untuk menentukan metode pembelajaran. Dengan demikian, metode pembelajaran akan lebih fleksibel. “Bagi kami keselamatan adalah nomor satu” ujar Prof Arif Satria, melalui siaran pers, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Empat Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Bonus Demografi
Kedua, IPB akan melakukan Arborikultur untuk pemeriksaan kesehatan pohon-pohon di lingkungan kampus. Ini adalah teknik untuk diagnosis pohon-pohon yang berpotensi tumbang.
Peranan arboris (“dokter pohon”) melalui aplikasi teknik arborikultur dalam pemeriksaan kesehatan dan perawatan individu pohon harus terus ditingkatkan dan dijadikan profesi untuk mendukung pengelolaan ruang terbuka hijau.
Baca juga: UI Hadirkan Sensasi Unik Lari Maraton Malam Hari di Kampus Depok
Profesi ini memang membutuhkan pengetahuan dan teknik mutakhir sebagai alat bantu diagnosis (misalnya teknologi sonic tomography, drilling resistance, dan lainnya) agar pohon atau pepohonan yang mereka kelola tetap sehat dan tidak mudah tumbang.
Ketersediaan tenaga arboris atau “dokter pohon” profesional masih sangat kurang. Oleh karena itu Klaster Riset Arborikultur IPB bekerja sama dengan PII-BKTHUT dan didukung oleh MArI dan KLHK telah menyelenggarakan pelatihan “Teknik Pemeriksaan Pohon di Lanskap Kota” yang juga dikaitkan dengan peroleh PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) bagi para insinyur profesional BKTHUT .
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda