Survei Disdik KBB kepada 48.471 Siswa, Hanya 81,34% yang Belajar Daring

Jum'at, 24 Juli 2020 - 18:29 WIB
loading...
Survei Disdik KBB kepada...
Siswa SMP di KBB berdasarkan hasil survei terkait PJJ selama COVID-19, masih banyak yang tidak bisa melakukan pembelajaran daring. Foto/Dok/SINDOnews
A A A
BANDUNG BARAT - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) melakukan survei di tingkat SMP untuk mendapat data rill terkait dengan pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di akhir tahun ajaran lalu. Data yang di-input oleh sekolah akan dijadikan feedback untuk penetapan kebijakan lanjutan terkait dengan implementasi PJJ jenjang SMP di KBB mengingat kondisi pandemi COVID-19 tidak bisa dipastikan kapan berakhir.

Survei dilakukan kepada total 188 sekolah jenjang SMP yang ada. Dari jumlah sekolah tersebut SMP negeri sebanyak 77 dan SMP swasta sebanyak 111. Rinciannya SMP negeri regular sebanyak 67, SMP negeri terbuka sebanyak 10, SMP swasta kurikulum nasional sebanyak 107, dan SMP swasta kurikulum internasional dengan istilah satuan pendidikan kerja sama (SPK) sebanyak 4 sekolah. (Baca juga: Ini Rekomendasi Serikat Guru untuk Solusi Persoalan PJJ )

"Dari sebanyak 188 SMP, yang mengisi survei sebanyak 103 sekolah atau sekitar 54,78%. Yakni 56 SMP negeri atau 54,39% dan 47 SMP swasta atau 36,15%," kata Kepala Bidang (Kabid) SMP Dinas Pendidikan, KBB, Dadang A Sapardan kepada SINDOnews, Jumat (24/7/2020).

Melihat representasi keterwakilan kecamatan maka semuanya sudah terwakili. Rinciannya Kecamatan Batujajar sebanyak 5 dari 7 sekolah (71,41%), Cihampelas 4 dari 10 (40%), Cikalongwetan 7 dari 14 (50)%, Cililin 6 dari 13 (46,15%), Cipatat 6 dari 11 (54,54%), Cipeundeuy 5 dari 9 (55,55%), Cipongkor 4 dari 11 (36,36%). Kemudian Cisarua 1 dari 5 (20%), Gununghalu 6 dari 12 (50%), Lembang 22 dari 25 (88%), Ngamprah 9 dari 17 (52,94%), Padalarang 11 dari 18 (61,11%), Parongpong 7 dari 12 (58,33%), Rongga 2 dari 10 (20%), Saguling 3 dari 4 (75%), dan Kecamatan Sindangkerta 5 dari 10 sekolah (50%).

Dadang menyebutkan, pada tahun pelajaran lalu jumlah siswa jenjang SMP ada sebanyak 60.913 siswa. Berdaraskan hasil survei dari 103 sekolah, jumlah siswa yang melaksanakan PJJ dengan moda daring dan luring sebanyak 48.471 siswa atau sekitar 79,57%. Dari jumlah 48.471 siswa tersebut, sebanyak 40.852 atau 81,34% melaksanakan pembelajaran dengan moda daring, sedangkan sisanya, sebanyak 7.619 siswa atau 18,66% melaksanakan pembelajaran dengan moda luring. (Baca juga: Tak Miliki Kuota Internet, Siswa Ini Terpaksa Numpang Belajar di Kelurahan )

"Jadi siswa SMP di KBB yang melaksanakan pembelajaran dengan moda daring berdasarkan hasil survei kepada 48.471 ada sebanyak 40.852 atau 81,34%. Sedangkan 7.619 siswa atau 18,66% melaksanakan belajar luring yakni pemberian modul latihan atau guru datang ke rumah siswa," terangnya.

Berdasarkan survei tersebut, lanjut Dadang, pola pembelajaran daring oleh guru banyak memanfaatkan aplikasi seperti google form, quizziz, quipper school, zoom meeting, webec meet, video pembelajaran, dan whatsapp. Sedangkan materi luring dilakukan dengan beberapa cara di antaranya meminta bantuan guru yang rumahnya dekat dengan siswa, orang tua siswa mengambil tugas ke sekolah, memanfaatkan buku paket untuk penugasan, atau membuat kelompok belajar dimana ada siswa memiliki HP android.

"Memang PJJ tidak ideal tapi ini cara terbaik yang bisa dilakukan saat ini. Tinggal sekolah mendorong guru agar dapat melakukan pembelajaran dengan dua metode, mengingat tidak semua siswa mempunyai akses belajar daring," pungkasnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2387 seconds (0.1#10.140)