Mahasiswa UI Ditantang Kembangkan Riset untuk Kedaulatan RI

Kamis, 17 Agustus 2023 - 19:15 WIB
loading...
A A A
Dalam hitung-hitungan pengusaha asal Teluk Betung Bandar Lampung ini, jika dirawat dengan sempurna, maka dalam satu hektar lahan bisa menghasilkan 30 hingga 36 ton tandan buah segar. “Tapi yang ada sekarang hanya 9 ton saja,” kata CEO Agro Investama ini.

Hal ini lantaran penanaman, perawatan dan panen tidak sesuai dengan prosedur yang baik. Misalnya, terkait bibit saja, harus mengambil dari pembuat benih agar menghasilkan sawit yang baik.

“Kerap kali saat terdesak kebutuhan maka buah yang masih mentah dipotong. Padahal kadar minyaknya baru 14 persen. Malah takut memetik saat matang karena petani khawatir busuk,” katanya.

Jika perawatan hingga panen dilakukan dengan sempurna saja, maka dalam satu hektare sawit bisa hasilkan 25 ton tandan buah segar sudah sangat baik.

“Misalnya 16 juta hektare lahan sawit saat ini dikali 25 ton tandan buah segar dikali kadar minyak 25 persen maka tercapai 100 juta ton minyak sawit. Bukan tidak mungkin apa yang beliau (Luhut,red) sampaikan terwujud,” kata pria yang mendaftar sebagai senator DPD RI Lampung ini.

Lantas bagaimana agar sawit yang dipetik benar-benar matang dan tidak ada kekhawatiran menjadi busuk ketika dikirim dari petani ke pabrik?

Solusi yang ditawarkan Petrus, pabrik harus lebih dekat dengan kebun. Sehingga memangkas jarak dan efesiensi waktu.

Dari sisi teknologi, pabrik juga harus meninggalkan sistem boiler dan beralih ke metode dry heated atau pengeringan dengan udara panas. Dengan menggunakan metode ini, menurutnya, bisa tidak menambah emisi gas rumah kaca.

Petrus Tjandra menutup pemaparan dengan mengajak para peneliti untuk mengambil peran dalam mewujudkan kedaulatan Republik Indonesia.

“Tapi, kalau saya meyakini para peneliti muda dari Indonesia termasuk dari Universitas Indonesia ini dapat mendukung target produksi 100 juta ton minyak sawit di tahun Indonesia Emas 2045,tanpa deforestasi dan tambahan emisi gas rumah kaca,” tutupnya.

Pada kesempatan yang sama, Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro juga memaparkan bahwa peneliti harus proaktif memublikasikan dan mempresentasikan hasil penelitiannya kepada pengusaha dan pemerintah supaya dapat diterapkan.

“Peneliti harus akrab dengan dunia swasta, seperti bapak Petrus Tjandra tadi, dengan (pelaku) industri, karena kalau kalian sibuk di lab, tapi hasilnya tidak pernah sampai ke industri, maka tidak akan ada orang yang merasakan manfaat dari hasil penelitian kalian (peneliti)” ujar anak bungsu dari rektor ke-6 Universitas Indonesia.

“Kami mahasiswa antusias mengikuti kegiatan ini terutama materi yang disampaikan Pak Petrus interaktif. Bahkan teman-teman yang di luar ruangan juga menyimak,” ujar Alexandra Samantha, mahasiswa FMIPA UI, di Aula Gedung Multidisiplin FMIPA UI pada Rabu (16/8/2023).

Lebih lanjut, Samantha selaku ketua pelaksana mengatakan pada kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (PSAF MIPA UI) bisa bermanfaat dan memberikan kontribusi melalui riset di bidang ilmu pengetahuan dan kelapa sawit.

“Semoga kegiatan hari ini bisa bermanfaat dan diresapi, harapannya kami bisa mencontoh apa yang dilakukan Pak Petrus Tjandra, dan melanjutkan perjalananannya dengan inovasi baru,” tandasnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1156 seconds (0.1#10.140)