Tim Mahasiswa ITB Rancang Prototipe Biosensor sebagai Pendeteksi Penyakit Malaria

Sabtu, 25 Maret 2023 - 05:45 WIB
loading...
Tim Mahasiswa ITB Rancang Prototipe Biosensor sebagai Pendeteksi Penyakit Malaria
Tim mahasiswa ITB merancang prototipe biosensor sebagai pendeteksi penyakit malaria. Foto/Dok/SINDOnews.
A A A
JAKARTA - Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung ( ITB ) meraih Juara 1 Karya Tulis Ilmiah di Festival Ilmiah Mahasiswa 2023 yang digelar di UNS.3 mahasiswa yang tergabung dalam tim yaitu Muhammad Dzul Fakhri (Kimia 2019), Maha Yudha Samawi (Biologi 2019), dan Bilqis Naura Safira Rizam (Biologi 2020)

Mereka menamakan timnya Mahabidzul yang membuat karya tulis ilmiah dengan topik “Pengembangan Biosensor Berbasis Toehold Switch untuk Determinasi Patogen Penyebab Malaria secara Cepat dan Akurat sebagai Perwujudan Program SDGs 2030”.

Ketua Tim Muhammad Dzul Fakhri mengatakan, topik ini diangkat karena penyakit malaria tergolong penyakit endemik dan pengobatannya berbeda-beda di setiap kasus.

Secara umum, malaria dibedakan menjadi lima jenis berdasarkan parasitnya yakni Plasmodium Vivax, Plasmodium Ovale, Plasmodium Malariae, Plasmodium Falciparum, dan Plasmodium Knowlesi.

Baca juga: UI Jadi Kampus Terbaik di Indonesia Versi QS Subject Ranking 2023

Setiap parasit pun memiliki struktur DNA yang berbeda-beda yang dimanfaatkan Dzul dan rekan-rekannya dalam mendeteksi kelimanya.

Dibimbing oleh Dosen SITH, Dian Rosleine, mereka mencoba merancang desain biosensor untuk mendeteksi jenis penyakit malaria yang satu dengan lain sehingga pengobatan dapat lebih efektif.

Dzul mengungkapkan, basis penelitiannya berupa rancangan dengan bantuan komputasi sehingga Dzul dan tim belum sempat melakukan uji.
Tim Mahasiswa ITB Rancang Prototipe Biosensor sebagai Pendeteksi Penyakit Malaria

Tim Mahabidzul ITB. Foto/Laman ITB

“Beberapa penelitian yang menggunakan biosensor ada yang sudah melakukan uji dan hasilnya 100%. Jadi kami yakin jika desain kami dikembangkan lebih lanjut juga akan menghasilkan yang sama,” katanya, dikutip dari laman ITB, Sabtu (25/3/2023).

Latar belakang di balik pemilihan topik juga berasal dari tugas besar Yudha. Sebelumnya Yudha sempat membuat biosensor di salah mata kuliah dan dikembangkan untuk lomba.

Dzul yang mengambil Kelompok Keahlian Biokimia juga tidak terlalu asing dengan biosensor sehingga kolaborasi antar tim pun terjalin optimal.

Baca juga: Michael Sianipar Ajak Pemuda Berpartisipasi Aktif dalam Pemilu 2024

Proses riset yang dilakukan Tim Mahabidzul tidaklah mudah. Dua setengah bulan lamanya mereka berprogres. Namun, Dzul mengungkapkan bahwa dia dan tim tidak mengalami kesulitan dalam pembagian tugas.

Setiap individu sudah mengetahui yang harus dilakukan sehingga pengerjaan mengalir begitu saja.

Kesulitan yang mereka alami hanya di waktu. Ketiganya memiliki kesibukan masing-masing di samping mempersiapkan lomba. Dzul menyampaikan kesulitannya mengikuti lomba di tengah tanggung jawab Tugas Akhir yang harus dijalani.
“Bulan April, aku sudah ditunggu dosbing buat seminar hasil,” ungkap Dzul

Semangat berkarya menjadi penguat Dzul dan tim untuk membanggakan nama ITB. Prototipe yang dibuat di hari-hari terakhir sebelum final juga menjadi sebuah kebanggaan buat mereka.

Sempat berdebat kecil pentingnya sebuah prototipe pada penelitian mereka, namun keegoan masing-masing terkalahkan dengan ambisi untuk menang.

“Jangan pernah takut untuk eksplor suatu ide yang orang anggap nggak penting,” ucap Dzul.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1585 seconds (0.1#10.140)