Sejak Kapan Politeknik Ada di Indonesia? Begini Sejarahnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Politeknik merupakan salah satu jalur pendidikan vokasi di tingkat perguruan tinggi . Keberadaan politeknik yang kini makin diminati masyarakat diawali pembentukannya di Bandung.
Selama ini pendidikan vokasi kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Namun perlahan pandangan ini berubah sejak periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan revitalisasi pendidikan vokasi.
Tranformasi pendidikan vokasi dan juga politeknik di Indonesia semakin berkembang dengan dibentuknya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi(Kemendikbudristek).
Baca juga: UGM Cetak 50 Guru Besar Baru Periode Januari hingga Agustus 2023
Dikutip dari laman Ditjen Pendikan Vokasi, keberadaan politeknik di Indonesia telah ada sejak dibukanya Politeknik Mekanik Swiss di Bandung, Jawa Barat pada 1976. Politeknik ini menjadi model pendidikan politeknik di Indonesia.
Politeknik Mekanik Swiss dalam perkembangannya menjadi Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung. Pemerintah yang menilai pengembangan politeknik ini berhasil kemudian mengembangkan proyek yang dibiayai Bank Dunia.
Pada 1979 atau tiga tahun pasca berdirinya Politeknik Mekanik Swiss dibangunlah enam politeknik di sejumlah daerah seperti Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, dan juga Malang.
Sejak itu politeknik di Indonesia semakin berkembang. Tak hanya perguruan tinggi negeri namun juga politeknik swasta juga terus bertumbuhdi penjuru Tanah Air.
Baca juga: 3 Mahasiswa UMM Ini Lulus Kuliah Tanpa Skripsi, Kok Bisa?
Khusus yang berstatus negeri, ada 44 politeknik negeri di Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Pendirian politeknik salah satunya bertujuan untuk menghasilkan lulusan dengan kualifikasi sesuai dengan kebutuhan industri.
Jenjang pendidikan di politeknik yang bisa diikuti masyarakat ada Diploma 3 (D3), Sarjana Terapan (D4), Magister Terapan, dan juga Doktor Terapan.
Berbeda dengan universitas, sistem belajar mengajar dan kurikulum politeknik pun memiliki perbedaan dengan program pendidikan akademik. Pendidikan politeknik mengutamakan praktik dengan sistem perkuliahan serta menggunakan sistem paket yang disesuaikan sama seperti yang digunakan dalam industri.
Sistem paket dimaksudkan setiap mahasiswa wajib mengikuti semua mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum. Sistem paket diterjemahkan sebagai jumlah mata kuliah dengan total SKS per semester sehingga para mahasiswanya tidak perlu repot-repot lagi untuk mengatur mata kuliah yang akan diambil setiap semesternya.
Selama ini pendidikan vokasi kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Namun perlahan pandangan ini berubah sejak periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan revitalisasi pendidikan vokasi.
Tranformasi pendidikan vokasi dan juga politeknik di Indonesia semakin berkembang dengan dibentuknya Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi(Kemendikbudristek).
Baca juga: UGM Cetak 50 Guru Besar Baru Periode Januari hingga Agustus 2023
Sejarah Politeknik di Indonesia
Dikutip dari laman Ditjen Pendikan Vokasi, keberadaan politeknik di Indonesia telah ada sejak dibukanya Politeknik Mekanik Swiss di Bandung, Jawa Barat pada 1976. Politeknik ini menjadi model pendidikan politeknik di Indonesia.
Politeknik Mekanik Swiss dalam perkembangannya menjadi Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung. Pemerintah yang menilai pengembangan politeknik ini berhasil kemudian mengembangkan proyek yang dibiayai Bank Dunia.
Pada 1979 atau tiga tahun pasca berdirinya Politeknik Mekanik Swiss dibangunlah enam politeknik di sejumlah daerah seperti Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, dan juga Malang.
Sejak itu politeknik di Indonesia semakin berkembang. Tak hanya perguruan tinggi negeri namun juga politeknik swasta juga terus bertumbuhdi penjuru Tanah Air.
Baca juga: 3 Mahasiswa UMM Ini Lulus Kuliah Tanpa Skripsi, Kok Bisa?
Khusus yang berstatus negeri, ada 44 politeknik negeri di Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Pendirian politeknik salah satunya bertujuan untuk menghasilkan lulusan dengan kualifikasi sesuai dengan kebutuhan industri.
Jenjang Pendidikan Politeknik
Jenjang pendidikan di politeknik yang bisa diikuti masyarakat ada Diploma 3 (D3), Sarjana Terapan (D4), Magister Terapan, dan juga Doktor Terapan.
Berbeda dengan universitas, sistem belajar mengajar dan kurikulum politeknik pun memiliki perbedaan dengan program pendidikan akademik. Pendidikan politeknik mengutamakan praktik dengan sistem perkuliahan serta menggunakan sistem paket yang disesuaikan sama seperti yang digunakan dalam industri.
Sistem paket dimaksudkan setiap mahasiswa wajib mengikuti semua mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum. Sistem paket diterjemahkan sebagai jumlah mata kuliah dengan total SKS per semester sehingga para mahasiswanya tidak perlu repot-repot lagi untuk mengatur mata kuliah yang akan diambil setiap semesternya.
(nnz)