Sekolah Swasta Bertaraf Internasional Ini Siap Cetak Pemimpin Transformatif
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekolah menjadi tempat untuk menyiapkan anak-anak yang kreatif, kritis, dan dapat membangun konektivitas. Sehingga hasilnya dapat mencetak para pemimpin masa depan dengan karakter yang kuat.
Dalam hal ini HOPE Academy terus membuktikan komitmen nyata dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Pada Kamis (31/8/2023), HOPE Academy pun melakukan pengembangan pembangunan sekolah ke kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Teluknaga, Tangerang.
Sekolah Kristen bertaraf internasional di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) ini menggelar Groundbreaking Ceremony atau peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan HOPE Academy PIK 2.
Jonathan L. Parapak, Ketua YPPH yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH) menyatakan kegembiraannya dan berterima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung pembangunan HOPE Academy PIK 2.
Baca juga: Ini Beda Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum Sebelumnya, Lebih Baik Mana?
“Kita harus menyiapkan putra-putri yang kreatif, yang mampu berpikir kristis, dan yang dapat membangun konektivitas. Di Yayasan Pendidikan Pelita Harapan salah satu yang utama adalah yang benar-benar percaya kepada Tuhan," katanya, melalui siaran pers, Kamis (31/8/2023).
"Karena itulah kita selalu berbicara tentang holistik, serta transformative education yang berpusat pada Kristus. Inilah yang menjadi tujuan kita, sehingga di HOPE Academy PIK 2 ini kita harapkan menjadi pusat untuk melahirkan para pemimpin masa depan,” lanjutnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kemenag Dr. Jeane Marie Tulung menyambut baik upaya YPPH yang terus memajukan Indonesia melalui sektor pendidikan.
”Bagi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, YPPH termasuk yayasan pioneer yang bekerja dengan cara yang tidak biasa, tetapi secara visioner, komprehensif, dan multi jenjang," terangnya.
Menurutnya, pendidikan transformatif sekaligus religius yang menjadi fokus layanan pendidikan YPPH dengan iman kepada Tuhan, merupakan nilai-nilai fundamental yang mencerminkan keinginan untuk membentuk individu yang memiliki karakter kuat dalam dimensi moralitas dan komitmen spiritual.
Baca juga: Ajang Kolaboratif Implementasi SPBE, Kemendikbudristek Gelar Bug Bounty Competition 2023
Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham Cahyo Rahadian Muzhar mengatakan, sekolah bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga ruang di mana generasi muda membentuk karakter dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan.
Ketua YPPH yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH) Jonathan L. Parapak menyatakan kegembiraannya dan berterima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung pembangunan HOPE Academy PIK 2.
“Kita harus menyiapkan putra-putri yang kreatif, yang mampu berpikir kristis, dan yang dapat membangun konektivitas. Di Yayasan Pendidikan Pelita Harapan salah satu yang utama adalah yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Karena itulah kita selalu berbicara tentang holistik, serta transformative education yang berpusat pada Kristus," ujarnya.
"Inilah yang menjadi tujuan kita, sehingga di HOPE Academy PIK 2 ini kita harapkan menjadi pusat untuk melahirkan para pemimpin masa depan,” lanjut Jonathan.
Pendiri dan Ketua Pembina YPPH, Dr. (HC) James T. Riady berharap HOPE Academy dapat memberikan kontribusi yang unik, yaitu pengetahuan yang mencari kebenaran, mencari keadilan, serta mencari realita kebenaran berlandaskan Tuhan.
Dalam hal ini, James menyoroti tantangan yang akan dihadapi generasi mendatang, khususnya isu gender atau Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Ia pun berharap, “Semoga murid-murid lulusan dari sini bukan hanya berhasil di dunia, tetapi berhasil secara holistik, menjadi manusia yang beriman, takut akan Tuhan, dan berguna di tengah masyarakat.”
Direktur Eksekutif YPPH, Stephanie Riady mengatakan sesuai dengan visi dan misi YPPH, HOPE Academy akan berkontribusi maksimal dalam memberi dampak bagi bangsa lewat pendidikan.
Dalam kesempatan itu, ia memaparkan bahwa YPPH telah menghadirkan 52 sekolah, baik berbasis nasional maupun internasional dan satu universitas yang tersebar mulai dari Nias, Sumatra Utara, hingga pegunungan Papua; dengan 4500 tenaga pendidik serta pendukung administratif.
Ia melanjutkan, keunggulan HOPE Academy adalah pendidikan yang bukan berdasarkan penghafalan, tetapi pendidikan yang menggunakan sistem belajar interdisipliner, di mana mata pelajaran tidak terkotak-kotak, melainkan mengintegrasikan semua bidang menjadi unit dan proyek yang lintas subjek.
Baca juga: 40 Contoh Pantun, Bisa Dijadikan Referensi Belajar!
Ia juga menambahkan, pembangunan HOPE Academy PIK 2 akan diupayakan berjalan lancar dan tepat waktu, sehingga dapat selesai pada awal tahun 2025. Sesuai rencana, kegiatan belajar mengajar di HOPE Academy PIK 2 akan siap dimulai untuk tahun akademik 2025/2026.
Head of School HOPE Academy Recky Rendy menambahkan, sekolahnya mengedepankan pendidikan Kristen yang holistik, HOPE Academy berkomitmen untuk mendidik anak bukan hanya secara akademis tetapi juga social, emotional, physical and spiritual.
"Dengan menggandeng kurikulum International Baccalaureate (IB), kami memperlengkapi anak-anak dengan 21st century
mindset, yaitu pemikiran yang internasional serta kritis agar mereka bukan hanya siap menghadapi masa depan, tetapi juga siap membentuk masa depan," pungkasnya.
HOPE Academy PIK 2 akan dibangun di atas lahan seluas 15.000 meter persegi dengan konsep Sustainable and Green dan memiliki desain rancangan arsitektur yang ramah lingkungan.
Dilengkapi dengan beragam fasilitas yang up to date untuk mendukung pembelajaran para anak didik, mulai dari music studio, art studio, cooking studio, pottery studio, hingga makerspace.
Dalam hal ini HOPE Academy terus membuktikan komitmen nyata dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Pada Kamis (31/8/2023), HOPE Academy pun melakukan pengembangan pembangunan sekolah ke kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2, Teluknaga, Tangerang.
Sekolah Kristen bertaraf internasional di bawah naungan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) ini menggelar Groundbreaking Ceremony atau peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan HOPE Academy PIK 2.
Jonathan L. Parapak, Ketua YPPH yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH) menyatakan kegembiraannya dan berterima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung pembangunan HOPE Academy PIK 2.
Baca juga: Ini Beda Kurikulum Merdeka Belajar dan Kurikulum Sebelumnya, Lebih Baik Mana?
“Kita harus menyiapkan putra-putri yang kreatif, yang mampu berpikir kristis, dan yang dapat membangun konektivitas. Di Yayasan Pendidikan Pelita Harapan salah satu yang utama adalah yang benar-benar percaya kepada Tuhan," katanya, melalui siaran pers, Kamis (31/8/2023).
"Karena itulah kita selalu berbicara tentang holistik, serta transformative education yang berpusat pada Kristus. Inilah yang menjadi tujuan kita, sehingga di HOPE Academy PIK 2 ini kita harapkan menjadi pusat untuk melahirkan para pemimpin masa depan,” lanjutnya.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen Kemenag Dr. Jeane Marie Tulung menyambut baik upaya YPPH yang terus memajukan Indonesia melalui sektor pendidikan.
”Bagi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen, YPPH termasuk yayasan pioneer yang bekerja dengan cara yang tidak biasa, tetapi secara visioner, komprehensif, dan multi jenjang," terangnya.
Menurutnya, pendidikan transformatif sekaligus religius yang menjadi fokus layanan pendidikan YPPH dengan iman kepada Tuhan, merupakan nilai-nilai fundamental yang mencerminkan keinginan untuk membentuk individu yang memiliki karakter kuat dalam dimensi moralitas dan komitmen spiritual.
Baca juga: Ajang Kolaboratif Implementasi SPBE, Kemendikbudristek Gelar Bug Bounty Competition 2023
Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Kemenkumham Cahyo Rahadian Muzhar mengatakan, sekolah bukan hanya tempat untuk belajar, tetapi juga ruang di mana generasi muda membentuk karakter dan mempersiapkan diri menghadapi masa depan.
Ketua YPPH yang juga menjabat sebagai Rektor Universitas Pelita Harapan (UPH) Jonathan L. Parapak menyatakan kegembiraannya dan berterima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung pembangunan HOPE Academy PIK 2.
“Kita harus menyiapkan putra-putri yang kreatif, yang mampu berpikir kristis, dan yang dapat membangun konektivitas. Di Yayasan Pendidikan Pelita Harapan salah satu yang utama adalah yang benar-benar percaya kepada Tuhan. Karena itulah kita selalu berbicara tentang holistik, serta transformative education yang berpusat pada Kristus," ujarnya.
"Inilah yang menjadi tujuan kita, sehingga di HOPE Academy PIK 2 ini kita harapkan menjadi pusat untuk melahirkan para pemimpin masa depan,” lanjut Jonathan.
Pendiri dan Ketua Pembina YPPH, Dr. (HC) James T. Riady berharap HOPE Academy dapat memberikan kontribusi yang unik, yaitu pengetahuan yang mencari kebenaran, mencari keadilan, serta mencari realita kebenaran berlandaskan Tuhan.
Dalam hal ini, James menyoroti tantangan yang akan dihadapi generasi mendatang, khususnya isu gender atau Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT).
Ia pun berharap, “Semoga murid-murid lulusan dari sini bukan hanya berhasil di dunia, tetapi berhasil secara holistik, menjadi manusia yang beriman, takut akan Tuhan, dan berguna di tengah masyarakat.”
Direktur Eksekutif YPPH, Stephanie Riady mengatakan sesuai dengan visi dan misi YPPH, HOPE Academy akan berkontribusi maksimal dalam memberi dampak bagi bangsa lewat pendidikan.
Dalam kesempatan itu, ia memaparkan bahwa YPPH telah menghadirkan 52 sekolah, baik berbasis nasional maupun internasional dan satu universitas yang tersebar mulai dari Nias, Sumatra Utara, hingga pegunungan Papua; dengan 4500 tenaga pendidik serta pendukung administratif.
Ia melanjutkan, keunggulan HOPE Academy adalah pendidikan yang bukan berdasarkan penghafalan, tetapi pendidikan yang menggunakan sistem belajar interdisipliner, di mana mata pelajaran tidak terkotak-kotak, melainkan mengintegrasikan semua bidang menjadi unit dan proyek yang lintas subjek.
Baca juga: 40 Contoh Pantun, Bisa Dijadikan Referensi Belajar!
Ia juga menambahkan, pembangunan HOPE Academy PIK 2 akan diupayakan berjalan lancar dan tepat waktu, sehingga dapat selesai pada awal tahun 2025. Sesuai rencana, kegiatan belajar mengajar di HOPE Academy PIK 2 akan siap dimulai untuk tahun akademik 2025/2026.
Head of School HOPE Academy Recky Rendy menambahkan, sekolahnya mengedepankan pendidikan Kristen yang holistik, HOPE Academy berkomitmen untuk mendidik anak bukan hanya secara akademis tetapi juga social, emotional, physical and spiritual.
"Dengan menggandeng kurikulum International Baccalaureate (IB), kami memperlengkapi anak-anak dengan 21st century
mindset, yaitu pemikiran yang internasional serta kritis agar mereka bukan hanya siap menghadapi masa depan, tetapi juga siap membentuk masa depan," pungkasnya.
HOPE Academy PIK 2 akan dibangun di atas lahan seluas 15.000 meter persegi dengan konsep Sustainable and Green dan memiliki desain rancangan arsitektur yang ramah lingkungan.
Dilengkapi dengan beragam fasilitas yang up to date untuk mendukung pembelajaran para anak didik, mulai dari music studio, art studio, cooking studio, pottery studio, hingga makerspace.
(nnz)