UI Ciptakan Masker dari Ekstrak Biji Markisa yang Kaya Antioksidan

Kamis, 20 April 2023 - 08:20 WIB
loading...
UI Ciptakan Masker dari...
Peneliti FFUI Dr. apt. Raditya Iswandana. Foto/Humas UI.
A A A
JAKARTA - Paparan sinar ultra violet (UV) merupakan salah satu sumber radikal bebas yang dapat merusak kesehatan kulit. Tim riset Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FFUI) pun menciptakan masker dari ekstrak biji markisa yang mengandung antioksidan .

Peneliti FFUI Raditya Iswandana mengatakan, dari penelitian yang timnya lakukan, biji markisa mengandung kadar flavonoid dan polifenol yang cukup tinggi. Senyawa-senyawa tersebut memiliki khasiat sebagai antioksidan dan potensi mencerahkan kulit.

Raditya menambahkan, seperti yang telah banyak diteliti oksidasi pada sel tubuh dapat menyebabkan banyak efek buruk, seperti memicu kanker, penyakit degeneratif, dan mempercepat penuaan dini.

Oleh karena itu, biji markisa yang mengandung zat berkhasiat antioksidan dan antitirosinase sangat prospektif untuk digunakan pada produk perawatan kulit dalam mencegah penuaan dini, mengurangi kerutan, dan mencerahkan kulit.

Baca juga: Dosen Unair Jelaskan Sejarah Mudik yang Ada Sejak Zaman Kerajaan

Krim masker hasil inovasi Tim Riset FFUI ini, dapat digunakan oleh perempuan maupun laki-laki dan digunakan di malam hari pada wajah yang telah dibersihkan. Dia sangat menyarankan, perawatan kulit dengan antioksidan dilakukan sejak usia muda untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif dalam mencegah penuaan dini.

Selain itu, penggunaan masker ekstrak biji markisa secara rutin akan memberikan hasil yang optimal. Namun, hasil dari setiap orang akan berbeda, tergantung dari kondisi kulit pengguna.

Penggunaan masker secara rutin selama satu bulan dapat memperlihatkan perubahan yang signifikan pada kulit, seperti kulit tampak lebih lembab, lebih sehat dan lebih cerah. Penggunaan lebih lanjut akan menunjukkan berkurangnya noda hitam pada kulit, berkurangnya lingkaran hitam pada mata, dan berkurangnya kerutan pada kulit wajah.

“Biji markisa ini diekstrak dengan pelarut yang relatif aman dan diformulasi menjadi masker dengan bahan-bahan yang non-iritan dan aman untuk kulit. Oleh karena itu, produk ini diharapkan tidak menyebabkan efek samping,” katanya, melalui siaran pers, Kamis (20/4/2023).

Baca juga: 3 Seleksi Jalur Mandiri Unpad 2023, Beserta Jadwal Lengkapnya

Dalam pengembangan produk inovasi tersebut, memerlukan waktu kurang lebih satu tahun penelitian dengan meliputi proses optimasi metode ekstraksi, fraksinasi, dan formulasi produk. Bersama dengan Dr. Raditya, Tim Riset FFUI terdiri atas Prof. Dr. apt. Berna Elya dan apt. Selvia Wiliantari.

“Harapan saya ke depannya produk ini dapat dikembangkan dan dihilirisasi menjadi suatu produk yang dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat,” ujarnya.

Riset yang dilakukan ini mendapatkan pendanaan Hibah Publikasi Terindeks Internasional (PUTI) yang diselenggarakan oleh Direktorat Riset dan Pengembangan Universitas Indonesia (Risbang UI). Hibah ini terdiri atas PUTI Q1, PUTI Q2, PUTI Pascasarjana (Q3), dan PUTI Review Article (RA) Q1.

Inovasi masker dari ekstrak biji markisa ini mendapatkan Hibah PUTI Pascasarjana (Q3) yang merupakan pelaksanaan riset bersama dengan mahasiswa Pascasarjana (Magister atau Doktoral) untuk menghasilkan artikel di jurnal internasional terindeks Scopus atau jurnal dengan cite score/impact factor yang tinggi dengan peringkat Q3 di Scimago JR.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1561 seconds (0.1#10.140)