Cerita Mahasiswa UKWS, KKN di Tengah Pandemi COVID-19
loading...
A
A
A
"Penyemprotan disinfektan kita lakukan satu minggu dula kali. Masyarakat menerima kita luar biasa, bahkan kita dituntun dari awal sampai akhir," katanya. (Baca juga: Kemenag Tetapkan 1 Zulhijjah Besok, Hari Raya Idul Adha 31 Juli )
Para peserta KKN UWKS tersebut merasa bangga bisa tetap melaksanakan KKN di tengah pandemi. Banyak pengalaman yang berbeda selama menyelesaikan program pengabdian tersebut. "Ide KKN ini murni dari kelompok dan kita lebih suka KKN seperti ini karena bisa melakukan sesuai dengan harapan kita sendiri," ucap Gita.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua LPPM UWKS, Hary Sastria Wanto, mejelaskan bahwa selama ini KKN dilaksanakan secara tematik. Dimana mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu hadir di tengah-tengah masyarakat memberikan jalan keluar terhadap persoalan yang ada.
"Khusus untuk ini karena semua sama yaitu pandemi, maka mahasiswa diarahakan bagaimana bersama-sama melawan COVID-19," jelasnya.
Sastria menegaskan, ke depan konsep KKN tetap mengusung konsep multi disiplin. Menurutnya, multi disiplin ilmu masih sangat relevan karena mahasiswa diajari untuk membuat proposal, bagaimana melihat peta di suatu tempat dan menyelesaikan masalahnya.
"Bagaimana KKN itu menumbuhkan pemikiran. Orang di daerah bisa mempunyai pemikiran untuk mengangkat harkat dan martabatnya," kata dia.
Sementara itu, Dekan Fakuktas Hukum, Umi Enggarsasi menambahkan, selama menjalankan KKN, mahasiswanya menerapkan protokol kesehatan. Pada tahun ini tema KKN menyesuaikan kondisi yang ada yakni "Penanggulangan penyebaran COVID-19".
"Mahasiswa memaksimalkan pemahaman terkait COVID-19 di tempat-tempat strategis. Mahasiswa juga memberikan penyuluhan tentang hak dan kewajiban yang harus dijalankan masyarakat selama pandemi belum berakhir. Penyuluhan dilakukan secara virtual melalui zoom agar tidak terjadi kerumunan warga," tandasnya.
Para peserta KKN UWKS tersebut merasa bangga bisa tetap melaksanakan KKN di tengah pandemi. Banyak pengalaman yang berbeda selama menyelesaikan program pengabdian tersebut. "Ide KKN ini murni dari kelompok dan kita lebih suka KKN seperti ini karena bisa melakukan sesuai dengan harapan kita sendiri," ucap Gita.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua LPPM UWKS, Hary Sastria Wanto, mejelaskan bahwa selama ini KKN dilaksanakan secara tematik. Dimana mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu hadir di tengah-tengah masyarakat memberikan jalan keluar terhadap persoalan yang ada.
"Khusus untuk ini karena semua sama yaitu pandemi, maka mahasiswa diarahakan bagaimana bersama-sama melawan COVID-19," jelasnya.
Sastria menegaskan, ke depan konsep KKN tetap mengusung konsep multi disiplin. Menurutnya, multi disiplin ilmu masih sangat relevan karena mahasiswa diajari untuk membuat proposal, bagaimana melihat peta di suatu tempat dan menyelesaikan masalahnya.
"Bagaimana KKN itu menumbuhkan pemikiran. Orang di daerah bisa mempunyai pemikiran untuk mengangkat harkat dan martabatnya," kata dia.
Sementara itu, Dekan Fakuktas Hukum, Umi Enggarsasi menambahkan, selama menjalankan KKN, mahasiswanya menerapkan protokol kesehatan. Pada tahun ini tema KKN menyesuaikan kondisi yang ada yakni "Penanggulangan penyebaran COVID-19".
"Mahasiswa memaksimalkan pemahaman terkait COVID-19 di tempat-tempat strategis. Mahasiswa juga memberikan penyuluhan tentang hak dan kewajiban yang harus dijalankan masyarakat selama pandemi belum berakhir. Penyuluhan dilakukan secara virtual melalui zoom agar tidak terjadi kerumunan warga," tandasnya.
(mpw)