Kisah Wicak, Berprestasi sejak SD Mengantarnya Raih Beasiswa Unggulan Kuliah di IPB
Sabtu, 24 Desember 2022 - 16:46 WIB
Selanjutnya, di ajang Pimnas 2022, ia bertujuan mendampingi dan memberikan kesempatan bagi adik tingkatnya untuk berkompetisi dan memimpin tim. Dua penelitiannya lolos sebagai finalis dalam ajang ini yaitu berjudul “Smart Dummy Cow: Integrasi Sistem Koleksi, Analisis Kualitas, dan Pemisahan Jenis Kelamin Semen Sapi dalam Satu Langkah” dan “Perangkat Detektor Birahi Sapi Real Time Berbasis Kamera RGB dan Termal dengan Deep Learning Video Pose Estimation”. Perjuangan di tahun 2022 ini membawa Wicak meraih medali perunggu dan penelitiannya dapat digunakan sebagai tugas akhir skripsi.
Begitu banyak prestasi yang diraih mahasiswa semester 7 IPB University semasa kuliahnya, selain Pimnas, beberapa prestasi lainnya adalah First Winner of Paper Competition of The 3rd International Conference on Animal Science and Veterinary Medicine for Student (ICAVETS) 2022 held by Faculty of Veterinary Medicine Universitas Brawijaya, 1st Winner kategori Essay Competition dalam International E-Learning Essay Competition (IEC) 2022 tingkat internasional oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, First Winner kategori Oral Presentation Competition dalam International E-Learning Essay Competition (IEC) 2022 tingkat internasional oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret, dan masih ada 26 prestasi lainnya baik sebagai peserta, finalis, dan pemenang.
Baginya, tujuan-tujuan kecil yang diperolehnya dari ajang Pimnas lebih penting dibandingkan dengan pencapaian dan prestasi yang sudah diraihnya. “Saya lebih senang atas tujuan-tujuan dan dampak-dampak kecil dari proses tersebut bagi saya dan orang lain. Saat side effect atau tujuan kecil sudah saya raih, biasanya saya akan nothing to lose saja dalam melanjutkan kompetisi,” tutur Wicak.
Tentu perjalanannya tidak selalu mulus. Ia pernah mengalami lelah untuk berprestasi yang disebabkan oleh orang-orang disekitarnya yang tidak ingin mengerti mengenai kondisi yang dialaminya terutama dari sisi pembagian waktu dan pemahaman materi yang lebih ekstra. Selain itu, sebagai anak muda, Wicak juga merasa keteteran dalam menyeimbangkan pembagian waktu dan mengelola emosi untuk kehidupan kuliah, kompetisi, dan lainnya. Namun, semangatnya selalu kembali membara setelah memikirkan kebahagiaan dan senyuman orang-orang terdekatnya saat melihatnya berprestasi.
Motivasi terbesarnya dalam berprestasi adalah reaksi orang-orang disekitarnya terutama keluarga. Ayah dan ibunya yang memiliki usaha warung makan kecil-kecilan selalu mendukung penuh yang dilakukannya. Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, ia berusaha menunjukkan dirinya agar tidak dapat diremehkan oleh orang lain. “Tidak banyak harta yang kami miliki, jadi saya bertekad menjadi harta terbaik yang bisa selalu mereka banggakan,” ungkap Wicak.
Mahasiswa kedokteran hewan ini juga memiliki cara lain untuk mengembalikan semangatnya. “Dengan ‘mengejek’ dan ‘meremehkan’ diri sendiri ketika berada di titik terendah, sehingga diri saya sendiri tidak terima lalu membuktikan bahwa kualitas diri saya tidak serendah apa yang saya pikirkan,” pungkas Wicak.
Ke depannya, ia ingin menjadi dosen atau pengajar. Hal ini juga didasarkan dari kesenangannya untuk membagikan ilmu yang dimilikinya. Selama bertahun-tahun, ia sangat aktif dalam mendampingi adik kelasnya untuk meneliti dan meraih prestasi. Ada perasaan senang ketika melihat orang lain belajar sesuatu darinya. Melihat orang yang dibimbingnya meraih sesuatu dan berubah menjadi lebih baik adalah kebahagiaan yang sungguh besar bagi Wicak.
Pada kesempatan ini, mahasiswa berusia 22 tahun tersebut turut memberikan pesan kepada seluruh generasi muda di seluruh Indonesia agar untuk berprestasi jangan fokus terhadap gelar juara apa yang akan diraih, namun tentukan tujuan-tujuan kecil yang berharga dari mengikuti sebuah kompetisi. Hal ini dapat membuat tetap tersenyum terlepas dari apapun hasilnya.
Wicak juga mengajak generasi muda untuk mengenali diri sendiri dan cari kelebihan yang bisa ditonjolkan. “Dan yang terpenting dalam proses itu, bentuk karaktermu yang unggul, menghormati guru, dan senantiasa ingin bermanfaat bagi orang lain. Jangan sombong atas apa pun yang kamu capai, dan jangan pelit atas ilmu yang kamu miliki,” tegas Wicak.
Begitu banyak prestasi yang diraih mahasiswa semester 7 IPB University semasa kuliahnya, selain Pimnas, beberapa prestasi lainnya adalah First Winner of Paper Competition of The 3rd International Conference on Animal Science and Veterinary Medicine for Student (ICAVETS) 2022 held by Faculty of Veterinary Medicine Universitas Brawijaya, 1st Winner kategori Essay Competition dalam International E-Learning Essay Competition (IEC) 2022 tingkat internasional oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, First Winner kategori Oral Presentation Competition dalam International E-Learning Essay Competition (IEC) 2022 tingkat internasional oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret, dan masih ada 26 prestasi lainnya baik sebagai peserta, finalis, dan pemenang.
Baginya, tujuan-tujuan kecil yang diperolehnya dari ajang Pimnas lebih penting dibandingkan dengan pencapaian dan prestasi yang sudah diraihnya. “Saya lebih senang atas tujuan-tujuan dan dampak-dampak kecil dari proses tersebut bagi saya dan orang lain. Saat side effect atau tujuan kecil sudah saya raih, biasanya saya akan nothing to lose saja dalam melanjutkan kompetisi,” tutur Wicak.
Tentu perjalanannya tidak selalu mulus. Ia pernah mengalami lelah untuk berprestasi yang disebabkan oleh orang-orang disekitarnya yang tidak ingin mengerti mengenai kondisi yang dialaminya terutama dari sisi pembagian waktu dan pemahaman materi yang lebih ekstra. Selain itu, sebagai anak muda, Wicak juga merasa keteteran dalam menyeimbangkan pembagian waktu dan mengelola emosi untuk kehidupan kuliah, kompetisi, dan lainnya. Namun, semangatnya selalu kembali membara setelah memikirkan kebahagiaan dan senyuman orang-orang terdekatnya saat melihatnya berprestasi.
Motivasi terbesarnya dalam berprestasi adalah reaksi orang-orang disekitarnya terutama keluarga. Ayah dan ibunya yang memiliki usaha warung makan kecil-kecilan selalu mendukung penuh yang dilakukannya. Meskipun berasal dari keluarga kurang mampu, ia berusaha menunjukkan dirinya agar tidak dapat diremehkan oleh orang lain. “Tidak banyak harta yang kami miliki, jadi saya bertekad menjadi harta terbaik yang bisa selalu mereka banggakan,” ungkap Wicak.
Mahasiswa kedokteran hewan ini juga memiliki cara lain untuk mengembalikan semangatnya. “Dengan ‘mengejek’ dan ‘meremehkan’ diri sendiri ketika berada di titik terendah, sehingga diri saya sendiri tidak terima lalu membuktikan bahwa kualitas diri saya tidak serendah apa yang saya pikirkan,” pungkas Wicak.
Ke depannya, ia ingin menjadi dosen atau pengajar. Hal ini juga didasarkan dari kesenangannya untuk membagikan ilmu yang dimilikinya. Selama bertahun-tahun, ia sangat aktif dalam mendampingi adik kelasnya untuk meneliti dan meraih prestasi. Ada perasaan senang ketika melihat orang lain belajar sesuatu darinya. Melihat orang yang dibimbingnya meraih sesuatu dan berubah menjadi lebih baik adalah kebahagiaan yang sungguh besar bagi Wicak.
Pada kesempatan ini, mahasiswa berusia 22 tahun tersebut turut memberikan pesan kepada seluruh generasi muda di seluruh Indonesia agar untuk berprestasi jangan fokus terhadap gelar juara apa yang akan diraih, namun tentukan tujuan-tujuan kecil yang berharga dari mengikuti sebuah kompetisi. Hal ini dapat membuat tetap tersenyum terlepas dari apapun hasilnya.
Wicak juga mengajak generasi muda untuk mengenali diri sendiri dan cari kelebihan yang bisa ditonjolkan. “Dan yang terpenting dalam proses itu, bentuk karaktermu yang unggul, menghormati guru, dan senantiasa ingin bermanfaat bagi orang lain. Jangan sombong atas apa pun yang kamu capai, dan jangan pelit atas ilmu yang kamu miliki,” tegas Wicak.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda