Bentuk PTPK, BKKBN Gandeng IPB University dan 12 Kampus Atasi Isu Kependudukan
loading...
A
A
A
JAKARTA - IPB University bersama 12 perguruan tinggi lainnya ikut berpartisipasi dalam Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan (PTPK) yang diresmikan pada Selasa (18/7) di Grand Sahid Jaya.
Konsorsium PTPK dibentuk demi mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan. Pasalnya, peran perguruan tinggi sangat penting dalam upaya mengatasi isu-isu kependudukan.
Konsorsium PTPK merupakan bentuk kerja sama antara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan perguruan tinggi untuk mengatasi berbagai isu kependudukan di Indonesia. Isu kependudukan perlu diatasi agar target pembangunan berkelanjutan 2030 serta Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Prof Nizam, menyampaikan bahwa peran vital perguruan tinggi dapat dimanfaatkan untuk mengintegrasikan berbagai program kependudukan.
“Perguruan tinggi itu menjadi simpul yang menyatukan berbagai program yang ada, sehingga bersinergi dan berdampak pada masyarakat luas, terutama melalui penguatan kependudukan. Kehadiran kampus memiliki peran yang sangat penting sebagai mata air untuk kemajuan bangsa dan negara, menyejukan masyarakat, membawa kebaikan dan kabar baik kepada masyarakat luas,” terangnya dalam siaran pers, Senin (24/7/2023).
Fungsi Tri Dharma perguruan tinggi, lanjutnya, dapat diwujudkan dalam bentuk kontribusi nyata berupa kerja sama dengan pemerintah dalam mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia. Salah satunya melalui program Kampus Merdeka dan pengembangan program Kedai Reka dan Matching Fund.
Kepala BKKBN, Dr Hasto Wardoyo dalam sambutannya juga menuturkan bahwa peluncuran Konsorsium PTPK sejalan dengan tujuan pelaksanaan program pembangunan sumber daya manusia Indonesia Emas 2045.
“Saat ini BKKBN tengah menjalankan program dengan fokus penurunan angka stunting dan persiapan untuk menghadapi bonus demografi di Indonesia. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan peran perguruan tinggi guna membantu menyukseskan pelaksanaan program. Kontribusi yang dilakukan dapat melalui pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) dan magang dengan berfokuskan pada tematik stunting dan bonus demografi,” ujar Hasto.
Konsorsium PTPK dibentuk demi mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan. Pasalnya, peran perguruan tinggi sangat penting dalam upaya mengatasi isu-isu kependudukan.
Konsorsium PTPK merupakan bentuk kerja sama antara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan perguruan tinggi untuk mengatasi berbagai isu kependudukan di Indonesia. Isu kependudukan perlu diatasi agar target pembangunan berkelanjutan 2030 serta Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Prof Nizam, menyampaikan bahwa peran vital perguruan tinggi dapat dimanfaatkan untuk mengintegrasikan berbagai program kependudukan.
“Perguruan tinggi itu menjadi simpul yang menyatukan berbagai program yang ada, sehingga bersinergi dan berdampak pada masyarakat luas, terutama melalui penguatan kependudukan. Kehadiran kampus memiliki peran yang sangat penting sebagai mata air untuk kemajuan bangsa dan negara, menyejukan masyarakat, membawa kebaikan dan kabar baik kepada masyarakat luas,” terangnya dalam siaran pers, Senin (24/7/2023).
Fungsi Tri Dharma perguruan tinggi, lanjutnya, dapat diwujudkan dalam bentuk kontribusi nyata berupa kerja sama dengan pemerintah dalam mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia. Salah satunya melalui program Kampus Merdeka dan pengembangan program Kedai Reka dan Matching Fund.
Kepala BKKBN, Dr Hasto Wardoyo dalam sambutannya juga menuturkan bahwa peluncuran Konsorsium PTPK sejalan dengan tujuan pelaksanaan program pembangunan sumber daya manusia Indonesia Emas 2045.
“Saat ini BKKBN tengah menjalankan program dengan fokus penurunan angka stunting dan persiapan untuk menghadapi bonus demografi di Indonesia. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan peran perguruan tinggi guna membantu menyukseskan pelaksanaan program. Kontribusi yang dilakukan dapat melalui pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) dan magang dengan berfokuskan pada tematik stunting dan bonus demografi,” ujar Hasto.