Kisah Anya Prameswari, Murid SD Peraih Belasan Medali Olimpiade Matematika Internasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anya Prameswari Firmansyah merupakan siswa kelas 6 SD Cikal Lebak Bulus yang memulai perjalanan pengembangan minatnya di bidang Matematika sejak kelas 3 SD. Dalam kurun waktu 3 tahun mendalami dan menghadapi segala tantangan di bidang Matematika, Anya telah mengoleksi belasan medali olimpiade matematika internasional.
Di usia yang masih belia itu, Anya telah memiliki prestasi internasional baik itu di Japan International Science and Mathematics Olympiads (JISMO), Singapore and Asian Schools Math Olympiad (SASMO), Singapore International Math Olympiad Challenge (SIMOC), American Mathematics Olympiads (AMO), Singa Math Competition, dan VANDA (International Science and Math Competition).
Mita, Ibunda Anya, menceritakan kilas balik momen pertama kalinya Anya merasakan kecewa karena ingin memberikan tantangan pada dirinya memecahkan soal matematika, namun belum berhasil.
“Pada awalnya itu, Anya pernah ikut kompetisi matematika dan kalah, saat itu ia menangis dan kecewa karena ia belum dapat memecahkan tantangan soal matematika yang sebelumya ia rasa bisa dipecahkan," katanya, melalui siaran pers, Selasa (8/8/2023).
"Di momen itu, saya mengingatkan Anya, bahwa dalam sebuah kompetisi, kompetitornya itu tidak hanya di sekitarmu, tetapi juga masih banyak di luar sana, oleh karena itu, kamu harus belajar menyesuaikan diri.” ceritanya.
Baca juga: Contoh Teks Protokol Upacara 17 Agustus Mulai dari Persiapan hingga Penutupan
Dari titik itu, Anya merasa ingin semakin antusias untuk berlatih Matematika sebagai tantangan terbesar dalam dirinya. Sebagai orang tua, Mita pun mengungkapkan bahwa Anya didukung dengan pendampingan berkala dan fokusnya berada pada langkah Anya untuk memecahkan soal-soal matematika di kompetisi berikutnya, karena Anya bertekad untuk ikut berbagai kompetisi matematika.
Dengan tekad yang hadir dalam diri Anya setelah melalui pengalaman yang mengecewakannya, ia pun berlatih dengan didampingi oleh orangtua beserta mentor matematika yang menghadirkan banyak soal-soal olimpiade. Bagi Anya, awalnya memang sulit, tetapi seiring terbiasa berlatih 5 soal setiap hari, ia pun mulai memahami pola dan cara kerja soal olimpiade dengan baik.
“Matematika itu rasanya selalu sulit, tetapi aku terus penasaran. Awalnya aku bingung, kok bentuk soalnya beda. Tapi lama-lama, aku mulai tahu, soalnya seperti apa. Latihan aku itu ga ada jamnya, kadang 5 menit, 10 menit, atau 1 jam," ucapnya.
"Tapi yang pasti itu, aku mengerjakan 5 soal setiap hari. Soalnya itu dari soal-soal olimpiade. Aku memiliki mentor matematika juga karena soal olimpiade itu susah banget.” cerita Anya dengan penuh antusias.
Soal-soal olimpiade Matematika Internasional pada umumnya memiliki pola dan tipe yang berbeda dengan soal matematika yang diketahui oleh publik. Di setiap momen latihan Anya pun, terdapat langkah-langkah menjawab yang memang diajarkan dan didampingi oleh mentornya.
Di tengah kesibukan Anya yang berlatih demi mencapai impiannya untuk memecahkan soal matematika olimpiade, Anya tetap berusaha untuk menikmati berbagai hobinya, baik itu bermain tennis, memasak, balet hingga belajar Bahasa Jepang.
“(Selain matematika) Aku suka balet, aku suka buat cookies, aku juga suka main tennis, aku suka belajar bahasa Nihongo. Aku ingin mengambil ujian bahasa Jepang saat kelas 7 SMP nanti.” ungkap Anya yang senang belajar banyak hal ini.
Di usia yang masih belia itu, Anya telah memiliki prestasi internasional baik itu di Japan International Science and Mathematics Olympiads (JISMO), Singapore and Asian Schools Math Olympiad (SASMO), Singapore International Math Olympiad Challenge (SIMOC), American Mathematics Olympiads (AMO), Singa Math Competition, dan VANDA (International Science and Math Competition).
Awal Prestasinya Diawali karena Gagal Memecahkan Soal Matematika
Mita, Ibunda Anya, menceritakan kilas balik momen pertama kalinya Anya merasakan kecewa karena ingin memberikan tantangan pada dirinya memecahkan soal matematika, namun belum berhasil.
“Pada awalnya itu, Anya pernah ikut kompetisi matematika dan kalah, saat itu ia menangis dan kecewa karena ia belum dapat memecahkan tantangan soal matematika yang sebelumya ia rasa bisa dipecahkan," katanya, melalui siaran pers, Selasa (8/8/2023).
"Di momen itu, saya mengingatkan Anya, bahwa dalam sebuah kompetisi, kompetitornya itu tidak hanya di sekitarmu, tetapi juga masih banyak di luar sana, oleh karena itu, kamu harus belajar menyesuaikan diri.” ceritanya.
Baca juga: Contoh Teks Protokol Upacara 17 Agustus Mulai dari Persiapan hingga Penutupan
Dari titik itu, Anya merasa ingin semakin antusias untuk berlatih Matematika sebagai tantangan terbesar dalam dirinya. Sebagai orang tua, Mita pun mengungkapkan bahwa Anya didukung dengan pendampingan berkala dan fokusnya berada pada langkah Anya untuk memecahkan soal-soal matematika di kompetisi berikutnya, karena Anya bertekad untuk ikut berbagai kompetisi matematika.
Komitmen Anya, Latihan 5 Soal Setiap Hari
Dengan tekad yang hadir dalam diri Anya setelah melalui pengalaman yang mengecewakannya, ia pun berlatih dengan didampingi oleh orangtua beserta mentor matematika yang menghadirkan banyak soal-soal olimpiade. Bagi Anya, awalnya memang sulit, tetapi seiring terbiasa berlatih 5 soal setiap hari, ia pun mulai memahami pola dan cara kerja soal olimpiade dengan baik.
“Matematika itu rasanya selalu sulit, tetapi aku terus penasaran. Awalnya aku bingung, kok bentuk soalnya beda. Tapi lama-lama, aku mulai tahu, soalnya seperti apa. Latihan aku itu ga ada jamnya, kadang 5 menit, 10 menit, atau 1 jam," ucapnya.
"Tapi yang pasti itu, aku mengerjakan 5 soal setiap hari. Soalnya itu dari soal-soal olimpiade. Aku memiliki mentor matematika juga karena soal olimpiade itu susah banget.” cerita Anya dengan penuh antusias.
Soal-soal olimpiade Matematika Internasional pada umumnya memiliki pola dan tipe yang berbeda dengan soal matematika yang diketahui oleh publik. Di setiap momen latihan Anya pun, terdapat langkah-langkah menjawab yang memang diajarkan dan didampingi oleh mentornya.
Tak Hanya Matematika, Anya juga Miliki Banyak Hobi
Di tengah kesibukan Anya yang berlatih demi mencapai impiannya untuk memecahkan soal matematika olimpiade, Anya tetap berusaha untuk menikmati berbagai hobinya, baik itu bermain tennis, memasak, balet hingga belajar Bahasa Jepang.
“(Selain matematika) Aku suka balet, aku suka buat cookies, aku juga suka main tennis, aku suka belajar bahasa Nihongo. Aku ingin mengambil ujian bahasa Jepang saat kelas 7 SMP nanti.” ungkap Anya yang senang belajar banyak hal ini.