Cerita 2 Wisudawan Perempuan yang Lulus Cum Laude Pascasarjana UGM dan Meraih IPK 4
loading...
A
A
A
Baca juga: Biaya Kuliah Kedokteran Mahal? Tenang, IPB Sediakan Beasiswa untuk Mahasiswa Tak Mampu
Namun, dukungan keluarga, membuatnya fokus pada belajar dan bekerja agar bisa lulus tepat waktu. Di sela-sela kesibukan jadwal kuliah, Aisya harus menyelesaikan pekerjaan di Departemen Fakultas Teknik sebagai asisten dalam bidang akademik, mempersiapkan akreditasi maupun penyusunan kurikulum serta menjadi asisten project dosen dan asisten mata kuliah.
”Saya akan benar-benar memperhatikan dosen pada saat di kelas, dengan mencatat, merekam layar (saat pembelajara online), rajin bertanya dan mengerjakan latihan dari dosen. Di luar itu, saya banyak berdiskusi dengan teman-teman kuliah,” ungkapnya.
Aisya Galuh Laksita juga menetapkan deadline untuk dirinya supaya bisa lulus tepat waktu. ”Saya menyusun deadline major yang kemudian dirinci menjadi deadline minor. Deadline major akan memberikan saya gambaran waktu supaya tidak terlambat, baik untuk mengerjakan pekerjaan dari departemen, studi kasus, publikasi, tesis, batas yudisium, maupun wisuda dan sebagainya,” tuturnya.
Langkah pengerjaan akan dipecah menjadi dateline minor, bahkan dalam target spesifik dalam bentuk jam. ”Ini membantu saya untuk fokus,” imbuh penerima beasiswa Peningkatan Suasana Akademik (PSA) Departemen MTS, Fakultas Teknik UGM.
Metode yang diterapkan Aisya Galuh Laksita ini pun terbukti sehingga dia bisa lulus dengan predikat pujian, tepat waktu.
Namun, dukungan keluarga, membuatnya fokus pada belajar dan bekerja agar bisa lulus tepat waktu. Di sela-sela kesibukan jadwal kuliah, Aisya harus menyelesaikan pekerjaan di Departemen Fakultas Teknik sebagai asisten dalam bidang akademik, mempersiapkan akreditasi maupun penyusunan kurikulum serta menjadi asisten project dosen dan asisten mata kuliah.
”Saya akan benar-benar memperhatikan dosen pada saat di kelas, dengan mencatat, merekam layar (saat pembelajara online), rajin bertanya dan mengerjakan latihan dari dosen. Di luar itu, saya banyak berdiskusi dengan teman-teman kuliah,” ungkapnya.
Aisya Galuh Laksita juga menetapkan deadline untuk dirinya supaya bisa lulus tepat waktu. ”Saya menyusun deadline major yang kemudian dirinci menjadi deadline minor. Deadline major akan memberikan saya gambaran waktu supaya tidak terlambat, baik untuk mengerjakan pekerjaan dari departemen, studi kasus, publikasi, tesis, batas yudisium, maupun wisuda dan sebagainya,” tuturnya.
Langkah pengerjaan akan dipecah menjadi dateline minor, bahkan dalam target spesifik dalam bentuk jam. ”Ini membantu saya untuk fokus,” imbuh penerima beasiswa Peningkatan Suasana Akademik (PSA) Departemen MTS, Fakultas Teknik UGM.
Metode yang diterapkan Aisya Galuh Laksita ini pun terbukti sehingga dia bisa lulus dengan predikat pujian, tepat waktu.
(nnz)