Dorong Dosen Muda, ITB Targetkan 1.000 Publikasi Bereputasi Tinggi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Institut Teknologi Bandung (ITB) mendorong dosen muda aktif menghasilkan karya ilmiah atau riset terindex jurnal bereputasi dengan penilaian tinggi. Tahun ini, ITB menargetkan 1.000 publikasi karya ilmiah terindex.
Sekretaris LPPM Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Deny Willy Junaidy mengatakan, pihaknya terus mendorong budaya ilmiah terutama bagi para dosen muda dengan usia di bawah 35 tahun. Mereka didorong menghasilkan riset berkualitas namun terindex jurnal bereputasi.
"Karya ilmiah di ITB memang cenderung naik tapi tidak pesat, karena secara jumlah dosen juga terbatas. Tapi sampai tahun 2024 kami menargetkan 1000 publikasi terindeks dengan nilai tinggi. Kami fokus mengejar kualitas, bukan kuantitas," katanya, dikutip Jumat (22/9/2023).
Baca juga: Wapres Berharap UI Lahirkan Pemimpin Berkarakter Baik, Bertakwa, dan Amanah
Untuk membudayakan penelitian di ITB, kata dia, setiap tahun pihaknya rutin menggelar acara Gebyar Budaya Ilmiah Unggul disertai Workshop dan Pameran. Tahun ini, mengangkat dengan tema “Menuju Budaya Ilmiah Unggul : Capaian Riset dan Inovasi Saat Ini serta Strategi ke Depan".
"Nah itu kita budayakan dan rutinkan acaranya setiap tahun. Di kegiatan ini, kami juga memberi penghargaan kepada para dosen muda yang usianya di bawah 35 tahun yang publikasi di Kuartal satu indeksnya itu tinggi," katanya.
Dosen muda ini sangat produktif sekali. Oleh karena itu, pihaknya memberikan 10 penghargaan setiap tahun berdasarkan dari jumlah kuantitas publikasi yang paling tinggi tingkatnya.
Baca juga: Kolaborasi Yayasan Attaqwa dan UMJ Latih Calon Satgas Antikekerasan di Satuan Pendidikan
"Biasanya kita memberikan penghargaan kepada peneliti muda yang paling tinggi. Artinya dia di jurnal-jurnal bereputasi. Kami berikan penghargaan dan memilih berdasarkan seleksi," katanya.
Selain itu, kata dia, ITB juga menggelar kegiatan pengabdian masyarakat. Yakni, mengimplementasi hasil penelitian bukan hanya dipublikasikan saja. Tahun ini, pihaknya telah melaksanakan 200 kegiatan pengabdian masyarakat. Yakni, menerapkan teknologi di daerah 3T wilayah Indonesia Barat dan Timur.
"Kami bekerja sama dengan Kemendesa kita ngebor air kedalaman 100 meter di daerah terpencil. Kami, menerapkan teknologi untuk membangun sumber air bersih di daerah krisis air di seluruh Indonesia," katanya.
Selain itu, kata dia, ITB membantu digitalisasi ekonomi, ketahanan pangan, industri kreatif juga membangun desa-desa pariwisata. Pihaknya juga menerapkan teknologi solar panel di lokasi tersebut tapi yang unik di strategi perawatan tahun 2024.
Lihat Juga: Kimberly Tanus, Mahasiswi ITB Jurusan Teknik Fisika yang Meninggal di Kamar Kosan Bandung
Sekretaris LPPM Bidang Pengabdian kepada Masyarakat Deny Willy Junaidy mengatakan, pihaknya terus mendorong budaya ilmiah terutama bagi para dosen muda dengan usia di bawah 35 tahun. Mereka didorong menghasilkan riset berkualitas namun terindex jurnal bereputasi.
"Karya ilmiah di ITB memang cenderung naik tapi tidak pesat, karena secara jumlah dosen juga terbatas. Tapi sampai tahun 2024 kami menargetkan 1000 publikasi terindeks dengan nilai tinggi. Kami fokus mengejar kualitas, bukan kuantitas," katanya, dikutip Jumat (22/9/2023).
Baca juga: Wapres Berharap UI Lahirkan Pemimpin Berkarakter Baik, Bertakwa, dan Amanah
Untuk membudayakan penelitian di ITB, kata dia, setiap tahun pihaknya rutin menggelar acara Gebyar Budaya Ilmiah Unggul disertai Workshop dan Pameran. Tahun ini, mengangkat dengan tema “Menuju Budaya Ilmiah Unggul : Capaian Riset dan Inovasi Saat Ini serta Strategi ke Depan".
"Nah itu kita budayakan dan rutinkan acaranya setiap tahun. Di kegiatan ini, kami juga memberi penghargaan kepada para dosen muda yang usianya di bawah 35 tahun yang publikasi di Kuartal satu indeksnya itu tinggi," katanya.
Dosen muda ini sangat produktif sekali. Oleh karena itu, pihaknya memberikan 10 penghargaan setiap tahun berdasarkan dari jumlah kuantitas publikasi yang paling tinggi tingkatnya.
Baca juga: Kolaborasi Yayasan Attaqwa dan UMJ Latih Calon Satgas Antikekerasan di Satuan Pendidikan
"Biasanya kita memberikan penghargaan kepada peneliti muda yang paling tinggi. Artinya dia di jurnal-jurnal bereputasi. Kami berikan penghargaan dan memilih berdasarkan seleksi," katanya.
Selain itu, kata dia, ITB juga menggelar kegiatan pengabdian masyarakat. Yakni, mengimplementasi hasil penelitian bukan hanya dipublikasikan saja. Tahun ini, pihaknya telah melaksanakan 200 kegiatan pengabdian masyarakat. Yakni, menerapkan teknologi di daerah 3T wilayah Indonesia Barat dan Timur.
"Kami bekerja sama dengan Kemendesa kita ngebor air kedalaman 100 meter di daerah terpencil. Kami, menerapkan teknologi untuk membangun sumber air bersih di daerah krisis air di seluruh Indonesia," katanya.
Selain itu, kata dia, ITB membantu digitalisasi ekonomi, ketahanan pangan, industri kreatif juga membangun desa-desa pariwisata. Pihaknya juga menerapkan teknologi solar panel di lokasi tersebut tapi yang unik di strategi perawatan tahun 2024.
Lihat Juga: Kimberly Tanus, Mahasiswi ITB Jurusan Teknik Fisika yang Meninggal di Kamar Kosan Bandung
(nnz)