Sang Ayah Mengidolakan Lionel Messi, Mahasiswa Unesa Ini Lolos IISMA ke Barcelona
loading...
A
A
A
Ada empat mata kuliah interdisipliner yang akan dia pelajari di sana. Pertama, Gender, Sexuality and Diversity: Past and Present. Mata kuliah ini menarik baginya dan apalagi memahaminya dalam perspektif masyarakat yang berbeda-beda.
Kedua, The Collectivity Revolution: Building a Global Community yang ditujukan bagaimana membangun komunitas global sesuai pengalaman di OIA sehingga dia ingin meningkatkan kemampuan terlebih untuk komunitas secara global. Ketiga, Artificial Intelligence, Creativity, and the Arts yang mempelajari mengenai teknologi AI dalam dunia seni dan industri kreatif.
Keempat, Art and Gender in Contemporary Spain yaitu mata kuliah mempelajari dan mengunjungi tempat-tempat karya seni di Spanyol terkait sejarah dan ciri khasnya sehingga bisa learning by doing dengan jalan-jalan sambil belajar.
Perjuangan Hanif lolos program tersebut penuh tantangan. Dia memenuhi sertifikat tes bahasa Inggris dan membuat esai karena dituntut memberikan uraian yang tepat secara singkat.
“Tantangannya kita hanya diberi limit 350 kata per pertanyaan. Sedikit banget dan kita harus jawab pertanyaan dengan baik dan benar, sehingga aku harus mencari kenalan untuk mereview esai Alhamdulillah di KUI/OIA aku dibantu review esai di samping aku juga minta koreksi dosenku yang S-3 di London,” ungkapnya.
Selanjutnya pada tahap wawancara dimana Hanif juga sampai ikut pelatihan di ITS. “Aku sudah mencoba 2 kali ikut meskipun gagal aku tetap mencoba hingga lolos di uji coba kedua, karena ini kesempatan terakhir aku bisa daftar IISMA jadi tekanannya sangat terasa." tuturnya.
Baca juga: 1.692 Mahasiswa Lolos IISMA, Kuliah 1 Semester di Kampus Top Dunia
"Sayang aja gitu kalau nggak nyoba kita nggak akan tahu rasanya. Jadi selama ada kesempatan harus dioptimalkan,” terang pria kelahiran 13 Januari 2002 itu.
Mahasiswa yang hobi mendengarkan musik ini juga aktif di berbagai kegiatan non-akademik seperti organisasi dan volunter dibuktikan keterlibatannya dalam HMJ Bahasa Inggris selama dua periode dan sering mengikuti kepanitiaan BEM FBS UNESA.
Hanif juga beberapa kali ikut relawan mengajar baik di dalam maupun luar kampus, saat ini Hanif aktif menjadi volunteer di OAI/KUI UNESA sebagai Koordinator Divisi Hospitality.
Pria asal Kota Pahlawan itu berbagi kiat lolos program IISMA. Pertama, terus mengembangkan skill dan minimal kemampuan bahasa asing. Kedua, manfaatkan kesempatan. Kalau gagal jangan menyerah, tetapi jadikan bahan bakar untuk kembali bangkit. Ketiga, menyeimbangkan akademik dan non-akademik, karena di IISMA IPK juga menentukan.
Keempat, ikut program belajar bahasa Inggris jauh-jauh hari dan secara berkala ikut tes untuk mengetahui level atau skor bahasa Inggris. Kelima, konsultasi dengan awardee IISMA sebelumnya, termasuk untuk mengetahui bagaimana membuat esai. Selain itu, konsultasi dengan dosen atau kenalan sekaligus untuk mereview esai.
“Kalau sudah ikhtiar, kita serahkan dengan doa. Doa kita ya doa orang tua. Saya harap ke depan makin banyak mahasiswa Unesa yang lolos program IISMA,” tandasnya.
Kedua, The Collectivity Revolution: Building a Global Community yang ditujukan bagaimana membangun komunitas global sesuai pengalaman di OIA sehingga dia ingin meningkatkan kemampuan terlebih untuk komunitas secara global. Ketiga, Artificial Intelligence, Creativity, and the Arts yang mempelajari mengenai teknologi AI dalam dunia seni dan industri kreatif.
Keempat, Art and Gender in Contemporary Spain yaitu mata kuliah mempelajari dan mengunjungi tempat-tempat karya seni di Spanyol terkait sejarah dan ciri khasnya sehingga bisa learning by doing dengan jalan-jalan sambil belajar.
Tahapan Perjuangan Hanif Lolos IISMA 2023
Perjuangan Hanif lolos program tersebut penuh tantangan. Dia memenuhi sertifikat tes bahasa Inggris dan membuat esai karena dituntut memberikan uraian yang tepat secara singkat.
“Tantangannya kita hanya diberi limit 350 kata per pertanyaan. Sedikit banget dan kita harus jawab pertanyaan dengan baik dan benar, sehingga aku harus mencari kenalan untuk mereview esai Alhamdulillah di KUI/OIA aku dibantu review esai di samping aku juga minta koreksi dosenku yang S-3 di London,” ungkapnya.
Selanjutnya pada tahap wawancara dimana Hanif juga sampai ikut pelatihan di ITS. “Aku sudah mencoba 2 kali ikut meskipun gagal aku tetap mencoba hingga lolos di uji coba kedua, karena ini kesempatan terakhir aku bisa daftar IISMA jadi tekanannya sangat terasa." tuturnya.
Baca juga: 1.692 Mahasiswa Lolos IISMA, Kuliah 1 Semester di Kampus Top Dunia
"Sayang aja gitu kalau nggak nyoba kita nggak akan tahu rasanya. Jadi selama ada kesempatan harus dioptimalkan,” terang pria kelahiran 13 Januari 2002 itu.
Mahasiswa yang hobi mendengarkan musik ini juga aktif di berbagai kegiatan non-akademik seperti organisasi dan volunter dibuktikan keterlibatannya dalam HMJ Bahasa Inggris selama dua periode dan sering mengikuti kepanitiaan BEM FBS UNESA.
Hanif juga beberapa kali ikut relawan mengajar baik di dalam maupun luar kampus, saat ini Hanif aktif menjadi volunteer di OAI/KUI UNESA sebagai Koordinator Divisi Hospitality.
Kiat Lolos IISMA dari Hanif
Pria asal Kota Pahlawan itu berbagi kiat lolos program IISMA. Pertama, terus mengembangkan skill dan minimal kemampuan bahasa asing. Kedua, manfaatkan kesempatan. Kalau gagal jangan menyerah, tetapi jadikan bahan bakar untuk kembali bangkit. Ketiga, menyeimbangkan akademik dan non-akademik, karena di IISMA IPK juga menentukan.
Keempat, ikut program belajar bahasa Inggris jauh-jauh hari dan secara berkala ikut tes untuk mengetahui level atau skor bahasa Inggris. Kelima, konsultasi dengan awardee IISMA sebelumnya, termasuk untuk mengetahui bagaimana membuat esai. Selain itu, konsultasi dengan dosen atau kenalan sekaligus untuk mereview esai.
“Kalau sudah ikhtiar, kita serahkan dengan doa. Doa kita ya doa orang tua. Saya harap ke depan makin banyak mahasiswa Unesa yang lolos program IISMA,” tandasnya.