8 Organisasi Ekstra Kampus dengan Jaringan Kuat, Banyak Lahirkan Tokoh Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ini 9 organisasi ekstra kampus yang perlu diketahui mahasiswa baru. Menjadi mahasiswa baru (maba), tentu akan menjumpai berbagai sosialisasi dari organisasi mahasiswa untuk ikut bergabung di dalamnya.
Bukan hanya organisasi intra kampus, organisasi ekstra atau luar kampus biasanya juga banyak yang bisa menjadi ajang untuk belajar berorganisasi, bahkan untuk membangun jaringan di masa depan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 8 organisasi ekstra kampus yang banyak melahirkan tokoh tokoh nasional Indonesia.
Foto/ist
GMNI lahir dari tiga peleburan organisasi besar yang memiliki ajaran sama, yakni Marhaenisme ajaran Bun Karno. Tiga organisasi tersebut, yaitu Gerakan Mahasiswa Marhaenis (GMM), Gerakan Mahasiswa Merdeka (GMM), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI).
Hingga pada tanggal 23 Maret 1954, tiga organisasi itu melakukan fusi dan melahirkan organisasi GMNI. Tanggal itu juga bertepatan dengan Kongres pertama GMNI dan ditetapkan sebagai tanggal Dies Natalis GMNI. Di mana S.M Hadiprabowo dari GMDI ditetapkan sebagai ketua pertama.
GMNI dikenal sebagai organisasi yang berwatak nasionalis, mahasiswa yang bisa ikut bergabung di dalamnya tanpa pandang bulu, suku, agama, ras, dan budaya. Di GMNI tentu tidak lekang dengan diskursus tentang Kebangsaan, Pancasila, Nasionalisme, dan Kerakyatan.
Foto/ist
Lahirnya HMI dimotori oleh Lafran Pane, yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947. HMI sebagai organisasi keislaman untuk terus menyalurkan aspirasi keagamaan,sebagaimana tertuang dalam tujuan HMI, yakni untuk membina insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
Seiring dengan perkembangannya, organisasi ini terpecah menjadi dua, karena pada masa Orde Baru ada upaya pemerintah untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Pecahannya itu dikenal dengan HMI DIPO dan HMI MPO.
Foto/ist
Awalnya organisasi ini terbentuk berdasarkan pada hasil Konferensi Besar IPNU pada Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Selanjutnya, dibentuk panitia sponsor 13 orang dari mahasiswa NU dalam mengadakan musyawarah mengenai pembentukan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Melalui itu, PMII pun resmi dibentuk pada 17 April 1960 di Surabaya, dan diketuai oleh Mahbub Djunaidi. Pada 1972, PMII menyatakan diri berpisah dari NU yang sebelumnya bertindak sebagai Badan Otonom NU dan berdiri sebagai organisasi independen.
Foto/ist
Bukan hanya organisasi intra kampus, organisasi ekstra atau luar kampus biasanya juga banyak yang bisa menjadi ajang untuk belajar berorganisasi, bahkan untuk membangun jaringan di masa depan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut 8 organisasi ekstra kampus yang banyak melahirkan tokoh tokoh nasional Indonesia.
Organisasi Ekstra Kampus yang Memiliki Jaringan Kuat
1.Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI)
Foto/ist
GMNI lahir dari tiga peleburan organisasi besar yang memiliki ajaran sama, yakni Marhaenisme ajaran Bun Karno. Tiga organisasi tersebut, yaitu Gerakan Mahasiswa Marhaenis (GMM), Gerakan Mahasiswa Merdeka (GMM), dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia (GMDI).
Hingga pada tanggal 23 Maret 1954, tiga organisasi itu melakukan fusi dan melahirkan organisasi GMNI. Tanggal itu juga bertepatan dengan Kongres pertama GMNI dan ditetapkan sebagai tanggal Dies Natalis GMNI. Di mana S.M Hadiprabowo dari GMDI ditetapkan sebagai ketua pertama.
GMNI dikenal sebagai organisasi yang berwatak nasionalis, mahasiswa yang bisa ikut bergabung di dalamnya tanpa pandang bulu, suku, agama, ras, dan budaya. Di GMNI tentu tidak lekang dengan diskursus tentang Kebangsaan, Pancasila, Nasionalisme, dan Kerakyatan.
2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Foto/ist
Lahirnya HMI dimotori oleh Lafran Pane, yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Februari 1947. HMI sebagai organisasi keislaman untuk terus menyalurkan aspirasi keagamaan,sebagaimana tertuang dalam tujuan HMI, yakni untuk membina insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
Seiring dengan perkembangannya, organisasi ini terpecah menjadi dua, karena pada masa Orde Baru ada upaya pemerintah untuk menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal. Pecahannya itu dikenal dengan HMI DIPO dan HMI MPO.
3. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
Foto/ist
Awalnya organisasi ini terbentuk berdasarkan pada hasil Konferensi Besar IPNU pada Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Selanjutnya, dibentuk panitia sponsor 13 orang dari mahasiswa NU dalam mengadakan musyawarah mengenai pembentukan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Melalui itu, PMII pun resmi dibentuk pada 17 April 1960 di Surabaya, dan diketuai oleh Mahbub Djunaidi. Pada 1972, PMII menyatakan diri berpisah dari NU yang sebelumnya bertindak sebagai Badan Otonom NU dan berdiri sebagai organisasi independen.
4. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
Foto/ist