NU Juga Putuskan Tak Ikut POP Kemendikbud Tahun Ini
loading...

Foto/ilustrasi.ist
A
A
A
JAKARTA - Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama (LP Ma’arif NU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memutuskan untuk tidak bergabung dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Ketua LP Ma’arif NU PBNU Z Arifin Junaidi mengatakan, keputusan tersebut diputuskan di Jakarta pada Selasa (4/8/2020). Pernyataan sikap LP Ma’arif NU PBNU tersebut diambil berkaitan dengan perkembangan POP Kemendikbud dalam beberapa hari terakhir.
(Baca: Muhammadiyah Putuskan Tak Ikut Program Organisasi Penggerak Kemendikbud)
Selain memutuskan untuk tidak mengikuti POP tahun ini, dalam pernyataan sikapnya, LP Ma’arif NU PBNU juga meminta kepada Kemendikbud untuk mematangkan konsep POP dan menunda pelaksanaannya tahun depan. ”LP Ma’arif PBNU mempertimbangkan untuk bergabung dalam POP tahun depan, setelah mempelajari dan mencermati revisi konsep POP,” tutur Arifin Junaidi dalam keterangan tertulis, Selasa (4/8/2020).
Menurutnya, apabila Kemendikbud memaksakan POP dilaksanakan tahun ini maka LP Ma’arif NU PBNU menyatakan tidak bergabung. Kendati begitu, tahun ini LP Ma’arif NU PBNU tetap melaksanakan peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru, serta inovasi pendidikan secara mandiri. ”Karena dilaksanakan secara mandiri maka LP Ma’arif NU PBNU meminta kepada Kemendikbud untuk tidak mencantumkan LP Ma’arif NU PBNU dalam daftar POP tahun ini,” pungkasnya.
Ketua LP Ma’arif NU PBNU Z Arifin Junaidi mengatakan, keputusan tersebut diputuskan di Jakarta pada Selasa (4/8/2020). Pernyataan sikap LP Ma’arif NU PBNU tersebut diambil berkaitan dengan perkembangan POP Kemendikbud dalam beberapa hari terakhir.
(Baca: Muhammadiyah Putuskan Tak Ikut Program Organisasi Penggerak Kemendikbud)
Selain memutuskan untuk tidak mengikuti POP tahun ini, dalam pernyataan sikapnya, LP Ma’arif NU PBNU juga meminta kepada Kemendikbud untuk mematangkan konsep POP dan menunda pelaksanaannya tahun depan. ”LP Ma’arif PBNU mempertimbangkan untuk bergabung dalam POP tahun depan, setelah mempelajari dan mencermati revisi konsep POP,” tutur Arifin Junaidi dalam keterangan tertulis, Selasa (4/8/2020).
Menurutnya, apabila Kemendikbud memaksakan POP dilaksanakan tahun ini maka LP Ma’arif NU PBNU menyatakan tidak bergabung. Kendati begitu, tahun ini LP Ma’arif NU PBNU tetap melaksanakan peningkatan kapasitas kepala sekolah dan guru, serta inovasi pendidikan secara mandiri. ”Karena dilaksanakan secara mandiri maka LP Ma’arif NU PBNU meminta kepada Kemendikbud untuk tidak mencantumkan LP Ma’arif NU PBNU dalam daftar POP tahun ini,” pungkasnya.
Lihat Juga :