Bertempat di Unika Atma Jaya, Tokoh Agama dan Kepercayaan Realisasikan Dokumen Abu Dhabi

Kamis, 26 Januari 2023 - 11:42 WIB
loading...
Bertempat di Unika Atma Jaya, Tokoh Agama dan Kepercayaan Realisasikan Dokumen Abu Dhabi
Sembilan pemuka agama dan kepercayaan Indonesia berkumpul di Unika Atma Jaya Jakarta untuk merealisasikan Dokumen Abu Dhabi. Foto/Unika Atma Jaya.
A A A
JAKARTA - Sembilan pemuka agama dan kepercayaan Indonesia berkumpul di Unika Atma Jaya Jakarta dan sepakat mendorong penyelesaian masalah kemanusiaan yang terjadi di Tanah Air dengan mengutamakan pendekatan damai. Seperti yang menjadi komitmen dalam Dokumen Abu Dhabi untuk Perdamaian Dunia yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Syaikh Ahmad Al Thayyib pada 2019 lalu.

Acara tersebut berlangsung di kampus Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya Jakarta, Rabu (25/1/2023) dalam bentuk seminar nasional dengan tema “Menghidupkan Dokumen Abu Dhabi dalam Persaudaraan Sejati untuk Dialog Karya dan Bekerja Sama dalam Gerakan Mengatasi Masalah Kemanusiaan.”

Acara dibuka oleh Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo selaku Ketua Pembina Yayasan Atma Jaya, Uskup Keuskupan Agung Jakarta, dan dihadiri oleh staf ahli Menteri Agama Republik Indonesia Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Prof. Dr. H. Abu Rokhmad, M. Ag.

Baca juga: Beasiswa LPDP 2023, Ini Benefit yang Diberikan kepada Penerimanya

Kegiatan tersebut juga menghasilkan Deklarasi Atma Jaya yang ditandatangani oleh para pemuka agama dan kepercayaan yang diserahkan kepada Kementerian Agama selaku wakil pemerintah dan nantinya diharapkan menjadi fasilitator tindak lanjut dari seminar yang dihadiri sekitar 350 peserta yang merupakan pemimpin umat lintas agama dan kepercayaan, mahasiswa, para tokoh masyarakat, lembaga pendidikan, maupun LSM.

Dalam sambutannya, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo mengatakan, seminar ini merupakan realisasi dari Dokumen Abu Dhabi yang mendorong keberadaan agama-agama di dunia untuk mampu mempersembahkan hal yang paling bermanfaat bagi eksistensi manusia, yaitu perdamaian.

“Kita semua berharap pertemuan di Atma Jaya ini adalah sebagai awal dari munculnya gerakan bersama untuk mewujudkan Dokumen Abu Dhabi. Gerakan ini membutuhkan kerja sama dari kita, bukan kami atau mereka. Ini gerakan kita bersama,” kata Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo yang juga menjelaskan bahwa perdamaian membutuhkan dua pilar yaitu pendidikan dan keadilan, dalam keterangan resmi, Kamis (26/1/2023).

Nilai-nilai dalam Dokumen Abu Dhabi tersebut sejalan dengan nilai inti Yayasan Atma Jaya yakni Kristiani, Unggul, Profesional dan Peduli (KUPP). Keempat nilai ini menjadi landasan untuk mewujudkan komunitas yang kuat dalam bentuk persaudaraan sejati, untuk mampu bersikap plural, inklusif, adil, demokratis dan berbudaya karena Atma Jaya merupakan perwujudan Bangsa Indonesia yang terdiri dari latar belakang agama dan budaya yang berbeda.

Baca juga: 25 Universitas Terbaik Dunia untuk Beasiswa LPDP 2023 Program PTUD

Adapun Deklarasi Atma Jaya secara umum berisikan hal sebagai berikut; “Memperhatikan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dari segi agama, ras, suku, budaya; bahwa hubungan antara anak bangsa kerap kali diganggu oleh kepentingan politik dan kepentingan-kepentingan lain yang tidak terpuji; dan bahwa masa depan kehidupan keagamaan dan kebangsaan ditentukan oleh usaha menghidupkan persaudaraan sejati antara umat lintas agama dan kepercayaan.

Selanjutnya para pemimpin umat lintas agama dan kepercayaan serta pimpinan Yayasan Atma Jaya dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya bersepakat dan menyatakan:

1. Mendukung semua pihak dalam upaya menegakkan kemanusiaan dan persaudaraan sejati antara umat lintas agama dan kepercayaan.
2. Mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan dalam menyelesaikan segala konflik nasional dengan mengutamakan hak asasi setiap warga, kesetaraan, keadilan, dan belas kasih.
3. Melibatkan orang muda dan mahasiswa dalam aksi-aksi nyata membangun relasi persaudaraan lintas agama dan kepercayaan dalam rangka merawat kebinekaan.
4. Mengembangkan kerja sama perguruan tinggi, umat lintas agama dan kepercayaan untuk memperkuat pesaudaraan kebangsaan.
5. Mengecam dan menolak keras terorisme dan segala bentuk kekerasan yang mengatasnamakan ajaran agama dan kepercayaan.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1982 seconds (0.1#10.140)