Mahasiswa UI Ditantang Kembangkan Riset untuk Kedaulatan RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Petrus Tjandra menjadi narasumber pada Pengenalan Sistem Akademik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PSAF FMIPA) di Universitas Indonesia (UI). Acara ini mengusung tema “Peran dan Kontribusi FMIPA UI dalam Pengembangan Riset dan Peningkatan Nilai Sawit Indonesia”.
Menyambut HUT ke-78 RI, di hadapan mahasiswa Petrus Tjandra memaparkan, sandang, pangan dan papan di negara ini masih belum seutuhnya berdaulat. Padahal, seharusnya dimulai dari tangan peneliti-lah kedaulatan dapat diwujudkan dengan dukungan segala sumber daya alam yang ada.
“Besok kita merayakan kemerdekaan negara kita yang ke-78. Tapi hingga saat ini kita belum berdaulat sepenuhnya atas sandang pangan dan papan. Pakaian yang kita pakai berasal dari kapas yang 100 persen impor. Tergantung impor terus mau sampai kapan?," katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (17/8/2023).
Ia menjelaskan, dalam kapas berisi selulosa yang diolah menjadi fiber. Dalam satu hektar sawit itu bisa menghasilkan 31 ton biomassa dengan 34 persen di antaranya adalah selulosa.
Baca juga: Kisah Kartika, Anak Penjual Bubur Kacang Ijo Tembus Kedokteran Unair dengan KIP Kuliah
“Sehingga dibuat fiber gampang sekali. Karenanya kita tantang UI berpartisipasi dalam riset yang berguna untuk kepentingan bangsa ini,” tutur alumni UI ini.
Ia juga memaparkan bagaimana kondisi dinamis bangsa untuk menanggulangi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan masa depan.
“Berbagai persoalan di depan mata perlu solusi segera, agar tidak menimbulkan dampak yang lebih kompleks dan merugikan,” ujar pengusaha kelahiran Lampung.
Tidak hanya itu, terdapat dua potensi energi yang dapat dihasilkan dari kelapa sawit, yaitu Biodiesel dan bensin sawit.
Menurut Petrus Tjandra terkait sawit, Menko Marvest RI Luhut Panjaitan pernah menjelaskan di Davos Swiss beberapa waktu lalu, Indonesia bisa stop penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke BBM sawit di 2045.
Menyambut HUT ke-78 RI, di hadapan mahasiswa Petrus Tjandra memaparkan, sandang, pangan dan papan di negara ini masih belum seutuhnya berdaulat. Padahal, seharusnya dimulai dari tangan peneliti-lah kedaulatan dapat diwujudkan dengan dukungan segala sumber daya alam yang ada.
“Besok kita merayakan kemerdekaan negara kita yang ke-78. Tapi hingga saat ini kita belum berdaulat sepenuhnya atas sandang pangan dan papan. Pakaian yang kita pakai berasal dari kapas yang 100 persen impor. Tergantung impor terus mau sampai kapan?," katanya, dalam keterangan resmi, Kamis (17/8/2023).
Ia menjelaskan, dalam kapas berisi selulosa yang diolah menjadi fiber. Dalam satu hektar sawit itu bisa menghasilkan 31 ton biomassa dengan 34 persen di antaranya adalah selulosa.
Baca juga: Kisah Kartika, Anak Penjual Bubur Kacang Ijo Tembus Kedokteran Unair dengan KIP Kuliah
“Sehingga dibuat fiber gampang sekali. Karenanya kita tantang UI berpartisipasi dalam riset yang berguna untuk kepentingan bangsa ini,” tutur alumni UI ini.
Ia juga memaparkan bagaimana kondisi dinamis bangsa untuk menanggulangi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan masa depan.
“Berbagai persoalan di depan mata perlu solusi segera, agar tidak menimbulkan dampak yang lebih kompleks dan merugikan,” ujar pengusaha kelahiran Lampung.
Tidak hanya itu, terdapat dua potensi energi yang dapat dihasilkan dari kelapa sawit, yaitu Biodiesel dan bensin sawit.
Menurut Petrus Tjandra terkait sawit, Menko Marvest RI Luhut Panjaitan pernah menjelaskan di Davos Swiss beberapa waktu lalu, Indonesia bisa stop penggunaan bahan bakar fosil dan beralih ke BBM sawit di 2045.