Mahasiswa ITS Kembangkan Aplikasi KardiaQ untuk Deteksi Kesehatan Jantung

Jum'at, 08 September 2023 - 13:05 WIB
loading...
Mahasiswa ITS Kembangkan...
Tampilan aplikasi KardiaQ, rancangan sivitas akademika ITS, di ponsel pengguna. Foto/Humas ITS.
A A A
JAKARTA - Mahasiswa ITS Frans Rizal Agustiyanto mengembangkan aplikasi untuk pemantau kesehatan jantung yang ramah pengguna. Deteksi dini jantung memang diperlukan karena Kemenkes menyatakan setiap 60 detik seseorang meninggal karena penyakit jantung .

Mahasiswa program doktor Departemen Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember ini mengembangkan aplikasi yang diberi nama KardiaQ. “Melalui aplikasi KardiaQ ini, masyarakat dapat memantau kesehatan jantung dalam waktu singkat di rumah masing-masing,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (8/9/2023).

Dia menerangkan, aplikasi yang tersedia pada ponsel berbasis Android dan iOS ini juga sangat mudah dioperasikan. Dengan berada di tempat yang stabil, ponsel yang sudah terpasang aplikasi KardiaQ diletakkan secara horisontal tepat di daerah dada sebelah kiri.

Baca juga: Kampus dengan Jurusan Politik Terbaik di Asia Menurut QS WUR 2023 Beserta Total Skornya

Lalu tombol berbentuk hati di aplikasi ditekan dan pengguna harus menahan nafas selama 15 detik hingga mendengar bunyi dering. “Selama pembacaan detak jantung, pengguna tidak dianjurkan bergerak agar hasil pembacaan lebih akurat,” sarannya.

Hasil pembacaan KardiaQ akan berupa seismocardiography (SCG) dan phonocardiography (PCG). Sinyal SCG dan PCG tersebut merupakan kondisi komponen jantung dan keluarannya berupa detak jantung dalam satuan beat per minute (bpm). Hasil ini diukur dari getaran-getaran harmonik yang terdeteksi oleh sensor akselerometer pada ponsel.

Sinyal getarnya kemudian diproses menjadi sinyal SCG dan FCG. “Kondisi jantung normal berada di rentang 60 - 120 bpm,” terang alumnus S1 Fisika dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.

PCG adalah rekaman suara yang dihasilkan oleh jantung selama siklus detak jantung. Hasil rekaman tersebut berasal dari suara detakan jantung dan suara-suara tambahan yang dihasilkan oleh aliran darah melalui struktur jantung.

Dari rekaman tersebut, dokter biasanya menganalisis pola bunyi jantung dan mendeteksi masalah jantung. Sementara itu, bacaan grafik sinyal SCG sendiri digunakan untuk mendiagnosis masalah jantung seperti gangguan irama atau kelemahan kontraksi.

Baca juga: Universitas Jember Siap Berlakukan Skripsi Tidak Wajib Lagi Tahun Depan

Setelah meneliti lebih lanjut terkait SCG dan PCG, ungkap lelaki kelahiran 1979 mendapatkan validasi bahwa alat ukur fonokardiografi dan seismokardiometer memanfaatkan sensor akselerometer untuk membaca kondisi jantung manusia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5120 seconds (0.1#10.140)