Peneliti Unpad Temukan Formula Serat Rami Lebih Murah dan Tahan Api
Kamis, 17 November 2022 - 22:14 WIB
Setelah menemukan cara pengolahan rami yang efektif, Asri bertekad untuk mengembangkan serat alternatif agar Indonesia bisa mandiri sandang dengan produk berbahan baku lokal. Asri pun berpikir keinginannya tidak akan menjadi kenyataan jika hanya bergerak sendirian. Maka, ia pun melibatkan dosen dan mahasiswa Departemen Biologi dalam penelitian rami.
Asri berkolaborasi dengan sejumlah dosen yang berasal dari fakultas lain di Unpad. “Misalnya, dosen Fakultas Pertanian Anne Nuraini akan menyediakan benih kultur jaringan rami sehingga jika nantinya rami dibudidayakan ratusan hektar maka sudah ada benihnya dari kultur jaringan. Ada juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof. Yudi yang membantu memberikan arahan dari segi bisnis.”
Kolaborasi yang dikembangkan Asri tak hanya di lingkup Unpad. Kini penelitiannya sudah masuk konsorsium rami Indonesia sehingga terintegrasi dengan berbagai kelompok besar di Indonesia, terutama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Dengan adanya konsorsium rami Indonesia, saya berharap bisa segera mengarahkan penelitian rami menuju tujuannya yakni ke arah produktivitas,” ujarnya.
Asri mengakui roadmap penelitian rami sangat panjang dan benar-benar menguji coba sistem pabrikasi dari hulu sampai hilir. Ia dan tim memulai dengan menyiapkan tanaman rami untuk diolah menjadi serat.
Hasil pengolahan ternyata serat rami itu kasar sekali dengan ukuran yang kecil-kecil. Kemudian serat rami diuji dengan dengan beberapa bakteri yang hasilnya berbeda-beda. Setelah itu, masuklah pada skala laboratorium yang bertujuan membuat serat rami menjadi putih dan lebih halus.
Pada skala laboratorium, Asri dan tim menguji coba dengan proses bioleaching dan chemical leaching sehingga alur penelitian yang digunakan yakni chemical the gumming dan chemical leaching. Hasilnya, pengolahan rami lebih aman jika menggunakan bahan alami.
Selanjutnya, Asri dan tim harus mencari cara agar serat rami yang halus memenuhi standar untuk bisa dipintal menjadi benang. Asri dan tim pun berhasil membuat benang rami. Bahkan, benang rami tersebut telah berhasil menjadi bahan rami untuk pakaian tahan api.
Hal tersebut telah dibuktikan dengan bahan rami yang telah dilapisi suatu bahan kimia lalu didekatkan pada sumber api selama 7 detik dan hasilnya tidak terbakar.
Asri juga berkolaborasi dengan beberapa mitra perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan pakaian tahan api. Untuk saat ini pakaian tahan api diprioritaskan untuk klien yang secara fungsional membutuhkan pakaian tahan api tetapi masih impor dengan harga mahal.
Asri berkolaborasi dengan sejumlah dosen yang berasal dari fakultas lain di Unpad. “Misalnya, dosen Fakultas Pertanian Anne Nuraini akan menyediakan benih kultur jaringan rami sehingga jika nantinya rami dibudidayakan ratusan hektar maka sudah ada benihnya dari kultur jaringan. Ada juga dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Prof. Yudi yang membantu memberikan arahan dari segi bisnis.”
Kolaborasi yang dikembangkan Asri tak hanya di lingkup Unpad. Kini penelitiannya sudah masuk konsorsium rami Indonesia sehingga terintegrasi dengan berbagai kelompok besar di Indonesia, terutama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
“Dengan adanya konsorsium rami Indonesia, saya berharap bisa segera mengarahkan penelitian rami menuju tujuannya yakni ke arah produktivitas,” ujarnya.
Asri mengakui roadmap penelitian rami sangat panjang dan benar-benar menguji coba sistem pabrikasi dari hulu sampai hilir. Ia dan tim memulai dengan menyiapkan tanaman rami untuk diolah menjadi serat.
Hasil pengolahan ternyata serat rami itu kasar sekali dengan ukuran yang kecil-kecil. Kemudian serat rami diuji dengan dengan beberapa bakteri yang hasilnya berbeda-beda. Setelah itu, masuklah pada skala laboratorium yang bertujuan membuat serat rami menjadi putih dan lebih halus.
Pada skala laboratorium, Asri dan tim menguji coba dengan proses bioleaching dan chemical leaching sehingga alur penelitian yang digunakan yakni chemical the gumming dan chemical leaching. Hasilnya, pengolahan rami lebih aman jika menggunakan bahan alami.
Selanjutnya, Asri dan tim harus mencari cara agar serat rami yang halus memenuhi standar untuk bisa dipintal menjadi benang. Asri dan tim pun berhasil membuat benang rami. Bahkan, benang rami tersebut telah berhasil menjadi bahan rami untuk pakaian tahan api.
Hal tersebut telah dibuktikan dengan bahan rami yang telah dilapisi suatu bahan kimia lalu didekatkan pada sumber api selama 7 detik dan hasilnya tidak terbakar.
Asri juga berkolaborasi dengan beberapa mitra perusahaan untuk memproduksi dan memasarkan pakaian tahan api. Untuk saat ini pakaian tahan api diprioritaskan untuk klien yang secara fungsional membutuhkan pakaian tahan api tetapi masih impor dengan harga mahal.
tulis komentar anda