KH Shodiq Hamzah Terima Doctor Honoris Causa dari UIN Walisongo, Menag: Perkuat Moderasi Beragama

Rabu, 30 November 2022 - 10:24 WIB
Kaya beliau dalam konteks Kearifan lokal menjadi konsep kunci penyebarluasan ajaran agama. Selaras dengan UIN Walisongo yang menginisiasi Paradigma Kesatuan ilmu dalam keseluruhan proses akademik. Kearifan lokal menjadi hal penting dalam menandai integritas keilmuan.

"KH Shodiq Hamzah menjadikan kearifan lokal sebagai poin penting dalam karyanya, terepresentasi dalam spirit bi lisaani qaumihi sebagai ikhtiarnya dalam melestarikan risalah agama dalam karyanya," kata Prof.Dr.Imam Taufiq.

Menurutnya, KH Shodiq Hamzah berkontribusi dalam pengembangan keilmuan terutama di bidang Ilmu Al Quran dan Tafsir. Salah satu karya beliau yang paling mengesankan adalah Kitab Al Bayan-fi Ma’rifah Ma’ani Al Quran yang menekankan dalam aspek local genuine yang berorientasi pada bahasa dan konteks sosio kultural, dan diskursus tafsir menunjukan bahwa beliau ulama yang hebat.

KH Shodiq Hamzah dalam pidato penerimaan Anugrah Doktor Honoris Causa menjelaskan “Al-Quran hadir untuk semua umat. Fleksibilitas Al-Quran melalui ragam qiraat dan lahjah menjadikan Al-Quran responsif terhadap kondisi dan kebutuhan umat manusia. Adapun kemudahan Al-Quran untuk diakses oleh siapapun, menjadikan semua umat dapat mendekatinya dari berbagai aspek sesuai latar belakang dan kecenderungannya,” terangnya.

Dalam konteks peran mufasir dan ulama sebagai waratsatul anbiya, Al-Quran memberikan landasan bilisani qaumihi. Suatu prinsip yang menunjukkan adanya kesadaran terhadap realitas dan kondisi umat.

Sehingga, dalam proses menafsirkan dan produk tafsir dari seorang ulama harus mencerminkan nilai-nilai kontekstual sekaligus menjaga lokalitas yang dapat memberikan solusi nyata khususnya bagi masyarakat di mana seorang mufasir berada, sehingga keberadaan Al-Quran sebagai hudan dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakat.

Tafsir al-Bayan termasuk salah satu tafsir yang menggunakan bahasa Jawi Latin sebagai media penulisannya. Kiai Shodiq, sapaan akrabnya, dalam aktivitas berdakwah sangat memahami kultural masyarakat setempat.

Hal tersebut tercermin dalam pilihan menggunakan bahasa Jawa kromo dalam kajian tafsir ini khususnya para jamaah thariqah Naqsyabandiyah, jamaah haji yang tergabung dalam bimbingan beliau dan santri-santrinya, baik yang mukim maupun ngalong.

Dalam kesempatan itu, turut hadir secara luring Mentri Agama, Wakil Menteri, Sekjen Kemenag, Gubernur dan wakil Gubernur Jawa Tengah. Dan Hadir langsung ketua MUI Jawa Tengah,Rektor Universitas Diponegoro, Rektor Universitas Wahid Hasyim, Pimpinan Ormas Islam PBNU, PWNU, PWM Jawa Tengah serta para Tokoh dan Ulama salah satunya Mustofa Bisri yang turut hadir dalam acara ini dan menutup acara ini dengan Doa.
(mpw)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More