Kiat Menjadi Penerjemah Profesional, Profesi yang Dicari dan Dibayar Mahal
Selasa, 13 Desember 2022 - 10:48 WIB
Doni juga memaparkan ada banyak keunggulan untuk berkarier menjadi penerjemah. Misalnya saja dapat memperkaya wawasan. Selain itu penerjemah tersumpah dan bersertifikat sangat dicari dan dibayar mahal. Penerjemah bahasa asing langka dan dibayar lebih mahal dari bahasa lain yang lebih umum. Selain itu, sebagai juru bahasa mendapat bonus jalan-jalan, upah besar, bertemu dengan orang-orang penting, dan sebagainya.
Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Jerman, Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Drs. Pratomo Widodo mengatakan, ada sejumlah tantangan dalam mempelajari bahasa seperti tantangan budaya. Ini bisa dijawab dengan culture intelligence yang salah satunya berfokus pada intercultural communication.
Baca juga: PSPP UMJ Riset Pemberdayaan Berbasis Potensi Lokal di Desa Perbatasan
Ketika berkomunikasi dengan orang lain dari budaya yang berbeda, lanjutnya, akan mempengaruhi komunikasi. Ini akan menjadi dasar apabila kita bekerja di Jerman atau perusahaan-perusahaan Jerman yang tersebar di nusantara. Dalam mempelajari bahasa, terdapat dua aspek penting yang diperhatikan, yaitu aptitude dan attitude. “Sebagian besar motivasi orang belajar bahasa untuk mengejar pencapaian daripada attitude atau penilaian sikap,” ungkapnya, dikutip dari laman Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (13/12/2022).
Dalam mempelajari bahasa, bobot pembelajaran antara lain learning dan equitation harus seimbang. Learning yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan sadar. Sedangkan equitation adalah pembelajaran yang dilakukan secara tidak sadar. Justru yang dilakukan tidak secara sadar itu yang membentuk fluency atau kelancaran selama proses pembelajaran.
Dia menjelaskan, langkah sederhana untuk konsisten mempelajari bahasa asing itu dimulai dari rutinitas dan komitmen yang kuat. “Semakin orang bertemu dengan berbagai orang dengan latar belakang budaya yang berbeda, maka seseorang tersebut akan semakin alim atau dapat menghargai perbedaan,” terangnya.
Guru Besar Pendidikan Bahasa dan Sastra Jerman, Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Drs. Pratomo Widodo mengatakan, ada sejumlah tantangan dalam mempelajari bahasa seperti tantangan budaya. Ini bisa dijawab dengan culture intelligence yang salah satunya berfokus pada intercultural communication.
Baca juga: PSPP UMJ Riset Pemberdayaan Berbasis Potensi Lokal di Desa Perbatasan
Ketika berkomunikasi dengan orang lain dari budaya yang berbeda, lanjutnya, akan mempengaruhi komunikasi. Ini akan menjadi dasar apabila kita bekerja di Jerman atau perusahaan-perusahaan Jerman yang tersebar di nusantara. Dalam mempelajari bahasa, terdapat dua aspek penting yang diperhatikan, yaitu aptitude dan attitude. “Sebagian besar motivasi orang belajar bahasa untuk mengejar pencapaian daripada attitude atau penilaian sikap,” ungkapnya, dikutip dari laman Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (13/12/2022).
Dalam mempelajari bahasa, bobot pembelajaran antara lain learning dan equitation harus seimbang. Learning yaitu pembelajaran yang dilakukan dengan sadar. Sedangkan equitation adalah pembelajaran yang dilakukan secara tidak sadar. Justru yang dilakukan tidak secara sadar itu yang membentuk fluency atau kelancaran selama proses pembelajaran.
Dia menjelaskan, langkah sederhana untuk konsisten mempelajari bahasa asing itu dimulai dari rutinitas dan komitmen yang kuat. “Semakin orang bertemu dengan berbagai orang dengan latar belakang budaya yang berbeda, maka seseorang tersebut akan semakin alim atau dapat menghargai perbedaan,” terangnya.
(nnz)
tulis komentar anda