Kisah Fiqey, Mahasiswa ITS yang Raih Prestasi di 4 Kompetisi Kemendikbudristek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Meraih prestasi di empat ajang talenta berbeda yang digelar Kemendikbudristek tentu bukan hal yang mudah. Namun Fiqey Indriati Eka Sari, mahasiswa Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ini berhasil meraihnya.
Prestasi yang diukir oleh anak dari orang tua Moch Rafiq dan Ririn Indayati ini yaitu Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES), Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GEMASTIK).
Awal perjuangan mahasiswi asal Pasuruan ini dimulai sejak duduk di bangku SD. Rasa keingintahuan yang tinggi tentang keilmiahan, lambat laun membawanya tertarik di bidang teknologi. Baginya teknologi dapat dimanfaatkan untuk segala bidang baik kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
“Sedari kecil saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bahkan saat dulu masih SD ketika melihat buah liar di ladang, sudah terpikirkan ‘Kira-kira buah ini bisa dimanfaatkan jadi apa ya?’ dan ternyata hal ini berlanjut hingga SMA,” katanya, dikutip dari laman Puspresnas, Minggu (2/7/2023).
“Namun, saat SMA ketertarikan terhadap teknologi meningkat. Dari situ saya ingin masuk Teknik Informatika ITS dan melanjutkan prestasi,” tutur mahasiswi yang berusia 21 tahun ini.
Masa awal kuliahnya memberikan pembelajaran yang berharga baginya. Tahun 2019 menjadi titik awal perjalanan Fiqey di ITS yang merupakan kampus teknologi dan robotika. Ia memiliki cita-cita untuk menjadi bagian dari salah satu environment hebatnya, yaitu tim ICHIRO, tim robosoccer humanoid di ITS yang telah memenangkan berbagai perlombaan robot nasional dan internasional.
Baca juga: Hebat, Mahasiswa Indonesia Juara 1 Kompetisi Gimnastik di Jerman
“Awalnya aku enggak berani karena enggak ada pengalaman di pemrograman karena aku dari IPA, tapi aku terus berusaha berlatih karena prinsip do beyond ordinaries, hingga akhirnya aku berhasil diterima sebagai anggota programmer setelah melalui proses yang panjang,” jelasnya.
Sejak saat itu, dia memberanikan diri untuk mengikuti berbagai ajang talenta yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
Hal tersebut terbukti dengan semakin berkembangnya Fiqey pada 2021 dengan bergabungnya Fiqey dengan tim inti ICHIRO dan menjuarai Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid KRI Tingkat Nasional dan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di tahun yang sama.
Pada kegiatan tersebut Fiqey menciptakan Mobile Virtual Assistant pendeteksi dini risiko komplikasi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis pada penyandang gagal ginjal kronis berbasis machine learning yang idenya diambil dari pengalaman sahabatnya.
“Sejatinya niat yang terbaik, adalah bukan untuk prestasi semata, melainkan karena kebaikan, kebermanfaatan, dan kembali pada Allah.” Dengan semangatnya Fiqey pun berhasil menjadi Juara 2 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) Program Sarjana Tingkat Nasional 2022.
Prestasi yang diukir oleh anak dari orang tua Moch Rafiq dan Ririn Indayati ini yaitu Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES), Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), Kontes Robot Indonesia (KRI) dan Pagelaran Mahasiswa Nasional Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (GEMASTIK).
Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Tinggi Sejak SD
Awal perjuangan mahasiswi asal Pasuruan ini dimulai sejak duduk di bangku SD. Rasa keingintahuan yang tinggi tentang keilmiahan, lambat laun membawanya tertarik di bidang teknologi. Baginya teknologi dapat dimanfaatkan untuk segala bidang baik kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
“Sedari kecil saya memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, bahkan saat dulu masih SD ketika melihat buah liar di ladang, sudah terpikirkan ‘Kira-kira buah ini bisa dimanfaatkan jadi apa ya?’ dan ternyata hal ini berlanjut hingga SMA,” katanya, dikutip dari laman Puspresnas, Minggu (2/7/2023).
“Namun, saat SMA ketertarikan terhadap teknologi meningkat. Dari situ saya ingin masuk Teknik Informatika ITS dan melanjutkan prestasi,” tutur mahasiswi yang berusia 21 tahun ini.
Gabung di Tim Ichiro ITS
Masa awal kuliahnya memberikan pembelajaran yang berharga baginya. Tahun 2019 menjadi titik awal perjalanan Fiqey di ITS yang merupakan kampus teknologi dan robotika. Ia memiliki cita-cita untuk menjadi bagian dari salah satu environment hebatnya, yaitu tim ICHIRO, tim robosoccer humanoid di ITS yang telah memenangkan berbagai perlombaan robot nasional dan internasional.
Baca juga: Hebat, Mahasiswa Indonesia Juara 1 Kompetisi Gimnastik di Jerman
“Awalnya aku enggak berani karena enggak ada pengalaman di pemrograman karena aku dari IPA, tapi aku terus berusaha berlatih karena prinsip do beyond ordinaries, hingga akhirnya aku berhasil diterima sebagai anggota programmer setelah melalui proses yang panjang,” jelasnya.
Sejak saat itu, dia memberanikan diri untuk mengikuti berbagai ajang talenta yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
Hal tersebut terbukti dengan semakin berkembangnya Fiqey pada 2021 dengan bergabungnya Fiqey dengan tim inti ICHIRO dan menjuarai Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid KRI Tingkat Nasional dan mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Karsa Cipta (PKM-KC) di tahun yang sama.
Pada kegiatan tersebut Fiqey menciptakan Mobile Virtual Assistant pendeteksi dini risiko komplikasi Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis pada penyandang gagal ginjal kronis berbasis machine learning yang idenya diambil dari pengalaman sahabatnya.
Deretan Prestasi Fiqey di Ajang Nasional dan Global
Pada 2022, Fiqey ingin mewujudkan impiannya untuk menjadi Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres). Ia sempat mengira mimpinya tersebut adalah hal yang mustahil, namun setelah belajar dari pengalamannya Fiqey meyakinkan diri untuk tidak terus pesimistis dan meluruskan niat.“Sejatinya niat yang terbaik, adalah bukan untuk prestasi semata, melainkan karena kebaikan, kebermanfaatan, dan kembali pada Allah.” Dengan semangatnya Fiqey pun berhasil menjadi Juara 2 Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (PILMAPRES) Program Sarjana Tingkat Nasional 2022.