Kisah Sukses Dayinta, Lulus S2 dan Raih 2 Gelar dari Unair-Griffith University
loading...
A
A
A
JAKARTA - Universitas Airlangga (Unair) memiliki kelas double degree sehingga lulusannya bisa mendapatkan dua gelar. Salah satunya adalah Dayinta Annisa Syaiful.
Dayinta resmi mendapat dua gelar sekaligus dari program magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair dan Master of Global Public Health, Griffith University, Australia.
Gelar itu ia raih berkat kerja keras dan kegigihannya selama menuntut ilmu.
Keinginan kuat Dayinta merasakan sistem pendidikan di luar negeri membawanya menuju Griffith University. Sejak masih menempuh pendidikan sarjana, ia telah banyak melakukan eksplorasi. Hingga akhirnya, ia menemukan program kerja sama antara K3 Unair dengan Griffith University.
“Dulu aku ikut Airlangga Scholarship Fair. Lalu, waktu itu aku mampir ke booth-nya Griffith University, yang mana aku tahu kalau ada kerja sama double degree K3 antara UNAIR dengan Griffith University. Sejak saat itulah aku yakin masuk ke K3 dengan harapan setelah lulus bisa langsung lanjut S2 dan apply double degree,” katanya, dikutip dari laman Unair, Rabu (16/8/2023).
Baca juga: 10 Karier Pekerjaan Lulusan Jurusan Pariwisata, Gaji Jutaan di Kantong
Dayinta tidak hanya menjalani peran sebagai mahasiswa saja. Perempuan asal Gresik itu ternyata juga bekerja sebagai food handler di Gold Coast University Hospital.
Ia sangat menikmati proses belajar sambil bekerja, terlebih pekerjaannya itu selaras dengan passion yang ia miliki. Enggan menyia-nyiakan kesempatan, Dayinta dalam pekerjaannya juga mempelajari banyak hal, khususnya terkait K3 yang selama ini ia geluti.
“Tempat kerjaku ini sangat concern sama K3-nya. Jadi, aku benar-benar banyak belajar di sana. Misalnya sesederhana peletakan material safety data sheets. Jadi K3-nya itu keren banget, meskipun jadi food handler, tapi tetap diperhatikan,” jelasnya
Tak hanya itu, Dayinta juga mengikuti berbagai kegiatan organisasi. Ia menjadi anggota organisasi keagamaan Islam di Griffith University dan turut aktif dalam berbagai kegiatan di dalamnya.
Dayinta juga sukses menjalani perannya sebagai anggota, riset asisten, hingga pemimpin dalam berbagai kegiatan penting. Salah satunya adalah Logan Eco Action Festival yang merupakan program kerja sama Griffith Sustainability dengan Australasian Campuses Towards Sustainability (ACTS) dan UN SDGs.
“Sempat berpikir jadi atau tidak untuk melanjutkan, tapi aku ingat kata ayahku, tuntutlah ilmu setinggi-tingginya karena Allah akan mengangkat derajat orang berilmu. Melalui pesan itu akhirnya aku termotivasi melanjutkan pendidikan ini,” ungkap Dayinta.
Selama menjalani double degree, Dayinta bercerita bahwa ia mendapatkan beragam kemudahan dan dukungan dari berbagai pihak. Tentu saja, keluarga menjadi pendukung utama. Namun, tak hanya keluarga, seluruh elemen terkait di Unair juga membantu sekaligus memudahkan Dayinta dalam menjalankan studi.
Baca juga: 10 Pilihan Profesi Menjanjikan Lulusan Sastra Jepang, Ini Daftar Pekerjaannya
“Sebenarnya enggak ada kendala, dari dosen pembimbing K3, Bu Indri, itu benar-benar number one supporter. Pihak-pihak UNAIR yang terlibat juga baik dan helpful banget, jadi Alhamdulillah enggak ada kesulitan. Di Griffith juga banyak banget program untuk self help,” paparnya.
Pasca kelulusannya pada Minggu (13/8/2023) di Airlangga Convention Center (ACC), ada banyak harapan yang menanti untuk diwujudkan. Harapan terbesar Dayinta adalah ingin bisa bermanfaat untuk sesama umat manusia.
Karena itu, ia ingin agar dirinya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian, akan lebih banyak ilmu dan manfaat yang dapat ia bagikan pada lingkungan sekitar.
“Semoga aku bisa bermanfaat untuk orang banyak. Karena dari harapan sesederhana itu, aku bisa menebar manfaat misalnya melalui riset untuk nanti dipublikasi, transfer ilmu ke teman-teman, dan tentunya membawa sisi-sisi baik dari Australia ke Indonesia,” pungkasnya.
Dayinta resmi mendapat dua gelar sekaligus dari program magister Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair dan Master of Global Public Health, Griffith University, Australia.
Gelar itu ia raih berkat kerja keras dan kegigihannya selama menuntut ilmu.
Keinginan kuat Dayinta merasakan sistem pendidikan di luar negeri membawanya menuju Griffith University. Sejak masih menempuh pendidikan sarjana, ia telah banyak melakukan eksplorasi. Hingga akhirnya, ia menemukan program kerja sama antara K3 Unair dengan Griffith University.
“Dulu aku ikut Airlangga Scholarship Fair. Lalu, waktu itu aku mampir ke booth-nya Griffith University, yang mana aku tahu kalau ada kerja sama double degree K3 antara UNAIR dengan Griffith University. Sejak saat itulah aku yakin masuk ke K3 dengan harapan setelah lulus bisa langsung lanjut S2 dan apply double degree,” katanya, dikutip dari laman Unair, Rabu (16/8/2023).
Baca juga: 10 Karier Pekerjaan Lulusan Jurusan Pariwisata, Gaji Jutaan di Kantong
Jalani Peran Rangkap
Dayinta tidak hanya menjalani peran sebagai mahasiswa saja. Perempuan asal Gresik itu ternyata juga bekerja sebagai food handler di Gold Coast University Hospital.
Ia sangat menikmati proses belajar sambil bekerja, terlebih pekerjaannya itu selaras dengan passion yang ia miliki. Enggan menyia-nyiakan kesempatan, Dayinta dalam pekerjaannya juga mempelajari banyak hal, khususnya terkait K3 yang selama ini ia geluti.
“Tempat kerjaku ini sangat concern sama K3-nya. Jadi, aku benar-benar banyak belajar di sana. Misalnya sesederhana peletakan material safety data sheets. Jadi K3-nya itu keren banget, meskipun jadi food handler, tapi tetap diperhatikan,” jelasnya
Tak hanya itu, Dayinta juga mengikuti berbagai kegiatan organisasi. Ia menjadi anggota organisasi keagamaan Islam di Griffith University dan turut aktif dalam berbagai kegiatan di dalamnya.
Dayinta juga sukses menjalani perannya sebagai anggota, riset asisten, hingga pemimpin dalam berbagai kegiatan penting. Salah satunya adalah Logan Eco Action Festival yang merupakan program kerja sama Griffith Sustainability dengan Australasian Campuses Towards Sustainability (ACTS) dan UN SDGs.
Kepergian Ayahnya Membuat Ragu untuk Lanjut Kuliah
Sebelumnya, Dayinta mengaku sempat merasa ragu untuk melanjutkan studinya. Keraguan itu muncul selepas kepergian ayahnya pada 2021 lalu. Akan tetapi, keraguan itu berhasil ia tepis lantaran pesan mendiang sang ayah yang memintanya melanjutkan pendidikan setinggi mungkin.“Sempat berpikir jadi atau tidak untuk melanjutkan, tapi aku ingat kata ayahku, tuntutlah ilmu setinggi-tingginya karena Allah akan mengangkat derajat orang berilmu. Melalui pesan itu akhirnya aku termotivasi melanjutkan pendidikan ini,” ungkap Dayinta.
Selama menjalani double degree, Dayinta bercerita bahwa ia mendapatkan beragam kemudahan dan dukungan dari berbagai pihak. Tentu saja, keluarga menjadi pendukung utama. Namun, tak hanya keluarga, seluruh elemen terkait di Unair juga membantu sekaligus memudahkan Dayinta dalam menjalankan studi.
Baca juga: 10 Pilihan Profesi Menjanjikan Lulusan Sastra Jepang, Ini Daftar Pekerjaannya
“Sebenarnya enggak ada kendala, dari dosen pembimbing K3, Bu Indri, itu benar-benar number one supporter. Pihak-pihak UNAIR yang terlibat juga baik dan helpful banget, jadi Alhamdulillah enggak ada kesulitan. Di Griffith juga banyak banget program untuk self help,” paparnya.
Ingin Memberi Manfaat untuk Sesama Manusia
Pasca kelulusannya pada Minggu (13/8/2023) di Airlangga Convention Center (ACC), ada banyak harapan yang menanti untuk diwujudkan. Harapan terbesar Dayinta adalah ingin bisa bermanfaat untuk sesama umat manusia.
Karena itu, ia ingin agar dirinya dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian, akan lebih banyak ilmu dan manfaat yang dapat ia bagikan pada lingkungan sekitar.
“Semoga aku bisa bermanfaat untuk orang banyak. Karena dari harapan sesederhana itu, aku bisa menebar manfaat misalnya melalui riset untuk nanti dipublikasi, transfer ilmu ke teman-teman, dan tentunya membawa sisi-sisi baik dari Australia ke Indonesia,” pungkasnya.
(nnz)