Lindungi Flora dan Fauna Langka, UGM Bangun Pusat Riset Biodiversitas
loading...
A
A
A
Baca juga: Politeknik Statistika STIS Segera Buka Pendaftaran, Lulus Jadi CPNS
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama UGM, Ignatius Susatyo Wijoyo mengapresiasi dimulainya pembangunan gedung laboratorium untuk riset biodiversitas.
Dia menjelaskan, Prof Moeso sudah dikenal sejak dulu sebagai peneliti dan pemerhati tanaman anggrek di Indonesia. “Prof Moeso dikenal sebagai bapak anggrek dan sekarang ini diteruskan oleh Prof Endang, kita bisa sebutkan sebagai ibundanya anggrek Indonesia,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ignatius menuturkan, bangsa Indonesia patut berbangga jika hingga saat ini negara kita masih memiliki kekayaan hayati yang berlimpah di tengah keanekaragaman hayati global yang terus mengalami degradasi.
“Sekitar satu juta spesies tumbuhan terancam punah dan begitu juga dengan biota laut karena eksploitasi, polusi dan akibat konservasi lahan tidak terkendali,” jelasnya.
Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha dan Kerja Sama UGM, Ignatius Susatyo Wijoyo mengapresiasi dimulainya pembangunan gedung laboratorium untuk riset biodiversitas.
Dia menjelaskan, Prof Moeso sudah dikenal sejak dulu sebagai peneliti dan pemerhati tanaman anggrek di Indonesia. “Prof Moeso dikenal sebagai bapak anggrek dan sekarang ini diteruskan oleh Prof Endang, kita bisa sebutkan sebagai ibundanya anggrek Indonesia,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Ignatius menuturkan, bangsa Indonesia patut berbangga jika hingga saat ini negara kita masih memiliki kekayaan hayati yang berlimpah di tengah keanekaragaman hayati global yang terus mengalami degradasi.
“Sekitar satu juta spesies tumbuhan terancam punah dan begitu juga dengan biota laut karena eksploitasi, polusi dan akibat konservasi lahan tidak terkendali,” jelasnya.
(nnz)