Perpusnas Luncurkan Aplikasi BintangPusnas, Akses Jutaan Buku Lebih Mudah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perpustakaan Nasional RI ( Perpusnas ) meluncurkan superapp BintangPusnas untuk meningkatkan akses dan konten digital perpustakaan di Indonesia. Dengan aplikasi itu, mengakses 1,3 juta koleksi buku dan digital lainnya kini lebih mudah.
Peluncuran aplikasi tersebut dilakukan di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2023 yang diselenggarakan Perpusnas di Jakarta hari ini, Senin (6/3/2023).
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan, pada masa kini, perpustakaan berperan aktif bekerja dalam menjangkau masyarakat, bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku.
Oleh karena itu, pihaknya meluncurkan superapp itu yang merupakan platform aplikasi terintegrasi Perpusnas dalam meningkatkan akses dan konten digital perpustakaan di Indonesia.
Baca juga: Jeritan Para Pelajar SMA di Kupang Masih Sulit Sesuaikan Waktu Belajar dan Tidur
"Koleksi BintangPusnas mencapai 1,3 juta koleksi buku dan koleksi digital lainnya untuk kebutuhan sekolah/madrasah dan perguruan tinggi," katanya, dalam keterangan resmi, Senin (6/3/2023).
BintangPusnas memuat beragam menu seperti, Indonesia Onesearch memiliki 12.187.091 unik entri. Ini adalah sebuah pintu pencarian tunggal untuk semua koleksi publik dari perpustakaan, museum, dan arsip di seluruh Indonesia.
Sementara iPusnas merupakan aplikasi perpustakaan didgital berbasis media sosial yang dilengkapi eReader untuk membaca ebook. Koleksi iPusnas dapat diunduh di Playstore dan Appstore.
Sementara Khastara memiliki 3.900 koleksi digital naskah lama yang dibagi dalam enam kategori. Yaitu naskah kuno, buku langka, peta, foto, gambar dan lukisan, majalah, surat kabar langka, mikro film, dan sumber lainnya.
Pada Rakornas tahun ini tema yang diangkat adalah Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang menjadi basis dalam mewujudkan pembangunan perpustakaan dan peningkatan budaya literasi.
Dia menyatakan, paradigma baru perpustakaan yaitu sebesar 10 persen perpustakaan menjalankan fungsi manajemen koleksi perpustakaan, 20 persen untuk manajemen ilmu pengetahuan, dan 70 persen untuk mentransfer ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, dalam ajang Rakornas, pihaknya melakukan penyamaan persepsi dengan dinas perpustakaan daerah mengenai perpustakaan dan literasi.
Baca juga: 10 Alasan Pendidikan Finlandia Terbaik Dunia, Salah Satunya Siswa Masuk Sekolah Lebih Siang
“Jadi memang kita yang paling penting adalah mengedukasi teman-teman kepala dinas di provinsi, kabupaten/kota, untuk menyamakan persepsi bahwa pekerja perpustakaan sudah lama meninggalkan pekerjaan teknis yang namanya katalogisasi, klasifikasi,” ujarnya.
Pada masa kini, perpustakaan bertransformasi menjadi inklusif. Sejak 2018, Perpusnas menjalankan program TPBIS yang merupakan program prioritas nasional dengan dukungan dari Bappenas RI.
Melalui program TPBIS, perpustakaan bertransformasi menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk berlatih secara kontekstual, berlatih keterampilan dan berbagi pengalaman.
“Di sinilah pentingnya kehadiran buku-buku ilmu terapan dan tepat guna untuk masyarakat dalam mengembangkan life skills dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” ujarnya.
Sejak 2018 hingga saat ini, program TPBIS telah menjangkau 399 kabupaten/kota dan 3.985 desa/kelurahan. Selain itu, telah dilakukan bimbingan teknis kepada 1.804 staf perpustakaan daerah dan 2.196 pengelola perpustakaan desa, serta melatih 79 master trainer dan 415 fasilitator daerah.
Program TPBIS telah menjangkau sebanyak 2.133.918 anggota masyarakat yang mengikuti 85.776 kegiatan di perpustakaan. Bahkan program ini sudah ditiru sejumlah daerah yang melakukan replikasi mandiri di 18 kabupaten/kota dan 1.125 desa/kelurahan.
Program TPBIS terus berlanjut menjadi program prioritas nasional pada tahun ini. Sepanjang 2023, jumlah mitra sebanyak 450 perpustakaan desa/kelurahan. Pada Januari 2023, tercatat sebanyak 1.661 kegiatan pelatihan telah dilakukan dengan melibatkan 70.165 peserta.
Sekretaris Utama Perpusnas Ofy Sofiana menambahkan, dalam Rakornas diberikan penghargaan kepada daerah dengan Tingkat Gemar Membaca (TGM) tinggi, daerah dengan Indeks Pembangunan Literasi (IPLM) tinggi, daerah dengan akreditasi perpustakaan sesuai Standard Nasional Perpustakaan (SNP) terbanyak dan daerah dengan pelaksanaan kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik terbaik.
Selain itu, guna membangun ekosistem literasi, dalam Rakornas diselenggarakan penandatanganan nota kesepahaman antara Perpusnas dan Komnas HAM serta 31 mitra perguruan tingi.
“Sesuai tema Rakornas, ada pameran produk transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dari 10 daerah, sebagai bukti dampak nyata program ini di masyarakat,” pungkasnya.
Peluncuran aplikasi tersebut dilakukan di sela-sela Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan 2023 yang diselenggarakan Perpusnas di Jakarta hari ini, Senin (6/3/2023).
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan, pada masa kini, perpustakaan berperan aktif bekerja dalam menjangkau masyarakat, bukan sekadar ruang untuk menyimpan buku.
Oleh karena itu, pihaknya meluncurkan superapp itu yang merupakan platform aplikasi terintegrasi Perpusnas dalam meningkatkan akses dan konten digital perpustakaan di Indonesia.
Baca juga: Jeritan Para Pelajar SMA di Kupang Masih Sulit Sesuaikan Waktu Belajar dan Tidur
"Koleksi BintangPusnas mencapai 1,3 juta koleksi buku dan koleksi digital lainnya untuk kebutuhan sekolah/madrasah dan perguruan tinggi," katanya, dalam keterangan resmi, Senin (6/3/2023).
BintangPusnas memuat beragam menu seperti, Indonesia Onesearch memiliki 12.187.091 unik entri. Ini adalah sebuah pintu pencarian tunggal untuk semua koleksi publik dari perpustakaan, museum, dan arsip di seluruh Indonesia.
Sementara iPusnas merupakan aplikasi perpustakaan didgital berbasis media sosial yang dilengkapi eReader untuk membaca ebook. Koleksi iPusnas dapat diunduh di Playstore dan Appstore.
Sementara Khastara memiliki 3.900 koleksi digital naskah lama yang dibagi dalam enam kategori. Yaitu naskah kuno, buku langka, peta, foto, gambar dan lukisan, majalah, surat kabar langka, mikro film, dan sumber lainnya.
Pada Rakornas tahun ini tema yang diangkat adalah Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang menjadi basis dalam mewujudkan pembangunan perpustakaan dan peningkatan budaya literasi.
Dia menyatakan, paradigma baru perpustakaan yaitu sebesar 10 persen perpustakaan menjalankan fungsi manajemen koleksi perpustakaan, 20 persen untuk manajemen ilmu pengetahuan, dan 70 persen untuk mentransfer ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, dalam ajang Rakornas, pihaknya melakukan penyamaan persepsi dengan dinas perpustakaan daerah mengenai perpustakaan dan literasi.
Baca juga: 10 Alasan Pendidikan Finlandia Terbaik Dunia, Salah Satunya Siswa Masuk Sekolah Lebih Siang
“Jadi memang kita yang paling penting adalah mengedukasi teman-teman kepala dinas di provinsi, kabupaten/kota, untuk menyamakan persepsi bahwa pekerja perpustakaan sudah lama meninggalkan pekerjaan teknis yang namanya katalogisasi, klasifikasi,” ujarnya.
Pada masa kini, perpustakaan bertransformasi menjadi inklusif. Sejak 2018, Perpusnas menjalankan program TPBIS yang merupakan program prioritas nasional dengan dukungan dari Bappenas RI.
Melalui program TPBIS, perpustakaan bertransformasi menjadi ruang publik bagi masyarakat untuk berlatih secara kontekstual, berlatih keterampilan dan berbagi pengalaman.
“Di sinilah pentingnya kehadiran buku-buku ilmu terapan dan tepat guna untuk masyarakat dalam mengembangkan life skills dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” ujarnya.
Sejak 2018 hingga saat ini, program TPBIS telah menjangkau 399 kabupaten/kota dan 3.985 desa/kelurahan. Selain itu, telah dilakukan bimbingan teknis kepada 1.804 staf perpustakaan daerah dan 2.196 pengelola perpustakaan desa, serta melatih 79 master trainer dan 415 fasilitator daerah.
Program TPBIS telah menjangkau sebanyak 2.133.918 anggota masyarakat yang mengikuti 85.776 kegiatan di perpustakaan. Bahkan program ini sudah ditiru sejumlah daerah yang melakukan replikasi mandiri di 18 kabupaten/kota dan 1.125 desa/kelurahan.
Program TPBIS terus berlanjut menjadi program prioritas nasional pada tahun ini. Sepanjang 2023, jumlah mitra sebanyak 450 perpustakaan desa/kelurahan. Pada Januari 2023, tercatat sebanyak 1.661 kegiatan pelatihan telah dilakukan dengan melibatkan 70.165 peserta.
Sekretaris Utama Perpusnas Ofy Sofiana menambahkan, dalam Rakornas diberikan penghargaan kepada daerah dengan Tingkat Gemar Membaca (TGM) tinggi, daerah dengan Indeks Pembangunan Literasi (IPLM) tinggi, daerah dengan akreditasi perpustakaan sesuai Standard Nasional Perpustakaan (SNP) terbanyak dan daerah dengan pelaksanaan kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik terbaik.
Selain itu, guna membangun ekosistem literasi, dalam Rakornas diselenggarakan penandatanganan nota kesepahaman antara Perpusnas dan Komnas HAM serta 31 mitra perguruan tingi.
“Sesuai tema Rakornas, ada pameran produk transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dari 10 daerah, sebagai bukti dampak nyata program ini di masyarakat,” pungkasnya.
(nnz)