Ketum PB PMII: Momentum Muspimnas Diharapkan Mampu Respons Tantangan Zaman
Kamis, 17 November 2022 - 20:39 WIB
Alumnus Magister Development and Governance, Institute of Political Science University of Duisburg-Essen, Jerman ini menyatakan, tantangan kader-kader PMII saat ini berbeda dengan kader PMII di era-era sebelumnya.
Dia menyebutkan, tantangan terbesar hari ini adalah kader PMII dihadapkan dengan ancaman krisis pangan, ancaman kepada perdamaian dunia, perubahan iklim, bonus demografi, perkembangan dan percepatan teknologi.
Menurutnya, tantangan tersebut merupakan situasi-situasi yang jauh berbeda dengan PMII pada 20 hingga 30 tahun lalu.
"Untuk itu saya berharap formulasi kaderisasi dan nanti kita akan membahas paradigma PMII yang akan kita kontekstualisasi ulang karena itu sudah ditulis sekitar 20 hingga 30 tahun lalu,"
Sebagai kader ideologis baik secara keislaman dan kebangsaan, kader PMII diharapkan mampu menjawab perkembangan zaman dan profesi-profesi spesifik. Sehingga bisa menjadi kader pergerakan mahasiswa Islam Indonesia yang paripurna.
"Semoga kita bisa menjawab dan membahas itu dalam Muspimnas PMII. Karena ketika kita tidak membahasnya sekarang, kita harus menunggu dua sampai tiga tahun lagi menunggu Kongres dan menunggu Muspimnas," tambahnya.
Gus Abe mengakui, telah menginstruksikan harus menjawab tantangan tersebut sekarang. Maka seluruh rayon, komisariat hingga cabang untuk membawa gagasan masing-masing. Tidak lain bertujuan untuk mengembangkan organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini.
"Harapannya memperbaiki dan mengembangkan organisasi kita bersama. Selain itu juga merespons isu eksternal pada hari ini," imbuhnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Kabupaten Tulungagung Maryoto Birowo, Rektor UIN SATU Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., Ketua Umum PB PMII masa khidmat 2021-2024 Muhammad Abdullah Syukri, Majlis Pembina Nasional PB PMII Abdul Muhaimin Iskandar, dan Wakil Menteri Agama RI H. Zainut Tauhid Sa’adi.
Dia menyebutkan, tantangan terbesar hari ini adalah kader PMII dihadapkan dengan ancaman krisis pangan, ancaman kepada perdamaian dunia, perubahan iklim, bonus demografi, perkembangan dan percepatan teknologi.
Menurutnya, tantangan tersebut merupakan situasi-situasi yang jauh berbeda dengan PMII pada 20 hingga 30 tahun lalu.
"Untuk itu saya berharap formulasi kaderisasi dan nanti kita akan membahas paradigma PMII yang akan kita kontekstualisasi ulang karena itu sudah ditulis sekitar 20 hingga 30 tahun lalu,"
Sebagai kader ideologis baik secara keislaman dan kebangsaan, kader PMII diharapkan mampu menjawab perkembangan zaman dan profesi-profesi spesifik. Sehingga bisa menjadi kader pergerakan mahasiswa Islam Indonesia yang paripurna.
"Semoga kita bisa menjawab dan membahas itu dalam Muspimnas PMII. Karena ketika kita tidak membahasnya sekarang, kita harus menunggu dua sampai tiga tahun lagi menunggu Kongres dan menunggu Muspimnas," tambahnya.
Gus Abe mengakui, telah menginstruksikan harus menjawab tantangan tersebut sekarang. Maka seluruh rayon, komisariat hingga cabang untuk membawa gagasan masing-masing. Tidak lain bertujuan untuk mengembangkan organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini.
"Harapannya memperbaiki dan mengembangkan organisasi kita bersama. Selain itu juga merespons isu eksternal pada hari ini," imbuhnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Kabupaten Tulungagung Maryoto Birowo, Rektor UIN SATU Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., Ketua Umum PB PMII masa khidmat 2021-2024 Muhammad Abdullah Syukri, Majlis Pembina Nasional PB PMII Abdul Muhaimin Iskandar, dan Wakil Menteri Agama RI H. Zainut Tauhid Sa’adi.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda