Hapus Gap Pendidikan Tinggi dengan Dunia Kerja, MNC University Gandeng Macquarie University

JAKARTA - MNC University melakukan kolaborasi dengan Macquarie University . Sinergi dua perguruan tinggi ini untuk menghapus kesenjangan antara dunia kerja dan pendidikan tinggi yang dilakukan melalui sesi benchmarking untuk meningkatkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Ketua Yayasan Hary Tanoesoedibjo, Jessica Tanoesoedibjo menilai, Macquarie University merupakan mitra yang cocok untuk mewujudkan target MNC University sebagai universitas kelas dunia (world class university) pada 2037.

“Kami melihat Macquarie University sejalan dengan visi kami. Mereka berkomitmen dalam menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Kami pun melakukan diskusi untuk meningkatkan kurikulum, yang merupakan materi yang kita pakai untuk mengajar mahasiswa di MNC University,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Baca juga: MNC University Hadir di 3rd Jabar-Banten Campus Update 2023

Menurut Jessica, hal ini perlu dilakukan untuk menjawab permasalahan kesenjangan yang terjadi di dunia kerja dengan pendidikan tinggi yang selama ini menjadi momok menakutkan bagi para lulusan.

Pihaknya pun menilai, lulusan MNC University memiliki modal yang cukup untuk mempersiapkan dirinya terjun ke dunia pekerjaan dengan hard skill dan soft skill yang telah diberikan selama kegiatan perkuliahannya. Sehingga setelah lulus, para alumni MNC University akan mampu menerapkan pengetahuan tersebut ke dalam bidangnya masing-masing.

Sementara itu, Direktur HR, GA, Audit, Compliance PT MNC Land Tbk, Vincent Hilliard mengatakan, pengembangan kurikulum ini dapat mempersiapkan lulusan MNC University untuk memiliki kelincahan dalam beradaptasi dengan transformasi dunia pekerjaan yang terjadi begitu cepat.

Baca juga: MNC University akan Percepat Target Menjadi World Class University

“Kami mempelajari, mahasiswa harus diperkenalkan dengan dunia kerja sejak awal studinya, bukan di akhir pendidikan yang biasanya dilakukan dengan program magang. Pengembangan soft skill pun harus terintegrasi dengan kurikulum,” jelasnya.

Melalui pengembangan kurikulum yang tepat, Vincent berharap, mahasiswa daoat mendalami kemampuan teoritisnya dan di saat bersamaan juga mampu mengembangkan soft skillnya, salah satunya adalah membangun kemitraan.

“Sehingga mereka punya agility atau keluwesan di dalam berkarier, mereka bisa lebih mudah untuk masuk ke posisi yang kita perlukan di bisnis,” pungkasnya.