SKSG UI, PPI Dunia, dan Istanbul Medipol University Cari Solusi Hadapi Megatrend 2045
Kamis, 10 November 2022 - 15:51 WIB
Baca juga: Ini 4 Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang Masuk QS Asia University Rankings 2023
Saat ini, Panitia 6th ICSGS telah menerima banyak abstrak terkait topik-topik yang diangkat.
"Untuk memastikan kualitas makalah, akan diundang akademisi nasional dan internasional untuk menjadi reviewer independen. Konferensi ini, seperti tahun sebelumnya, akan digunakan sebagai tempat untuk berbagi informasi dan pengetahuan," terangnya.
Ketua Panitia 6th ICSGS Muhamad Syauqillah berharap, melalui ICSGS ke-6 ini akan banyak ide-ide yang akan memberikan kontribusi tidak hanya ilmu pengetahuan. Tetapi juga memberikan solusi atas permasalahan yang muncul melalui pendekatan multi perspektif dan interdisipliner serta memberikan nilai-nilai positif dan memperluas wawasan publik secara umum, bagi sivitas akademika dan masyarakat dunia.
“Perlu dicari solusi mengatasi persoalan kompleks secara masif dan tantangan multidimensi di era pasca-COVID-19 dan Megatrend yang akan datang di tahun 2045," kata Syauqi.
"Urgensi diselenggarakannya konferensi ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pemecahan masalah stratejik dan global, yang mana saat ini berbagai tantangan muncul mulai dari konflik antarnegara, aksi terorisme, pandemi, pengungsi dan berbagai isu lainnya yang sangat terkait dengan keberlangsungan kehidupan manusia," pungkasnya.
Saat ini, Panitia 6th ICSGS telah menerima banyak abstrak terkait topik-topik yang diangkat.
"Untuk memastikan kualitas makalah, akan diundang akademisi nasional dan internasional untuk menjadi reviewer independen. Konferensi ini, seperti tahun sebelumnya, akan digunakan sebagai tempat untuk berbagi informasi dan pengetahuan," terangnya.
Ketua Panitia 6th ICSGS Muhamad Syauqillah berharap, melalui ICSGS ke-6 ini akan banyak ide-ide yang akan memberikan kontribusi tidak hanya ilmu pengetahuan. Tetapi juga memberikan solusi atas permasalahan yang muncul melalui pendekatan multi perspektif dan interdisipliner serta memberikan nilai-nilai positif dan memperluas wawasan publik secara umum, bagi sivitas akademika dan masyarakat dunia.
“Perlu dicari solusi mengatasi persoalan kompleks secara masif dan tantangan multidimensi di era pasca-COVID-19 dan Megatrend yang akan datang di tahun 2045," kata Syauqi.
"Urgensi diselenggarakannya konferensi ini diharapkan dapat berkontribusi bagi pemecahan masalah stratejik dan global, yang mana saat ini berbagai tantangan muncul mulai dari konflik antarnegara, aksi terorisme, pandemi, pengungsi dan berbagai isu lainnya yang sangat terkait dengan keberlangsungan kehidupan manusia," pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda