Top, Mahasiswa Indonesia Raih Juara di Ajang The Boring Company Milik Elon Musk
loading...
A
A
A
Tim TU Munich membutuhkan waktu dua tahun untuk mengembangkan mesin bor tersebut. “Salah satu tantangan terbesar kami adalah manajemen waktu karena mesin kami membutuhkan perencanaan dan pengembangan yang matang,” ucap Andrean.
Girvan yang bertugas sebagai co-lead di sub-tim mata bor mengungkapkan bahwa keberhasilan tim TU Munich bukan tanpa tantangan, medan yang berlumpur dan lengket dapat menyumbat mesin bor kami, namun dengan kerja keras dan kegigihan, tim TU Munich berhasil mengembangkan cara agar tanah yang dibor tidak lengket.
“Mesin kami menyemburkan cairan kimia tenside guna menurunkan efek viscositas pada tanah,” lanjut Girvan.
Jeffrey yang berperan sebagai co-lead di sub-tim kelistrikan dan perangkat lunak menyampaikan bahwa, mesin juga harus berbelok dengan akurat.
“Oleh karena itu, kami harus mengembangkan sistem navigasi yang terhubung dengan sistem steering mesin kami dan pada akhirnya, mesin bor kami dilengkapi dengan kombinasi sensor seperti akselerometer, giroskop, dan magnetometer untuk mengukur dan melaporkan orientasi, kecepatan, dan gaya gravitasi,” pungkasnya.
Lihat Juga: Dua Alumni Fasilkom UI Wakili HerLens di Final Hult Prize Global Accelerator Program 2024
Girvan yang bertugas sebagai co-lead di sub-tim mata bor mengungkapkan bahwa keberhasilan tim TU Munich bukan tanpa tantangan, medan yang berlumpur dan lengket dapat menyumbat mesin bor kami, namun dengan kerja keras dan kegigihan, tim TU Munich berhasil mengembangkan cara agar tanah yang dibor tidak lengket.
“Mesin kami menyemburkan cairan kimia tenside guna menurunkan efek viscositas pada tanah,” lanjut Girvan.
Jeffrey yang berperan sebagai co-lead di sub-tim kelistrikan dan perangkat lunak menyampaikan bahwa, mesin juga harus berbelok dengan akurat.
“Oleh karena itu, kami harus mengembangkan sistem navigasi yang terhubung dengan sistem steering mesin kami dan pada akhirnya, mesin bor kami dilengkapi dengan kombinasi sensor seperti akselerometer, giroskop, dan magnetometer untuk mengukur dan melaporkan orientasi, kecepatan, dan gaya gravitasi,” pungkasnya.
Lihat Juga: Dua Alumni Fasilkom UI Wakili HerLens di Final Hult Prize Global Accelerator Program 2024
(nnz)