Dosen IPB Ramu Bawang Dayak Jadi Minuman Pengontrol Gula Darah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Diabetes melitus menjadi salah satu penyakit kronis yang menyumbang angka kematian tertinggi di Indonesia. Untuk pengobatan, sudah banyak masyarakat yang memakai bahan tradisional untuk membantu penyembuhannya.
Salah satunya adalah bawang Dayak yang terkenal lama digunakan suku Dayak sebagai obat tradisional. Dosen IPB University dari Sekolah Vokasi, Dr Andi Early Febrinda mengatakan telah ada penelitian yang membongkar potensi bawang dayak sebagai pangan fungsional antidiabetes.
Bawang dayak merupakan yang memiliki bentuk tidak berbeda jauh dari bawang merah biasa, tetapi memiliki ukuran umbi lebih kecil, warna merahnya lebih menyala, dan permukaan kulitnya lebih licin.
“Bawang dayak dapat diformulasikan sebagai minuman antidiabetes serta memiliki khasiat antioksidan dan antihiperglikemik,” ujarnya, melalui siaran pers, Kamis (31/8/2023).
Baca juga: Ingin Menjadi Pilot? Berikut 4 Sekolah Penerbangan Terbaik di Dunia
Ia bersama timnya berhasil menyulap bawang dayak menjadi minuman fungsional antidiabetes bernama Fresh up Day. Ia menuturkan, khasiat antihiperglikemik di dalamnya dapat menurunkan glukosa darah secara signifikan dan meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik.
Formulasi minuman mengandung bawang dayak dinilai akan cocok bagi penderita diabetes melitus. Tepatnya ditargetkan bagi konsumen usia dewasa muda yakni di atas 30 tahun.
“Berdasarkan hasil uji biokimia dan uji khasiat, produk minuman antidiabetes bawang dayak dalam bentuk sediaan serbuk instan, ready to drink, varian kayu manis dan sereh dapur terbukti memiliki khasiat antidiabetes yaitu mengontrol kadar glukosa darah tikus IGT (Impaired Glucose Tolerant) dengan nilai rata-rata kadar glukosa darah puasa antara 114 sampai 141 milligram per deciliter,” ujarnya.
Baca juga: Kapan Penghapusan Skripsi sebagai Syarat Kelulusan Mulai Berlaku?
Dosen IPB University itu melanjutkan, minuman ini ditargetkan juga bagi percepatan penurunan stunting. Prevalensi stunting pada anak penderita diabetes tergolong tinggi.
“Orang dewasa yang mengalami stunting pada masa kanak-kanak cenderung mengakumulasi lebih sedikit massa tanpa lemak dan memiliki lemak subkutan serta profil lemak visceral yang lebih tinggi, kondisi ini dapat berkembang lebih lanjut menjadi profil kardiometabolik negatif,” lanjut dia.
Minuman tersebut, katanya, dinilai dapat membantu pencegahan perkembangan penyakit diabetes sehingga tidak diturunkan ke anak. Dengan penambahan jahe, serai, dan asam jawa juga ditujukan untuk menutupi rasa bawang dan memberikan rasa yang lebih dapat diterima oleh konsumen.
Salah satunya adalah bawang Dayak yang terkenal lama digunakan suku Dayak sebagai obat tradisional. Dosen IPB University dari Sekolah Vokasi, Dr Andi Early Febrinda mengatakan telah ada penelitian yang membongkar potensi bawang dayak sebagai pangan fungsional antidiabetes.
Bawang dayak merupakan yang memiliki bentuk tidak berbeda jauh dari bawang merah biasa, tetapi memiliki ukuran umbi lebih kecil, warna merahnya lebih menyala, dan permukaan kulitnya lebih licin.
“Bawang dayak dapat diformulasikan sebagai minuman antidiabetes serta memiliki khasiat antioksidan dan antihiperglikemik,” ujarnya, melalui siaran pers, Kamis (31/8/2023).
Baca juga: Ingin Menjadi Pilot? Berikut 4 Sekolah Penerbangan Terbaik di Dunia
Ia bersama timnya berhasil menyulap bawang dayak menjadi minuman fungsional antidiabetes bernama Fresh up Day. Ia menuturkan, khasiat antihiperglikemik di dalamnya dapat menurunkan glukosa darah secara signifikan dan meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik.
Formulasi minuman mengandung bawang dayak dinilai akan cocok bagi penderita diabetes melitus. Tepatnya ditargetkan bagi konsumen usia dewasa muda yakni di atas 30 tahun.
“Berdasarkan hasil uji biokimia dan uji khasiat, produk minuman antidiabetes bawang dayak dalam bentuk sediaan serbuk instan, ready to drink, varian kayu manis dan sereh dapur terbukti memiliki khasiat antidiabetes yaitu mengontrol kadar glukosa darah tikus IGT (Impaired Glucose Tolerant) dengan nilai rata-rata kadar glukosa darah puasa antara 114 sampai 141 milligram per deciliter,” ujarnya.
Baca juga: Kapan Penghapusan Skripsi sebagai Syarat Kelulusan Mulai Berlaku?
Dosen IPB University itu melanjutkan, minuman ini ditargetkan juga bagi percepatan penurunan stunting. Prevalensi stunting pada anak penderita diabetes tergolong tinggi.
“Orang dewasa yang mengalami stunting pada masa kanak-kanak cenderung mengakumulasi lebih sedikit massa tanpa lemak dan memiliki lemak subkutan serta profil lemak visceral yang lebih tinggi, kondisi ini dapat berkembang lebih lanjut menjadi profil kardiometabolik negatif,” lanjut dia.
Minuman tersebut, katanya, dinilai dapat membantu pencegahan perkembangan penyakit diabetes sehingga tidak diturunkan ke anak. Dengan penambahan jahe, serai, dan asam jawa juga ditujukan untuk menutupi rasa bawang dan memberikan rasa yang lebih dapat diterima oleh konsumen.
(nnz)