2 Kali Gagal Masuk Unpad, Prakoso Sukses Raih Gelar Doktor dengan IPK 4

Selasa, 16 Mei 2023 - 06:03 WIB
loading...
A A A
Baca juga: Bangga! Guru MAN Barito Selatan Raih Rekor MURI di Ajang Syair Internasional

Diakuinya, tahun pertama kuliah merupakan fase penempaan mentalnya.Kemudian, di akhir tahun pertama, ia bersama promotornya bisa berdiskusi soal rencana disertasi hingga akhirnya ia mampu memahami dan menyusun desain riset dengan baik.

Berhasil Terbitkan 21 Publikasi Ilmiah


Koko memilih menulis disertasi dengan metode monograf. Bersama promotor, ia menyusun rencana riset dan aneka topik yang bisa dijadikan artikel. Proses ini kemudian menghasilkan 21 publikasi.

Sebanyak 12 publikasi terindeks Scopus di Q1 hingga Q4, tiga publikasi terindesk EBSCO, empat publikasi terindeks lainnya, serta satu publikasi terindeks SINTA.
Ia juga berhasil menerbitkan buku kumpulan karya ilmiahnya terbitan Rajawali Press.

Proses tersebut tidak lepas dari dukungan Unpad melalui Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat berupa fasilitas “proofreading service” dan juga bantuan “Article Processing Charge (APC)”.

“Para promotor saya sangat baik dan membantu, benar-benar saya merasa kami seperti tim riset, saling memberikan catatan dan masukan dari setiap proses yang saya jalani,” papar Koko.

Peneliti dan Penulis Sastra

Saat ini, Koko merupakan peneliti bidang kebijakan dan administrasi yang juga menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dunia penelitian merupakan “wahana” yang dicintainya.

Bagi Koko, penelitian merupakan wahana untuk berbagi informasi, pengetahuan, dan juga pengalaman yang dimiliki selama ini.

“Berkali-kali menerima penolakan ketika submit artikel jurnal ataupun naskah buku, tetapi tetap terus semangat, ya karena cinta,” kata Koko yang sering melakukan riset seputar “historical policy analysis”, “content analysis”, dan “bibliometric” tersebut.

Jauh sebelum bergabung dengan LIPI (BRIN), ia sudah “hidup” dari menulis. Sejak kecil, ia akrab dengan sastra dan penelitian ilmiah. Bahkan, karya-karyanya berbentuk cerpen, puisi, hingga esai sudah banyak diterbitkan, baik dalam bentuk antologi maupun buku sendiri.

Menurutnya, dunia sastra telah membentuk kemampuannya dalam melakukan penelitian ilmiah. Keduanya sama-sama membutuhkan proses, seperti perlu banyak baca referensi dan pengumpulan data. “Bedanya nanti waktu eksekusi akhir, yang satu dengan bahasa sastra, yang satu dengan bahasa ilmiah,” imbuhnya.

Berhasil lulus, Koko menganggap Unpad sebagai rumah dan tempat bermain menyenangkan. Ia pun berharap, Unpad dapat meningkatkan dukungannya bagi para mahasiswanya saat melakukan penelitian.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1525 seconds (0.1#10.140)